23. The Answer of Her Question.

12.3K 1.2K 256
                                    

Hello.
Apa kabar?

Udah chapter 23 aja ini cerita.

Jangan lupa ditegur kalau ceritaku mirip dengan

***

"Waktu itu tidak dikejar. Sebab, waktu selalu berjalan terlebih dahulu tanpa menunggu siapa pun. Yang tepat itu adalah menggunakan waktu yang ada sebaik mungkin."

***

"Kenapa akhirnya kau memilih untuk kembali?"


"Kenapa memilih pulang lagi setelah memutuskan untuk pergi?"

"Kenapa?"

Kalimat semacam itu tidak jarang muncul di benak Rachel akhir-akhir ini.

Tidak jarang juga ia menghabiskan setiap waktunya hanya untuk memikirkan jawaban dari pertanyaannya itu.

Benaknya terlalu banyak mempertanyakan macam-macam hal.

Lalu, otaknya akan memikirkan macam-macam jawaban yang dapat berganti seiring berjalannya waktu.

"Karena aku ingin."

Ataukah,

"Karena ini adalah takdir."

Dan yang paling sering adalah,

"Karena aku harus."

Setiap satu pertanyaan yang muncul di otaknya akan ia jawab dengan
jawaban yang berbeda-beda.

Seakan-akan ia membuktikan bahwa Rachel adalah perempuan paling plin-plan di dunia ini.

Kadang bilang itu.

Dan kadang juga bilang ini.

Sama seperti jawaban dari pertanyaan yang diciptakan oleh otaknya sendiri.

Detik ini jawabannya itu.

Lalu, di detik selanjutnya jawabannya adalah ini.

Tapi, hari ini ia melakukan hal yang berbeda.

Saat pertanyaan tentang mengapa dirinya memilih untuk tetap pada
tempatnya dan tidak pergi meninggalkan apa yang hendak ia tinggalkan, di saat itu pula otaknya mengelana pada hari di mana dirinya berperang dengan batinnya sendiri.

Hari itu pagi nampak mendung, angin terasa begitu dingin hingga sentuhan
semilirnya mampu menembus kulit dan meninggalkan rasa khas yang mampu
membuat bulu-bulu halus di kulit berdiri karena butuh kehangatan.

Di saat otaknya sedang menimbang haruskah ia pergi atau tidak, sebuah
kenyataan muncul di hadapannya.

Kenyataan yang ia panggil dengan sebutan Byun Baekhyun.

Lelaki itu adalah kenyataan baginya. Kenyataan yang membuat dirinya merasa
harus pergi dan lari dari semuanya.

Di saat Baekhyun mengajaknya untuk hidup bersama dan pergi ke Boston
sampai dirinya melahirkan, yang ia lakukan hanyalah mengangguk dan patuh.

"Ya, aku harus mempertanggung jawabkan apa yang telah aku lakukan. Akuharus mengobati Baekhyun setelah menyakitinya berkali-kali."

Itu yang ia pikirkan hingga dirinya tidak mampu lagi untuk sekadar menyerukan sebuah kalimat penolakan.

Esoknya awan semakin mendung saja, ditambah turunnya salju yang membuat jalanan mulai tertutup akan butirnya.

Cuaca semakin dingin dan terasa menikam.

Rachel sangat ingat hari itu,di mana kakinya membawanya untuk pergi
meninggalkan Korea.

Yang ia lakukan saat itu hanya mengikuti Baekhyun yang terus menggenggam
tangannya sepanjang jalan. Yang ada di pikirannya hari itu hanyalah dia yang akan pergi dari Korea meninggalkan semuanya.

Terkesan jahat memang. Dia harus menjadi orang yang meninggalkan.

Menyisahkan suatu kepedihan bagi orang yang ia tinggalkan.

Dirinya benar-benar yakin bahwa hari ini ia akan pergi danbhari selanjutnya ia
akan terus bersama dengan Baekhyun. Namun, kenyataan tiba-tiba berubah begitu saja.

Baekhyun menatapnya dalam hari itu, membuatnya ingin menyerukan kata
kenapa. Namun, tangan Baekhyun yang sedari tadi menggenggam erat jemarinya
tiba-tiba menariknya keluar dari bandara begitu saja. Padahal satu menit lagi pesawat yang mereka tumpangi akan terbang.

"Mau ke mana?" tanya Rachel bingung.

"Pulang," jawab Baekhyun singkat.

Rachel menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Baekhyun. Lelaki itu menoleh menatap Rachel yang juga tengah menatapnya.

"Mengapa pulang? Bukannya kita harus pergi? Kenapa sekarang berubah?" tanya Rachel beruntun.

Baekhyun tidak menjawab satu pun dari pertanyaan Rachel. Yang laki-laki itu
lakukan hanya menarik Rachel keluar. Lalu, pada akhirnya langkah mereka berhenti di tengah-tengah area bandara yang ada di luar. Di depan mata mereka, seorang lelaki merosot di lantai sambil menangis tersedu-sedu, sesekali memukul dadanya sendiri.

"Kau lihat?Dia tetap akan jadi orang bodoh selamanya. Aku ingin egois
dengan membawamu pergi darinya. Namun, aku tidak ingin jadi orang jahat."

Mata Rachel berkaca-kaca, menyaksikan sisi rapuh lelaki itu.

"Pergilah dengannya. Dia adalah rumahmu yang sesungguhnya. Aku tak apa jika kau bersamanya."

Itu adalah kalimat dari seorang Byun Baekhyun yang berhasil membuat Rachel ada di posisinya sekarang ini.

Perempuan itu menghembuskan nafasnya perlahan. Langkahnya berjalan
menghampiri lelaki yang tengah sibuk menata barangnya di dalam mobil.

"Masih ada yang tertinggal?" tanya lelaki tersebut pada Rachel.

Rachel menggeleng pelan.

Hingga pada akhirnya, kedua tangan mereka bertautan. Lebih tepatnya Sehun
meraih tangan perempuan tersebut dan menggenggamnya erat, menuntun
perempuan itu untuk masuk ke dalam mobil.

Kini Rachel tahu apa jawaban dari semua pertanyaannya akhir-akhir ini.

Mengapa akhirnya ia memilih kembali?

Sebab, ia harus kembali pada seseorang yang begitu membutuhkan kehadirannya.

Mengapa memilih pulang lagi setelah memutuskan untuk pergi?

Sebab, pergi juga bukan kemauannya.

Dan yang paling tepat, ia harus kembali karena,

Ada seseorang yang tidak bisa hidup tanpanya.

Ada seseorang yang membutuhkan kehadirannya.

Ada seseorang yang tidak bisa hidup tanpanya.

Ada seseorang yang akan semakin terluka ketika ia pergi.

Dan ada seseorang yang harus jadi pendampingnya.

Ia harus kembali untuk Sehun.

Ia harus kembali untuk jadi istri Sehun.

Dan ia harus kembali untuk menjalani hidupnya bersama dengan Sehun.

Itu adalah jawabannya.


***
B e r s a m b u n g

Jawaban yang bagus

I'm Pregnant Mr. Oh (RSB Book 6) TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang