Ambulance yang mereka tumpangi sudah sampai di rumah sakit dan dengan segera mereka membawa Jimin ke UGD. Jaehyun membantu para dokter mendorong ranjang yang mengangkut Jimin untuk melaju lebih cepat.
"Tuan, anda harus menunggu diluar biar kami yang menanganinya,"kata suster sambil menahan Jaehyun.
"Baiklah.. pastikan dia baik-baik saja,"
Sang suster mengangguk cepat lalu kembali masuk ke dalam ruangan. Jaehyun mengusap wajahnya frustasi lalu pergi ke toilet. Di dalam toilet ia menangis dalam diam. Jaehyun memanglah pria yang sangat kuat dan tegar menghadapi segala hal namun jika sudah seperti ini ia tidak kuat menahannya.
Ini adalah tragedi kedua yang mampu membuat Jaehyun sedih dan frustasi setelah tragedi beberapa tahun yang lalu. Beberapa tahun yang lalu, jika Jaehyun sudah berumur 20tahun, orangtuanya pernah berjanji akan memberikan kejutan besar namun di saat Jaehyun umur 20 orangtuanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Ia sempat sedih namun ia berusaha tetap tegar. Dan ini adalah kedua kalinya Jaehyun mengalami kesedihan yang sama.
Jaehyun mencuci wajahnya lalu pergi. Ia kembali ke kursi antrian namun ia melihat seorang pria yang membuatnya ingin sekali menghabisi nyawanya. Jaehyun menghampiri pria itu dengan tatapan benci.
"Puas? Setelah semua ini terjadi kau puas?"
"....."
"Ck, tidak perlu kau jawab aku sudah tahu bahwa kau sangat puas dengan semua ini. Dengan begitu kau dapat menikahi wanita idamanmu itu, iya kan? Cih!"
"Jung Jaehyun. Ini semua tak akan terj-"
"Tak akan terjadi bila kau tidak menggunakan senjata tajam untuk mengancamku dan Jimin!"potong Jaehyun.
"Aku hanya mengancammu saja dan dia yang mendorong tubuhnya supaya pisau itu tertancap, bahkan aku tak bergerak sesenti pun agar dapat melukainya,"ucap Yoongi.
"Terserah kau berbicara apa, aku yakin jika semua ini adalah rencana licikmu,"
"Hah, kalau memang ini rencanaku untuk menyingkirkan Jimin, lalu buat apa aku memanggil ambulance?"
"Pergilah dari sini, aku muak denganmu,"kata Jaehyun sambil mengusap kasar wajahnya.
"Ok, sampai jumpa.. aku akan kembali menjenguk istriku,"jawab Yoongi disertai smirk lalu pergi.
"Bajingan!!"umpat Jaehyun.
- :: :: -
Ini sudah hari keempat setelah sadar dari komanya, Jimin tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa bahkan Jaehyun sekalipun.
Cklek~
"Selamat pagi, Tuan"sapa suster dengan ramah.
Jimin hanya terdiam, bahkan ia tak berkutik sama sekali.
"Ini sarapan anda saya taruh di meja samping sini supaya Tuan tetap bisa sarapan tanpa meninggalkan tempat tidur"kata suster itu lagi.
"Aku tak ingin makan, tinggalkan aku sekarang"ucap Jimin.
Sang suster hanya menghela nafasnya lalu pergi dari sana dan meninggalkan sarapan Jimin di meja.
Jimin hanya menatap sarapannya dengan tatapan datar terlebih lagi di samping makanannya di sediakan obat-obatan, dan Jimin sangat membenci obat-obat itu.
'Aku harus keluar rumah sakit lalu pergi dari Seoul secepatnya! Kali ini harus benar-benar berhasil, jangan sampai ketahuan!'batin Jimin.
Jimin mulai mengusap lembut perutnya dengan senyuman manis di wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209775314-288-k183971.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Daddy!? ; [ YoonMin ]✔️
FanfictionYoongi sangat membenci anak yang bernama Jiyoong. Jiyoong adalah anak dari Yoongi dan Jimin. Jiyoong hadir di dunia tanpa di inginkan oleh sang Appa. Kehadiran Jiyoong tak luput dari kejadian di masa lalu. Jimin hanya bisa bersabar dan mencoba tetap...