"Oppa..."
Panggilan seorang wanita menghentikan langkah Sehun, membuat pemuda itu lantas menoleh dengan wajah kaget lalu seketika berubah menjadi biasa, memilih menghampiri si wanita dan tersenyum lembut. Jika itu orang lain Sehun tak akan pernah mau repot seperti ini. namun sialnya, suara itu bahkan mampu membuat langkahnya seketika terhenti dan berbalik arah, seolah kakinya tak bisa bekerjasama.
"Apa kabar?" Suara halus itu kembali mengalun, bersama senyum manis dan mata bulat berbinar, hingga tanpa sadar Sehun ikut terseret dan menyajikan senyum yang sama.
"Aku baik, bagaimana dengan mu?" Tangannya tertahan, dan langsung ia masukan kedalam saku. Bisa-bisanya nyaris lupa diri ingin mengelus rambut yang sekarang berwarna hitam panjang lurus itu. Tampak begitu halus, dan membingkai wajah si gadis dengan baik.
"Tak terlalu, tapi menyenangkan." Jawabnya, dan Sehun mengerti kesibukan Blackpink memang berbeda, selalu memiliki jadwal rekaman di berbagai negara yang berbeda. Terumata gadis ini, si maknae. Lalisa Manoban, mulai merambah layar kaca melalui iklan dan drama di negara tirai bambu, pasti merasakan lelah. Dan yang tak Sehun suka, Lisa cenderung diam tak mau merepotkan.
Dan itu terbukti saat Sehun melihat memar di pergelangan kaki Lisa, berusaha ia tutupi dengan high heels dan ekor mini dress yang Lisa kenakan.
"Aku hanya ingin menyapa, dua tahun kita--"
"Kau mau ikut dengan ku?" Potong Sehun, Lisa mengerutkan keningnya bingung, terlebih Sehun yang tak melihat wajahnya justru memperhatikan kakinya.
Perlahan Lisa mengerti dan membenarkan pakaiannya berusaha senatural mungkin, ia lantas tersenyum menenangkan. Percuma berbohong pada pria ini.
"Ini bukan apa-apa." Namun sepertinya Sehun tak puas karena pemuda itu menarik lembut lengannya, menyamakan langkah mereka agar Lisa tak kesusahan.
"Kau kesini untuk menonton jisoo bukan?" Tanya Sehun, di jawab anggukan oleh Lisa, menemani Jisoo selama masa promo solo miliknya adalah janji yang dia utarakan, mengingat Jisoo adalah orang yang paling banyak berjasa untuknya.
Mereka tak peduli orang yang terkejut saat melihat secara terang-terangan bersisian dengan Sehun. Mereka bukan artis baru lagi di industri ini, mengenal satu sama lain bukan hal aneh, apalagi Sehun salah satu teman dekat Mino yang juga akrab dengannya.
"Oppa, aku tak apa." Ucap Lisa pelan, ia memang tak peduli mengenai selentingan yang telah menemani dirinya sejak debut. Namun tetap saja menjadi pusat perhatian membuatnya tak nyaman.
"Kau tak apa begini bukan?"
"Iya... hanya saja kau tahu bukan."
"Kita berteman." Jawab Sehun, Lisa sontak terdiam kembali tak mempertanyakan lebih lanjut. Setidaknya ia telah mengabari Jisoo tak bisa pulang bersama. Dan ini kali pertama Lisa tak menyukai kata pertemanan. Tapi memang apa yang salah? Sehun memang temannya, seseorang yang dekat dan pernah menjadi terdekat.
*****
"Kenapa kau masih begitu?" Lisa memiringkan kepalanya, tak mengerti maksud Sehun.
"Jika terluka katakan pada mereka dan biarkan kau di obati." Jelasnya, membuat Lisa mengangguk. Dengan nyaman bersandar pada sofa dan kedua kaki Lisa tengah Sehun tempelkan es batu yang di balut kain, tak hanya memar namun terlalu sering menggunakan high heel membuat sedikit lecet di kakinya.
"Sehun Oppa?" Kali ini pria itu mendongak, lantas membantu Lisa membenarkan letak duduknya.
"Kau tetap tampan ya." Lanjutnya sembari terkekeh, membuat Sehun mendengus. ia kira Lisa akan mengatakan hal penting.
"Jangan lanjutkan!" Lisa menginterupsi, memegang tangan Sehun agar menjauh dari kakinya dan menarik nafas panjang.
"Kita tak bisa berteman."
"Kenapa?"
"Aku... Memutuskan mu dulu, seharusnya tak begini. Dua tahun lalu, apa tak ada yang aneh dengan kita seperti ini? Maksud ku... Kau tak apa bersikap seolah semua baik-baik saja?" Jelas Lisa, ia tak bisa terus menerima perlakuan baik pria ini. Setelah ia yang meminta berakhir dan meninggalkannya.
"Tidak." Jawab Sehun, Lisa berkedip cepat. Meski tahu salah, namun mendengar langsung dari Sehun membuatnya bungkam.
"Lalu jangan seperti ini." Mohon Lisa, namun seolah tak mendengar Sehun lebih memilih melanjutkan pekerjaannya.
"Oppa....."
"Aku tak pernah melupakan mu." Jawab Sehun tegas, tak mau lagi Lisa berbicara. Tak tahukan gadis itu, betapa hatinya seolah kembali tergerak, bagaimana dunianya yang lalu seolah kembali, dan separuh hatinya bertemu. Setelah dua tahun dia bersabar, Sehun menanti, tak ingin memaksa dan Lisa secara sukarela mendekat, pada dirinya yang menunggu.
"Kenapa diam?" Tanya Sehun, ia masih berfokus pada kaki Lisa tak melihat wajah gadis itu. Namun dapat dengan jelas memperhatikan Lisa meremas bajunya, melampiaskan perasaannya hingga ujung jari memutih.
"Itu sangat lama."
" Dan jangan membuatnya lebih lama lagi." Sambung Sehun, melepaskan tangan Lisa dari bajunya dan menggenggam jemari itu erat.
Lisa tak menjawab, hanya membalas genggaman itu, dengan wajah menunduk memperhatikan kakinya, menjadi pertanda bahwa ini menjadi awal yang baru.
******
Noya's Corner
Gak tahu, kangen aja ama mereka