"jadi aku di rumah dan tidak ada yang mengurus, bahkan kekasih ku tidak ada disini, bukankah menyedihkan?"
Lisa memutar matanya malas begitu mendengar ocehan panjang lebar lelaki di seberang telepon sana, ia tahu si pembohong itu tengah berada dengan siapa sekarang, bahkan penggemarnya dengan baik hati mengirimkan foto untuk Lisa. Dari semua hubungan yang pernah dijalaninya, ini pengalaman paling aneh yang ia alami. Bertemu seseorang yang sejenis dengannya ternyata seperti ini. Rasanya ketika lelaki itu mulai membual, Lisa seolah tengah mendengarkan dirinya sendiri melakukan hal itu pada mantan kekasihnya dulu.
Lagi pula rumah mana yang begitu ramai dan suara pelayan yang menawarkan menu makanan dengan jelas? menyedihkan. Apa perlu Lisa ajari cara membual yang benar?
Tapi ia tahu, lelaki ini hanya ingin ia bereaksi, memancing Lisa dan terus mencari perhatian."Aku akan ke sana setelah makan malam ini selesai."
"Oh benarkah? Pukul berapa? Huh sayang sekali aku tidak bisa menjemput"
Berisik sialan!
"Tak masalah, ada Cai Xukun disini." Lisa melirik pemuda lain yang tengah memilah beberapa makanan di meja yang agak jauh darinya, membuatnya tersenyum; bagaimana mungkin seorang lelaki dewasa tampak begitu polos dengan wajah tak bersalah. "Istirahat saja, tak perlu pikirkan aku."
"Tunggu! Kau bilang makan malam dengan rekan kerja! Apa-apaan ini kenapa mal..."
Lisa mengendikan bahunya, lalu kembali duduk depan Xukun yang tengah selesai memisahkan kulit ayam dan dengan senyum mengembang memberikannya pada Lisa.
"Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi."
Lisa tertawa, ia ingat bagaimana wajah pucat Kun begitu ia bercerita mengenai seorang gadis yang mengamuk pada kekasihnya karena membuang kulit ayam goreng. Lisa tahu Kun merupakan seseorang yang maniak olahraga dan begitu menjaga tubuh, pria itu tak akan membiarkan lemak berada di tubuhnya. Agak di sayangkan sebenarnya, bagi Lisa badan pemuda ini sudah terlampau kecil untuk tubuhnya yang tinggi.
Kun mengusap tengkuknya sembari menahan senyum, ia tak tahu apakah ia terlihat memalukan sekarang? Tapi Kun cukup senang mendengar Lisa yang tertawa lepas seperti ini.
"Terimakasih banyak, kau sudah banyak membantu ku selama ini." Ucap Lisa, tangan gadis itu meraih kedua tangan pemuda itu, membuat wajah dan telinga Xukun dengan cepat memerah. Dari dulu efek gadis ini begitu kuat padanya.
"Oh alergi mu kambuh lagi?" Lisa berseru panik, memperhatikan wajah itu semakin lekat yang justru semakin memerah.
"Ah tidak aku..."
******
"Lisa? Lisa? LALISA?" Pemuda itu mengumpat begitu menyadari sambungannya di putus sepihak. Ia menggeretakkan giginya kesal, rencananya gagal lagi sekarang. Kenapa harus ada gadis seperti Lisa di dunia ini? Membuatnya tak dapat berpikir dengan tenang.
"Bisa tidak kau duduk dan makan dengan tenang? Kau yang mengajak ku kemari tapi kenapa sekarang rasanya aku seperti di jebak." Protes gadis di depannya, ia telah habis kesabaran begitu lelaki itu justru asik dengan telepon dan bahkan sekarang terang-terangan tengah menggerutu di depannya.
"Maaf aku tidak bermaksud begitu, jangan marah, kau jauh lebih cantik saat tersenyum." Gadis tadi menghela nafas lelah masih dengan wajah cemberut, namun perlahan ia ikut tersenyum begitu pemuda di depannya menunjukkan gigi rapihnya dengan wajah ceria.
"Nah begitu kan aku suka, Jadi sekarang aku akan pergi dulu."
"WANG TALU!!!"