Lisa tersenyum sembari menganggukkan kepala, berniat pamit dari meja yang di tempati banyak idol yang dapat di katakan papan atas, termasuk grupnya. Ketiga membernya tak bertanya, ia tahu Lisa tak terlalu suka acara seperti ini. Teman gadis itu memang banyak, namun kebanyakan berasal dari perusahaan mereka yang mayoritas laki-laki dengan kepribadian bebas nan sulit di atur.
Beberapa idol pria terang-terangan memperhatikan gadis itu, hendak mengikuti. Namun Lisa lebih cepat, gadis itu seolah menghilang di lorong bar yang mereka sewa untuk acara temu ini.
Lisa menyadari orang yang tengah mencarinya, lantas tersenyum kecil. Hal seperti ini kadang memuakkan, apa lagi tradisi wajib seperti sesi foto dan saling berkomentar di media sosial. Memang apa pentingnya? Bagi Lisa tak masalah sedikit kawan, ia tak pernah keberatan namanya tak pernah tersebut pada acara televisi yang membahas mengenai lingkar pertemanan selebriti, karena hidup seperti ini jauh menyenangkan tanpa basa basi yang seiring berjalannya waktu menjadi busuk.
Lisa masuk pada smoking area, tempat ini tenang dan hening. Kesukaannya, jika bukan paksaan ketiga member Lisa akan dengan senang hati lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama 4 kucing kesayangan.
Sebelah alis Lisa terangkat dengan senyum yang kembali mengembang, ada yang menarik disini. Seseorang tengah bersembunyi seperti anak kucing kedinginan di pojok ruangan. Jika ia tega, cukup dengan memotret dan di bubuhi judul spektakuler maka rekeningnya akan penuh seketika.
Namun untuk apa? Uangnya terlalu banyak sekarang, tanpa skandal ia masuk dalam jajaran idol terkaya yang membuat sebagian orang geram karena asalnya. Lisa tak peduli, pengakuan dari orang yang dari awal telah membenci adalah kesia-siaan.
Lisa lebih memilih menghampiri lelaki yang kini terlihat begitu kesepian, Min Yoongi yang terlihat begitu berbeda, sangat lain dengan imagenya diatas panggung saat microphone di genggaman, kini yang Lisa lihat hanya seorang pemuda biasa dengan tangan bergetar tengah menggigit kuku jarinya.
Gadis itu dengan cepat menarik jari itu, sebelum si pemilik protes ia lebih dulu menjejalkan permen lolipop ke dalam mulut Yoongi yang langsung menatapnya tajam.
Lisa ikut berjongkok di depan lelaki itu, mengikis jarak diantara mereka
"Sssstttt!" Gadis asal Thailand itu menaruh jari telunjuk di bibirnya, pertanda bahwa tak ada yang boleh bicara sekarang, lalu berpindah posisi di samping Yoongi.Ia meraih saku jaket, mengeluarkan korek dan rokok, tak berapa lama asap mengepul dari bibirnya yang terlihat begitu menikmati nikotin yang tengah ia hisap.
"Mianhe Sunbaenim aku hanya memiliki itu." Ucap Lisa masih dengan asap yang mengepul dan sedikit mengenai wajah pria tanpa ekspresi itu. Ia tanpa ragu menarik telapak tangan Yoongi dan memberikan 5 buah lolipop, sembari menunjukkan rokoknya yang tinggal satu batang. Menjelaskan kenapa ia tak bisa berbagi.
Yoongi masih menatap datar Lisa, namun tak urung mengambil lolipop itu dan menyimpannya di saku. Ia tak suka orang yang ikut campur atau sok tahu soal dirinya, tapi sepertinya kali ini ia bisa memaklumi. Lisa kemari bukan untuk mencari perhatian atau sengaja menyusulnya, gadis itu memiliki tujuan yang sama dengannya, merasa lelah dengan sandiwara yang terus menerus di lakukan tanpa tahu kapan akan berhenti.
keduanya menikmati keheningan. Suga dengan manis asamnya permen, dan Lisa dengan hangat asap yang memenuhi paru-parunya. Sepertinya sekarang ia mulai mengerti, alasan kenapa dua membernya begitu tergila-gila pada gadis ini. Bukan hanya karena fisik yang memang diatas rata-rata, tapi juga fakta Lisa adalah seseorang yang cukup menyenangkan untuk diajak berbagi, sepertinya Yoongi telah menemukan teman yang cocok untuknya.
