15.

1.2K 193 6
                                    

"Sendirian aja?"

Uhuk! Uhuk!

"Eh? Minum-minum, gimana sih sampe keselek? Segitu kagetnya lihat muka gue yang ganteng ini ya?"

Kamu mengambil banyak napas setelah minum tiga teguk es teh manis yang sekarang tinggal separuh gelas, lalu menatap cowok yang tiba-tiba duduk di depan kamu.

"Hai," sapa dia, tersenyum.

Entah kenapa ngelihat cowok itu dan cara dia bicara kamu langsung teringat seseorang. Haechan. Cowok paling kepedean yang sialnya adalah teman sekelas kamu sampai lulus nanti.

"Hai? Gue kelihatan, kan? Iyalah, kan gue manusia." ucap dia sambil menyisir rambut dengan jari setelah melambaikan tangannya di depan muka kamu.

"Lo siapa sih?" tanya kamu nggak suka lagi makan tiba-tiba digangguin.

Cowok itu diam dengan kening berkerut, lalu tertawa garing yang membuat kamu semakin risih.

"Serius lo nggak tau?"

Kamu menggeleng acuh, lalu menunduk untuk melanjutkan acara makan siang yang tertunda, karena mie ayam ini terlalu berarti untuk dianggurin.

"Nih, lihat."

Pergerakkan tangan kamu terhenti waktu cowok itu nyodorin ponselnya di samping mangkuk mie ayam kamu, ponselnya dalam keadaan menyala dan menampilkan satu aplikasi pesan.

Uhuk!

"Kenapa sih keselek mulu?" dia nyodorin es teh kamu yang langsung kamu sahut dan minum kayak kuli bangunan, sampai habis.

"Ini--" kamu nunjuk ponsel itu, "Chat gue?"

Dia tersenyum lebar dan mengangguk mantap, lalu mengulurkan tangannya seperti ingin menjabat tangan kamu.

"Gue Sunwoo, anak IPS dua. Kita belum pernah kenalan langsung, padahal hampir dua bulan jadi temen di chat."

Kamu ngelirik ponsel itu lagi, "Yang bener?"

Dia mengangguk, menggerakkan tangannya tanda ia ingin kamu segera menerima jabatan tangannya.

Kamu ngelirik tangan Sunwoo yang masih menggantung di udara, lalu mengangguk.

"Salam kenal," ucap kamu acuh, lalu melanjutkan makan.

Sunwoo cengo selama beberapa saat, namun akhirnya tetap menurunkan tangannya dengan wajah memakhlumi. Dia merhatiin kamu yang lanjut makan, ngebuat kamu makin risih karena diperhatiin secara terang-terangan.

"Bisa nggak sih nggak usah ngelihatin kayak gitu? Gue risih." ucap kamu, jujur.

Dia malah tersenyum, "Bisa nggak sih lo lihat gue bentar aja, mumpung gue masih ada disini."

Kamu menghela napas, dengan kasar meletakkan sendok garpu ke atas mangkok, membuat suara gaduh yang menyebabkan kamu jadi pusat perhatian selama beberapa saat.

Kamu nggak peduli, sekarang natap cowok di depan kamu dengan tatapan mulai kesal, dia malah tersenyum anteng seolah nggak melakukan kesalahan apapun sebelumnya. Padahal udah jelas, menganggu kamu adalah kesalahan fatal, apalagi kamu lagi makan.

"Mau lo apa sih?" tanya kamu, kesal, tapi berusaha nggak nge gas.

Dia negakkin badan yang semula agak membungkuk, terlihat nyaman banget merhatiin kamu.

"Mau nggak lo jadi pacar gue?"

Anjir, malah dia yang nge gas.

.
.
.
.
.

"Sore, Y/n--"

"Mau apa?!"

"Kenapa sih kalau sama gue selalu nge gas?!"

Kamu menghela napas, merapalkan mantra-mantra yang udah kamu siapin setiap manusia jenis ini mulai mendekat.

"Tumben pulang sendiri, abang lo mana?"

