"Sudah ingat rumah?" Tanya seorang lelaki dengan nada meledek pada wanita yang tengah merebahkan diri di sofa, terlihat lemas dan tak bertenaga meskipun tak mengurangi aura berani yang ada pada dirinya.
Im Jaebum nama si lelaki, sosok yang lebih akrab di sapa JB itu mendekat pada Lisa -gadis yang ia ledek- dengan satu botol bir di tangannya lantas menggeser gadis itu agar menepi dan ia bisa ikut duduk di sofa kusam milik mereka.
"Sudah ku bilang anak mama seperti mu tak cocok dengan kehidupan seperti ini." Ucap Jaebum lagi, menyodorkan botol minuman yang langsung Lisa tepis. Gadis itu terpaksa duduk sebelum Jaebum lebih dulu menindih tubuh kecil dengan badan besar miliknya.
"Kau bau." Cibir Lisa, namun tak urung menempelkan badannya di punggung si pria, memeluk dari belakang lelaki berambut panjang dan memiliki banyak piercing di wajahnya itu.
Ia tak pernah lebih gila dari ini, memilih kabur dari rumah kaku bagai neraka tiga tahun lalu dan bertemu lelaki urakan yang sialnya cukup tampan dan cakap, sampai Lisa mengikuti dan tak mau jauh darinya.
Jaebum berdecak, sikap seperti ini tak cocok untuk Lisa. Meskipun wanita ini memang sesekali melakukan rengekan manja yang membuat pusing. Jaebum tak mau ambil terlalu memikirkan, memilih menghabiskan sisa bir yang tinggal setengah lantas menoleh pada Lisa. Ia cukup senang akhir-akhir ini gadis itu tak suka minum mungkin karena datang bulan, Jaebum tak tahu, yang jelas persediaan alkohol di apartemen mereka jadi jauh lebih hemat.
Kedua tangannya menangkup wajah Lisa, memperhatikan dengan seksama sebelum mulai melumat bibir yang dari awal pertama harus ia akui begitu menggoda, lebih membahagiakan karena fakta selama ini hanya ia seorang yang dapat menyentuh bahkan menyetubuhi Lisa membuatnya senang, hubungan mereka memang rumit tapi begitu menyenangkan.
Tubuh Lisa semakin hangat, sepertinya gadis itu benar-benar tak enak badan membuat ia melepaskan ciuman dan menyeka Saliva mereka berdua, Lisa masih terengah dengan mata sayu menatap pria di depannya.
"Aku akan berhenti jadi jangan menatap ku dengan mata seperti itu anak nakal." Jika biasanya Lisa tak terima jika Jaebum mengatakan hal itu, kali ini ia lebih memilih mengangguk dan merebahkan diri di dada bidang si pria.
Lelaki itu sadar Lisa tengah di dalam kondisi tak baik, ia tahu jika tenaga gadis bar-bar ini bahkan tak sampai setengah dari biasanya, namun suhu badan yang panas, tubuh menempel, dan pakaian minim menimbulkan hal lain pada diri Jaebum. Ia mulai meraba punggung Lisa perlahan semakin menanjak dan berakhir dengan menggenggam payudaranya.
Lisa melenguh, lalu melepaskan tangan JB sembari kembali bangkit.
"Kau sudah janji sialan!" Ucapannya kesal. Ia tak suka saat pemuda itu mengingkari ucapannya.
"Hanya sebentar." Jawab si pemuda ringan, meraih pundak Lisa untuk menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher wanita itu lantas menghisapnya sampai berbekas.
"Aku tak mau." Tolak Lisa, membuat Jaebum berhenti dan mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa?" Tanya si pria sembari membereskan rambut Lisa.
Wanita di depannya memalingkan wajah sembari menggigit bibir yang sontak Jaebum hentikan, tak mau salah satu bagian kesayangannya terluka.
"Aku hamil." Jawab Lisa pelan, ia langsung menunduk dan memejamkan mata takut dengan reaksi pria itu, hidup mereka selama ini tak terlalu sulit karena pekerjaan serabutan yang sering datang, tapi ini soal nyawa baru dan lingkungan keduanya terlampau keras nan kotor, tak pernah cocok untuk bayi.
Jaebum terdiam dengan tangan melayang di udara, tubuhnya seketika kaku dan bingung, dari semua rencana hidupnya menjadi seorang ayah tak pernah menjadi pilihan, pria itu menghela nafas dan semua sikap aneh Lisa masuk akal sekarang.
"Sudah berapa lama?" Tanyanya lagi. Ia beranjak dari ruang tengah dan membawa tas lusuh yang biasa ia bawa saat menjadi DJ.
"Dua minggu." Jawab Lisa, Jaebum mengangguk tanda mengerti.
"Minum itu." Si pria menyimpan pil berwarna merah muda yang membuat Lisa membulatkan matanya, ia tahu untuk apa karena di kehidupannya yang sekarang barang seperti ini memang umum.
"Tapi--" Jaebum segera mendekatinya, menyimpan kedua tangannya di antara kedua paha Lisa. Sepasang mata tajam menatap penuh pada wanita cantik itu lalu menyelipkan anak rambut di telinga Lisa.
"Kau tahu resikonya hidup dengan ku sayang." Potong Jaebum sembari mengecup bibir Lisa lembut.
*****
Im hot Jaebum
Lalisa Manohot
Noya's Corner :
Hanya fanfiction Jan di bawa serius yak :")Cuma mau bilang : yang begini lebih banyak daripada cowok bandel, cakep, pinter, kaya tapi bertanggungjawab 👌🏻