17.

1.2K 198 14
                                    

Setelah kejadian tadi, rasanya semangat kamu langsung menguap. Malu banget ketahuan sama Soobin.

Entah Soobin ngomong gitu karena asal ceplos atau emang dia tahu. Tapi malunya itu beneran deh nggak bisa di bayangin dan nggak usah di bayangin. Mau nyobek muka aja rasanya.

"Ahh.. Bodo!"

Kamu ngacak asal rambut sambil ngedumel nggak jelas gitu, sampe anak-anak di kelas pada merhatiin kamu. Tapi kamunya bodo amat, sampai Chaeyeon nyenggol lengan kamu dan akhirnya bikin kamu mau nunjukkin muka yang sejak tadi ditempelin di atas meja.

"Y/n, lo sakit?"

"Nggak."

Kamu turunin lagi muka ke meja, dan lanjutin kegiatannya ngedumel. Sementara Chaeyeon noleh kearah Shuhua yang juga natap kamu aneh. Mereka berfirasat kalau satu sahabat mereka yang satu ini lagi ada masalah.

Kring! Kring!

Pas banget bel istirahat udah bunyi, Chaeyeon nyenggol lengan kamu lagi, membuat kamu mendongak malas.

"Lo ada masalah? Cerita ke kita."

"Nggak."

Chaeyeon sama Shuhua saling pandang beberapa saat, lalu menghela napas.

"Ke kantin nggak?"

"Iya."

Kamu malas banget, tapi tetap beranjak dan ikut mereka. Mungkin dengan pergi ke kantin bisa membuat kamu melupakan sejenak hal tadi.

Tapi sialnya, kamu makin malu waktu ngelewatin bangku Soobin. Apalagi dia ngelihatin kamu sampai keluar kelas.

Kamu nggak selera makan di kantin, jadi dari tadi cuma diem aja natap makanan yang tadi udah di pesan. Chaeyeon dan Shuhua yang merasa ada yang aneh dari kamu, sebenarnya pengen nanya, tapi takut kamu lagi PMS terus ngamuk ke mereka.

"Gila dia ganteng banget, namanya siapa sih?"

Suara-suara seperti ini bikin kamu makin risih, tapi kamu betah-betahin daripada balik ke kelas terus ketemu sama Soobin.

"Dia udah punya pacar elah, yang lain juga banyak yang lebih ganteng."

"Yang bener, ah keduluan deh, pacarnya siapa emang? Anak sekolah kita apa sekolah lain?"

"Sekolah ini."

Kamu naruh kepala di atas meja, sial banget dapat bangku deket sama para tukang gosip.

"Eh, ngomong siapa sih?"

"Itu cowok yang disana tuh, yang tinggi."

"Oh, Soobin. Dia anak IPA satu, temen sekelas gue."

Kamu reflek buka mata, masih dengan posisi meletakkan kepala di atas meja.

"Oh namanya Soobin, dia udah punya pacar ya?"

"Denger-denger sih udah."

Deg, kamu negakkin badan. Shuhua dan Chaeyeon yang lihat pergerakkan tiba-tiba kamu, lantas mengerutkan kening.

"Lo kenapa, Y/n?"

"Yah, sama siapa?"

"Itu, si cewek PMR."

"Ha?"

"Gosipnya sama Lia IPA tiga, tapi nggak tau deh."

"Loh mau kemana?" tanya Chaeyeon saat kamu beranjak.

"UKS bentar!"

.
.
.
.
.

"Lia,"

Lia yang lagi beres-beres obat langsung noleh waktu kamu manggil nama dia, kamu jalan ke arah dia sambil senyum tipis.

"Y/n? Ada apa?"

"Mau istirahat." jawab kamu, lemas.

Ekspresi Lia langsung berubah khawatir, dia buka mendekat ke arah kamu dan langsung megang lengan kiri kamu.

"Ayo tiduran disana aja, pusing? Sakit perut?"

"Pusing dikit."

Kamu duduk di ranjang UKS, sementara Lia langsung ke lemari etalase tempat obat. Kamu cuma merhatiin dia, Lia itu cekatan kalau masalah pertolongan pertama.

Diam-diam kamu tersenyum miris. Lia cantik, pinter, baik, perhatian ke siapa aja, dan punya keahlian khusus.

Dan kamu mau nyaingin dia? Dari segi apa? Pintar karena kelas kamu lebih dipandang daripada kelas Lia yang cuma reguler?

Nggak. Bahkan kamu merasa masuk kelas unggulan cuma keberuntungan, kayak hasil give away.

"Udah makan belum? Ini obatnya," ujar Lia menyodorkan obat dan segelas air ke kamu.

Kamu menggeleng, "Nggak sempet makan di kantin."

"Aku beliin ya? Kamu istirahat aja, obatnya di minum nanti abis makan."

Kamu ngangguk aja, setelah itu berbaring. Lia nutup tirai sebelum meninggalkan kamu yang padahal nggak kenapa-kenapa. Cuma males aja, makanya kelihatan lemes.

"Tuh kan bener kamu disini."

Kamu yang semula udah nutup mata otewe tidur, langsung buka mata lagi waktu denger suara itu. Suara yang amat sangat kamu kenal.

"Kamu ngapain disini?"

"Nyari kamu lah, tadi aku tungguin di kantin nggak ada, udah ketebak banget pasti di UKS. Ngapain sih? Kan bukan waktunya kamu jaga?"

Kamu diem aja nyimak percakapan dua orang itu. Kebetulan di ruangan ini cuma ada kamu dan dua orang itu, mungkin bakal akan ada drama disini.

"Iya sih waktunya Kak Yeri yang jaga, tapi dia hari ini nggak masuk. Makanya aku gantiin aja."

Terdengar suara tawa, "Bisa-bisanya ya, udah makan belum?"

"Belum, aku mau ke kantin."

"Nggak usah, nih."

"Apaan nih?"

Pakek nanya segala, padahal jelas pasti itu makanan sama minuman yang dibawa pakek kantong kresek lah.

Drama banget basa-basi begitu.

"Kamu belum makan siang, kan? Kebiasaan telat makan, nanti maag kamu kambuh."

"Nggak kok, tadi istirahat pertama udah makan."

"Makan lagi biar tambah tembem, enak di cubit. Hahaha."

"Aduh eh, pipiku. Sakit tau."

Kamu bergidik geli, rasanya mau muntah aja. Padahal cuma denger suaranya, nggak lihat langsung karena tertutup tirai. Andai ngelihat langsung pasti udah muntah beneran.

"Gemes banget, ih."

"Soobin udah deh, kamu mending keluar sana, ada yang istirahat nih."

"Wah di usir?"

"Iya. Kamu bikin rusuh sih, ganggu tau."

"Nggak apa-apa, biar itu yang istirahat tau kalau kita pacaran, hehehe. Emang siapa sih yang sakit? Mau lihat."

"Nggak boleh."

Deg, dia ngonfirmasi sendiri kalau gosip itu benar.

"Kenapa?"

"Y/n pusing katanya, keluar sana kamu, makasih buat makannya."

"Y- Y/n? Yang di dalem Y/n?"

Kamu menyeringai mendengar suara Soobin yang terdengar kaget, sakit banget dengernya, tapi mau bodoamat aja. Kan emang bukan siapa-siapa, nggak pantes buat sakit kayak gini.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Rabu, 22 April 2020

Teman Kelas - Choi Soobin [99-00L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang