4. Big Lie.

25.4K 2.1K 305
                                    

Hallo.
Selamat malam.
Pa kabar?
Semoga sehat.
Jangan lupa tegur kalau ceritaku mirip cerita orang.

***

"Manusia yang terlihat pintar di luar belum tentu sepintar itu di dalamnya."

***

Sehun terbangun dari tidur nyenyaknya. Matanya berkedip beberapa kali, mencoba untuk mengembalikan kesadarannya. Dan ketika dirinya merasa asing dengan ruangan yang ia tempati, lelaki itu segera mendudukkan dirinya.

"Astaga. Di mana aku?" tanyanya pelan sembari mengucek kedua matanya. Kepalanya agak pening. Dirinya hanya ingat ketika dia minum-minum kemarin malam. Dan setelahnya, dia lupa.

Lelaki tersebut menoleh, pandangannya tertuju pada sebuah nampan berisi semangkuk bubur, segelas air, dan pil pereda mabuk, juga ada sebuah note berwarna merah jambu di sana.

Habiskan!
Setelah itu, pergi dari rumahku! Ah, jangan lupa untuk mengganti ponselku yang kau lempar begitu saja. Kunci rumahku dengan baik, lalu letakkan kuncinya di bawah vas bunga di samping pintu.
JANGAN MENYUSAHKAN ORANG LAIN LAGI!

Sehun tahu sekarang dirinya sedang berada di mana. Masa bodoh dengan isi note tersebut, lelaki itu kembali merebahkan dirinya, mencari tempat ternyaman di sana.

Untuk hari ini, biarlah Jaehyun pusing sendiri karena dirinya menghilang. Sehun juga butuh istirahat. Kabur dari pekerjaannya sehari saja tidak akan membuat perusahaannya yang sudah punya cabang sebanyak 43 di berbagai negara itu hancur seketika, bukan?

Hingga saat di mana jam menunjukkan pukul tujuh malam, Sehun masih ada di sana. Kini lelaki itu sudah sedikit rapi. Pakaian kerjanya sudah ia ganti dengan hoodie sang pemilik rumah yang tergantung di belakang pintu, dan juga di sana ada sebuah celana olahraga. Sehun langsung memakainya saja.

"Kau belum pergi?" tanya seseorang membuat Sehun yang sedang asik menonton TV terkejut. Dirinya menemukan sosok Rachel berdiri tak jauh darinya.

Sehun memandang Rachel dari atas ke bawah, gadis itu selalu memakai pakaian yang over size. Hanya sekali saja Sehun melihat gadis itu memakai baju kurang bahan. Di malam mereka menghabiskan waktu bersama.

"Aku harus pamit," ucapnya enteng.

Rachel mendengus kasar. "Pamit? Tidak perlu memakai pakaianku juga!" teriaknya nyaring.

"Aku sudah di rumah. Sekarang kau pergilah! Oh iya, ganti ponselku juga. Aku tidak punya uang untuk beli yang baru."

"Iya. Nanti aku ganti," ucap Sehun ikut kesal.

"Tapi, rumahmu ini tipikal rumah orang kaya. Bagaimana bisa kau tidak punya uang?" sambung Sehun.

Rachel melemparkan dirinya di sofa yang terletak di hadapan Sehun, gadis itu menatap Sehun datar. "Jika aku kaya, mana mungkin aku menjual diriku padamu, Oh Sehun."

"Aku tinggal sejak kecil dengan nenekku. Nenek merawatku dengan baik sekali. Ketika dirinya pergi dari dunia ini, aku hancur. Belum lagi orang-orang yang hendak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mereka datang dan mengatakan bahwa rumah ini adalah milik mereka."

I'm Pregnant Mr. Oh (RSB Book 6) TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang