Sehun mulai memberanikan diri melangkah setelah beberapa pertimbangan, mata elangnya tak beralih fokus pada gadis dengan dress biru tua yang terlihat begitu cocok untuknya.
Gadis itu tengah berbincang dengan teman yang lain, mungkin membahas masa lalu. Bagaimana ketika mereka masih menjadi pelajar dulu.
"Lisa." Panggilnya, si gadis yang di sebut namanya berbalik; tampak terkejut lalu segera tersenyum manis.
"Hai Sehun, apa kabar." Jawabnya, Lisa lantas mengulurkan tangan yang di sambut hangat oleh Sehun.
"Baik, bagaimana dengan mu?"
"Seperti yang kau lihat." Lelaki tinggi itu tersenyum tipis, semua kata-kata yang ingin di ucapkan seolah menguap. Ada sedikit kecanggungan diantara keduanya, dan Sehun tak suka hal itu.Sedangkan ketiga teman Lisa secara alami menjauhi keduanya, menyadari ada hal yang harus di bereskan.
Lisa mengulum bibir, sesekali berkedip dan menatap sekeliling. Kebiasaan saat merasa gugup. Mereka dulu sahabat dekat, pernah berbagi cerita remaja bersama; Bahkan romansa, namun kali ini keadaan berbeda, tiga tahun tanpa kabar membuat segalanya terasa asing.
Sehun menyadari jarak yang terbentang di depannya. Lisa yang kurang nyaman menjadi peringatan untuk mundur, atau ini menjadi tantangan maju dengan berbagai macam kemungkinan.
Baginya Lisa bukan orang lain, tujuh tahun saling mengenal tak akan semudah itu terlupa.
Namun ternyata benar, persahabatan yang berubah menjadi hubungan memang sukar untuk di pertahankan kala perpisahan telah terjadi.
Meski sesekali mereka masih saling menghubungi, tepatnya Sehun yang hanya diam dan menangis setiap kali mabuk. Menggelikan, untungnya sudah delapan bulan hal itu tak pernah ia lakukan lagi.
Saat ini hanya hening yang mendominasi, keduanya mencoba pura-pura fokus pada minuman masing-masing.
"Sehun?"
"Ya?"
"Besok... Bisakah kita bertemu?" Sehun tersedak, langsung membuat Lisa panik, gadis itu lantas menghampirinya dan membuat Sehun merasa tak masalah mempermalukan dirinya di depan umum sesering mungkin.We'd known each other for 7 years
At first, we're just friends then we're loves
So true that it's hard to keep the friendship after we broke up.*****
"Aku sering melihat mu menjadi cover majalah."
"Uh bagaimana bisa?" Sehun terkekeh melihat raut terkejut Lisa yang begitu manis, ia lantas meminum wine miliknya sebelum kembali menatap wajah penasaran yang entah bagaimana terlihat berlipat lebih cantik.
"Siapa yang tidak tahu kau Lisa."
"Ayolah!" Senyum pria itu semakin melebar, saat rengekan yang begitu ia rindukan akhirnya dapat ia dengar lagi.Beginilah Lisa yang Sehun hafal, secantik ini cinta pertamanya, ciuman pertamanya, dan kekasih pertamanya.
Sangat mempesona, begitu memikat, terlalu menawan membuatnya kembali tertawan. Sehun tak menyesal meninggalkan meeting bernilai milyaran Won jika itu untuk makan malam dengan si masa lalu, yang hingga kini tak pernah terganti.
Tempat Lisa di hatinya berbeda, dan tak ada yang bisa menggeser sedikitpun. Meski sering wanita lain singgah dan mencoba menetap dengan susah payah.
"Kau belum menjawab ku!" Gadis itu menyipitkan mata, mencoba terlihat garang dan menyeramkan. Masih menuntut jawaban.
Masalahnya, bagaimana mungkin Sehun akan membaca majalah mengenai kosmetik dan gaya hidup khas remaja perempuan yang biasa meminta Lisa berkerjasama.
"Yeri yang menunjukkan pada ku." Jawab Sehun, menjadikan adiknya kambing hitam tentu bukan sesuatu hal yang salah.
Toh tak sepenuhnya ia berbohong. Setelah mendapatkan gambar Lisa, majalah itu akan beralih tangan. Meski di hadiahi cibiran karena sang kakak tak kunjung dapat melupakan mantan kekasihnya.
"Ah iya! Bagaimana kabar Yeri?" Tanya Lisa antusias, mereka cukup dekat dulu. Sebelum Lisa memilih pergi ke Amerika untuk karirnya.
"Baik, dia masih mengoleksi berbagai album mu."
"Ya Tuhan, aku terharu."
"Datanglah ke rumah, dan berikan dia tanda tangan."
"Akan ku usahakan!"Sehun mengulum bibirnya, berusaha sekuat mungkin menahan raut bahagia. setidaknya ia harus tetap terlihat keren dan berwibawa, meskipun lagi-lagi ia setengah berbohong, toh album yang ia beli ujungnya di simpan di kamar Yeri.
"Oh iya, kenapa artis terkenal seperti Lalisa Manoban mengajak ku makan malam?"
"Ck, sangat berlebihan!"
"Hahaha baiklah, jadi kenapa hmmm?" Sehun menatap tepat mata Lisa, menikmati pantulan wajahnya di telaga jernih itu.Tolong jangan sadarkan Sehun sekarang, ia tengah berada di Awang; dengan peri dari surga tertinggi yang menemani.
"Aku akan menikah."
Bagus hanya dengan tiga kata semua angan di impiannya hancur dalam sekejap, di wakili hening panjang yang mengelilingi.
Baik Sehun maupun Lisa tak ada yang membuka mulut, sibuk dengan segala prasangka dan perasaan yang datang sekaligus.
"Sehun aku..."
"Kapan?" Potong Sehun, sinar matanya seketika redup berganti sendu dengan pundak yang jatuh, menyedihkan.Lisa kira memberi tahu Sehun akan mudah, ia pikir dirinya akan baik-baik saja setelah mengatakan kabar ini.
Tapi kenapa? Rasa sesak tiba-tiba menyeruak.
Kenapa ada rasa tak rela dan tak tega saat dengan jelas retinanya menangkap tetesan air mata lelaki itu.Bukankah semuanya telah usai tiga tahun lalu?
Kisah tujuh tahun mereka hanya kisah remaja biasa.
Percintaan main-main yang tak berarti lebih.Benarkah?
Jadi untuk apa menangis, kenapa harus bersedih?
Ini berita baik untuknya dan harusnya Sehun ikut senang."Kau bilang agar aku mendapatkan seseorang yang baik..."
"Dan kau menemukannya?" Lisa menggigit bibirnya lagi sembari mengangguk, di tenggorokannya seolah terdapat batu yang mengganjal, begitu sulit di telan dan membuatnya sesak.Sehun menutup wajahnya, dengan bahu bergetar
"Kau bisa melakukannya, tapi aku tak bisa... Karena kau tetap yang sempurna." Dan perkataan itu membuat lisa ikut terhanyut dalam rasa bersalah dengan tangis yang menyusul."Jangan menganggap ku begitu, karena aku tak bisa membalasnya. Jangan begini karena hati kita berbeda, aku kini hanya mencintainya."
Sehun mendongak, menatap mata Lisa, masih dengan air mata yang tak dapat ia tahan, karena Sehun tahu kata cinta yang ia damba tak akan pernah terulang dari si pemilik hati.
"I'm getting married", was what you said to me.
After that for a long time I was speechless.
Then I cried because of your last words
The only words ,I really wanted to hear from you was, "I Love You"*****
Kyuhyun - 7 years of love