"Biasanya juga pulang sendiri." jawab kamu, terus jalan di trotoar tanpa noleh ke dia.

Kalau kalian pernah nonton Dilan 1990, yang waktu Dilan naik motor terus nanyain ke Milea yang lagi jalan. Nah scene nya hampir mirip lah kayak itu. Bedanya kali ini kalian berdua sama-sama jalan kaki.

"Bareng gue gimana?"

Kamu ngelirik cowok itu sekilas, lalu menggeleng singkat. Lagipula kalau pulang bareng pun tetap aja jalan kaki, karena selama ini kamu nggak pernah lihat Haechan naik kendaraan.

"Chan!"

Kamu sama Haechan reflek noleh ke arah jalan, sebuah motor ninja hijau terparkir di pinggir jalan, dan saat si pengendara buka helm ternyata itu Yangyang.

"Oi, gimana?"

"Nih," Yangyang ngasih helm sama kunci ke Haechan, kamu hanya merhatiin aja, anehnya kenapa kamu ikut berhenti? Nggak guna banget.

"Oke-- loh, Y/n, mau kemana? Nggak jadi bareng gue?" tanya Haechan, kamu berhenti dan balik badan, padahal udah lima langkah menjauh.

Kamu menggeleng, "Jalan kaki aja."

"Y/n, bareng Haechan aja, mumpung motor dia udah gue balikkin nih. Betewe, thanks ya Chan, bensin udah gue isi full kok." ucap Yangyang, lagi dan lagi kamu hanya memerhatikan.

Haechan mengangguk, "Lain kali kalo mau pinjem nggak usah sungkan, motor gue ada lima di rumah."

"Sombong." desis kamu.

Haechan dan Yangyang tertawa seolah itu sebuah candaan super lucu yang pernah ada, padahal kedengarannya norak.

"Gue udah pernah cobain tiga motor lo, tinggal tiga lagi. Kapan-kapan deh."

Kamu mengerjap saat Yangyang mengucapkannya dengan enteng seolah itu memang nyata, dan ternyata Haechan mengangguk.

"Langsung mampir aja ke rumah."

Kamu menggeleng, lalu nepukkin pipi tiga kali, pasti mimpi. Ini kenapa kayak si Haechan kaya banget dan si Yangyang temen nggak modal, padahal setahu kamu Yangyang itu anak orang kaya.

"Kalau aja gue udah boleh naik mobil.." ucap Yangyang menggantung, tuh kan dia emang anak orang gaya, "Gue tetep pinjem motor lo, enakkan naik motor daripada mobil, tapi gue gaboleh beli motor."

Tai emang. Mereka lagi bisnis motor sama mobil di depan muka kamu, pamer atau gimana?

"Okedeh gam-- Y/n? Mau kemana?"

Kamu menoleh kesal, "Pulang lah, kemana lagi?"

"Bareng gue aja. Gue duluan ya?" pamit dia ke Yangyang, lalu pakai helm dan nyamperin kamu.

"Ayo."

"Eh, tangannya?"

"Ini biar nggak kabur." dia narik kamu balik ke dekat motor, "Naik, tapi nggak usah helm, karena helmnya cuma satu."

"Gue--"

"Naik aja sih, sekali aja nurut ama gue kenapa? Giliran sama Soobin bucin akut nggak di suruh naik aja udah nangkring sendiri." ucap dia dengan nada menyindir.

Kamu natap dia nggak suka, tapi tetep naik ke boncengan motor dia. Bukan apa-apa, tapi kamu cuma nggak mau membenarkan soal kalimat dia yang berbunyi...

'Giliran sama Soobin bucin akut nggak di suruh naik aja udah nangkring sendiri'

Kamu nggak sebucin itu, dan emang kamu nggak bucin sama Soobin.

Kan kamu udah berniat nggak suka sama temen sekelas.

Kalau sama Soobin, cuma kepo aja.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Senin, 20 April 2020

Teman Kelas - Choi Soobin [99-00L Imagine] [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang