Hal Baru.

81 8 0
                                    

17 Agustus 2019,

Untuk perasaan yang tak pernah usang, untuk kenangan yang tak bisa hilang. Untuk kamu yang sebenarny ingin kurengkuh, aku rindu.

🧷

Adreas Point Of View-

Hari ini adalah momen yang paling membahagiakan untuk masyarakat Indonesia. Tepat 74 tahun yang lalu Indonesia berhasil mendapatkan kembali negaranya sendiri, haknya sendiri.

Hari ini juga ada rindu yang semakin membuncah dalam dada, ada perasaan bersalah yang tak mau lepas dari hati. Jingga, apakabar kamu di Jogja?

"Reas, buruan nih lombanya mau dimulai!"

Seseorang membuyarkan lamunanku,  teriakannya yang keras berhasil membuatku kaget dan merubah posisiku.

"Bawel banget sih Del, kalem kenapa"

Ya, seperti tebakan semua orang. Namanya Adel, salah satu mahasiswi asal Indonesia yang menempuh sekolah bahasa bersamaku. Sama-sama dari kota Jogja dan berangkat karena beasiswa.

Adel adalah sosok yang sangat periang, rambutnya pendek sebahu sama seperti Jingga, ah apa kabar dia?Kulitnya putih dan matanya sedikit lebar. Papanya orang Sunda dan mamanya orang Sumatera, makannya punya mata belo. Begitu katanya.

"Udah ayo buruan!"

Adel menggenggam dan menarik tanganku untuk berdiri dari sofa yang ada di dalam gedung menuju ke luar gedung, di halaman depan.

Aku tinggal di sebuah dorm yang disediakan oleh sekolah bahasa, dan pelajar dari Indonesia di Jepang ini terbilang cukup banyak. Makannya setiap tahun selalu diadakan lomba '17-an. Tidak hanya pelajar yang sedang bersekolah bahasa disini, namun semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Jepang.

Oh iya pelaksanaan lomba '17-an tahun ini berada di salah satu gedung yang dekat dengan dorm yang aku dan Adel serta teman-teman dari Indonesia lainnya.

"Adreas lomba makan kerupuk sama dokumentasi ya!"

Lagi-lagi aku terkejut dengan ucapan Adel. Setelah menarikku menuju lapangan, Adel meninggalkanku begitu saja lalu bergabung dengan teman-teman yang lain sementara aku masih diam mematung.

"Loh? Kok aku sih Del!"

Aku mendekati gerombolan itu dan melayangkan protes, enak aja Adel dan yang lain membuat keputusan seperti itu.

"Yakan kamu kurus As, gapapa kali ikut makan kerupuk. Terus jepretan kamu juga bagus kok, tenang aja kameranya dari kakak-kakak"

Aku menghembuskan nafasku sedikit kasar. Beberapa bulan kenal dengan Adel cukup membuatku mengerti bahwa dia memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Mengatur segalanya dengan baik dan mudah sekali bergaul dengan orang lain.

"Yaudah iya"

Akhirnya aku menyetujui ucapannya, pasrah melakukan segala rencana yang sudah tersusun dalam otaknya.

Setelahnya aku kembali ke pinggir lapangan, duduk di salah satu bangku yang disediakan sambil menikmati keadaan sekitar.

Semua orang terlihat sangat bergembira, menikmati satu demi satu acara yang dilakukan dan teringat sesuatu.

Pancarona-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang