33. Rachel's Beg.

10.5K 1.1K 316
                                    

Alohaa.
Sedih juga sih ternyata work ini udah mau tamat.

Jadi kesimpulan kalian dari part kemarin ternyata banyak yang nyebut mirip DOTS. Wkwkwkw.

Iya sih, pas scene dia ninggal sedih anjir.

Siapin aja tissue-nya. Tapi. Part ini gak sedih kok.

DIJAMIN.

Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip dengan orang lain.

***

"Tidak perlu meminta.
Tuhan tahu mengembalikan tawamu setelah membuatmu menangis lama."

***

Baekhyun berlarian ke sana-sini dengan raut wajah khawatirnya menyusuri penjuru koridor rumah sakit sesekali memeriksa ponselnya.

Tiga puluh lima kali. Sudah sebanyak itu ia mencoba untuk menghubungi sosok Rachel. Namun, sama sekali tidak diindahkan.

Tidak jarang pula ia bertanya kepada staff rumah sakit tentang Rachel sembari memperlihatkan ponselnya yang menampilkan foto perempuan tersebut.

Tapi, hasilnya nihil.

"Kenapa gemar sekali membuat orang khawatir?" tanya Baekhyun frustasi.

Ia berhenti berlari. Sejenak menghirup udara agar fokusnya kembali. Otaknya mencoba mencari informasi tentang keberadaan perempuan yang dalam status pasien itu.

Ya, setelah menerima kabar bahwa Sehun meninggal di tempat akibat ledakan bom, Rachel langsung pingsan sehabis menangis. Sekarang ini ia lemah. Kandungannya juga lemah. Berpotensi bahaya untuknya.

Tidak berhenti membuat orang khawatir sampai di situ, sekarang ia hilang dari ruang kamar inapnya. Entah ke mana perempuan itu. Yang jelas saat ini Baekhyun sedang berusaha mencari jawabannya.

"Aku hanya pergi dua hari."

Kata-kata Sehun terlintas di benak Baekhyun. Lantas kakinya kembali berlari dan membawanya pergi jauh kali ini.

"Aku harap kau betulan di sana, Rachel," lirihnya pelan sembari mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Lelaki itu tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di tempat tujuannya. Meskipun banyak mendapatkan umpatan dari pengemudi lain karena beberapa kali mengambil jalan mereka.

Ia ikhlas jika harus diumpat seperti itu. Toh, ia memang seharusnya mendapatkan itu.

Baekhyun memarkirkan mobilnya asal di parkiran. Tidak peduli kalau lagi-lagi ia harus mendapatkan umpatan karena aksinya itu.

Akhirnya ada kesempatan. Kesempatan di mana ia bisa berhenti berlari lagi.

Tepat di hadapannya, seorang perempuan yang masih memakai pakaian khas pasiennya duduk di sana tanpa alas kaki sembari menangis tersedu-sedu.

Sebagian dari dirinya iba. Iba karena begitu kasihan melihat perempuan itu tersiksa.

Lalu, sebagian dari dirinya yang lain merasa marah. Marah karena semesta begitu mempermainkan perempuan tersebut sebegitu kejamnya.

I'm Pregnant Mr. Oh (RSB Book 6) TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang