Two

3.9K 527 22
                                    


London, United Kingdom

Yang tadinya ada di atap rumah Renjun, kini ketiga sahabat itu sudah berada di depan rumah Jeno, "Jangan bilang kita mau pergi jauh dari London," gerutu Jeno saat ketiganya hanya berdiri diam di depan rumahnya.

Renjun melayangkan tangannya meraih dagu Jeno dan mencengkeramnya hingga mulut Jeno mengerucut seperti mulut ikan karena saking kencangnya Renjun mencengkeramnya. Anak itu membawa kepala Jeno untuk melihat ke bawah, kakinya.

"See, gue ngga pake sendal," ucap Renjun kemudian melepaskan tangannya dari dagu Jeno.

"Apa urusannya sama gue?" protes Jeno sambil menggerak-gerakkan mulutnya yang tadi dicengkeram Renjun agar tidak kaku.

"Ya masa kita main dare or dare ngga pake sendal, nanti kalo gue nginjek beling gimana? Ntar kaki gue sakit. Terus gue ngga bisa lari. Kalo gue ngga bisa lari ntar gue ngga bisa main bola, ngga bisa main basket. Kalo gue ngga bisa main nanti tim sekolah kita kal—"

"Pake sendal gue, bacot banget lo." Jaemin dengan sigap langsung merangkul Renjun dari belakang, tangannya ia lingkarkan di leher Renjun untuk membekap mulut anak muda yang sedang mengomel itu.

Jaemin kemudian melepaskan kedua sendalnya agar Renjun bisa memakainya. Tanpa banyak omong Renjun segera memakai sandal jepit Jaemin yang sebenarnya kebesaran untuknya.

"Tapi tetep kita butuh mobil," keukeuh Renjun.

"Sekali nggak ya enggak," tolak Jeno sabar. Ia kemudian melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Renjun dengan tatapan bapak-bapak yang sedang memarahi anaknya yang bandel. "Gue ngga mau keluar dari London kaya kemarin rabu," tambahnya lagi.

"That was awesome man," komentar Jaemin sambil tergelak mengingat bahwa rabu kemarin Renjun tidak bisa tidur dan seperti biasa, mereka bersama di atas atap rumah Renjun sambil memainkan dare or dare.

Dan sialnya saat itu, Renjun mendapat giliran pertamanya yang memberikan dare pada Jeno untuk mengantar Jaemin dan dirinya pergi keluar dari London menuju ke Windsor hanya untuk sekedar mencoret-coret bangunan tak berpenghuni di perbatasan London dan Windsor dengan pylox.

Ren's dare for Jen.

Itulah tulisan yang ia goreskan dengan pylox pada dinding bangunan di luar kota London tersebut. Dan hanya untuk menuliskan kata tersebut mereka harus melewati 5 miles, jauhnya jarak Windsor ke London. Ketika perjalanan menuju pulang ke rumah, Jeno kehabisan bensin.

Alhasil Jaemin dan Jeno harus mendorong mobil tersebut hingga mencapai stasiun bahan bakar terdekat. Setelah sampai, mereka harus menunggu selama 2 jam karena ternyata pom bensin tersebut baru akan buka pukul 6 pagi.

Sampai di rumah, ketiganya bolos sekolah dan tidur seharian di rumah masing-masing.

"Awesome? Ngedorong mobil sejauh 2 kilometer plus nungguin pom bensin buka selama dua jam lo bilang awesome? No, it was totally not. That was stupid." Jeno mulai terpancing emosinya jika mengingat perjalanan mereka kemarin rabu.

"Itu keren man, mending-mending gue sama Jaemin bantuin lo. Kalo lo bukan sahabat gue paling udah gue tinggal pulang," sela Renjun menoyor bahu Jeno pelan.

"Naik apa lo? Terbang? Huh?" ejek Jeno.

"Gue kan bawa gel rambut, bisa aja dong kalo ada orang lewat, gue suruh berhenti Cuma tinggal gue pake doang gel rambut gue terus gue olesin ke kepala orang random itu terus gue kontrol otaknya teru—"

"Mati aja lo sama Dr.Fluke lo yang ga jelas abis itu, Jaem," potong Jeno.

"Ya udah sih, sana ambil mobil lo Jen," paksa Renjun, lagi.

Take My Heart and Break It ✦ NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang