Manusia Menyebalkan.

63 4 0
                                    

Jogja,
20 Desember 2020.

Kenangan baru dengan orang yang baru.

🧷

Author Point Of View-

Jingga terkejut ketika ponselnya mengeluarkan notifikasi pertanda telefon masuk. Gadis itu segera mengambil ponselnya dari nakas sebelah tempat tidur.

Ia menerima panggilan telefon itu sambil sesekali mengucek matanya. Namun sudah beberapa detik diterima, belum ada satu suara pun yang terdengar di telinganya.

'Halo?'

Akhirnya ia membuka pembicaraan karena merasa tidak sabar. Setelah satu kata keluar dari mulutnya, seseorang di seberang akhirnya membalas dan mengeluarkan suaranya.

'Sepuluh menit ya, saya tunggu diluar'

Jingga mengedipkan matanya berulang kali, setelah itu ia menjauhkan ponsel dari telinganya kemudian membaca siapa yang menelfonnya sore-sore begini.

Gadis itu terkejut ketika menemukan nama 'Mas Biru' sebagai seseorang yang menelfonnya sore ini.

'Loh ada apa ya mas?'

'Saya cuma butuh temen jalan'

Setelah itu sambungan telefon terputus, Jingga mengernyitkan dahinya kebingungan. Kemudian berdiri dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi untuk cuci muka.

.

Jingga Point Of View-

Aku segera masuk ke kamar mandi dan mencuci mukaku. Kakak tingkat yang membantuku tempo hari dan yang mengirimkan nasi padang beberapa minggu yang lalu dengan anehnya menelefon dan mengajakku jalan-jalan.

Setelah cuci muka dan memoles wajahku dengan bedak yang tipis dan liptint yang membuatku sedikit terlihat lebih segar. Kemudian aku menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhku, menyamarkan bau-bau tak sedap yang mungkin akan muncul beberapa jam kedepan.

Aku memilih sebuah baju santai, hari ini Jogja terasa sedikit panas. Aku memilih sebuah kaos hitam polos dan celana jeans biasa untuk menjadi bawahannya.

Aku segera menyampirkan sebuah tote bag putih ke bahuku kemudian mengambil sepatu putihku lalu memakainya dan berlari kecil keluar kos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku segera menyampirkan sebuah tote bag putih ke bahuku kemudian mengambil sepatu putihku lalu memakainya dan berlari kecil keluar kos.

Aku mendapati Mas Biru sudah duduk di kursi yang ada di teras, tempat biasa Mas Arya menungguku.

"Maaf mas lama"

Mas Biru menoleh kemudian berdiri di hadapanku, mengucir rambutku dengan tangannya dan entah menggunakan karet kucir dari mana.

Pancarona-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang