Lagu di mulmed adalah lagu yang menggambarkan perasaan Renjun dan Jeno.
Hollow Pond, London, United Kingdom
Sesampainya di Hollow Pond, hari sudah semakin sore. Waktu sudah menunjukkan pukul lima. Renjun dan Jeno masih menyelesaikan rakitan tenda yang mereka bangun di tepi danau.
Hollow Pond adalah tempat dimana dulu, ketika mereka masih kecil sering mengadakan acara camping disini, bersama dengan ayah Renjun dan juga Jaehyun. Hanya mereka berempat.
Ayah Renjun selalu mengajak keempatnya melakukan camping di akhir pekan. Tujuannya untuk berterima kasih pada alam dan sedikit meliburkan diri dari padatnya aktivitas kota London yang menyibukkan.
Sayangnya, setelah ayah Renjun meninggal, mereka tak pernah lagi menghabiskan akhir pekan dengan berkemah di Hollow Pond. Walau ketiganya masih sering melakukannya, Renjun biasanya akan memilih danau lain yang jauh dari London.
Dan tepat hari ini, 9 tahun berlalu setelah kematian ayah Renjun, anak itu kembali melakukan camping di Hollow Pond.
Kali ini tanpa ayahnya, Jaemin dan Jaehyun. Hanya ada dirinya dan Jeno, duduk berdua, berdampingan, memandang ke arah danau, melihat angsa berenang berarak, dan kemudian terbang, dengan latar belakang matahari senja yang mulai tenggelam.
Jeno merapatkan selimut tebal yang ia sampirkan pada bahu Renjun, menjaga sahabatnya untuk tetap hangat. Walau masih bulan Mei dan musim semi masih menetap di Inggris, udara malam hari tetap dingin dan melakukan camping dekat danau tanpa persediaan baju dan selimut hangat sama saja dengan bunuh diri.
"Makasih Jen." Renjun berucap, mengeratkan selimut tebal yang dipakaikan Jeno barusan.
Mereka berdua duduk di atas matras, di samping tenda yang sudah berdiri tegak. Kaki Renjun sudah bersepatu dan terbalut kaos kaki hangat. Tubuhnya memakai jaket wol milik Jeno, membalut piyamanya. Pada lapisan luar, ada selimut yang menghangatkan.
Tak jauh beda dengan Renjun, Jeno memakai setelan hangatnya juga. Ia memakai jaket putih hadiah ulang tahun dari Jaemin. Luarnya, memakai jaket wol. Kedua kakinya sudah bersepatu, terlapisi kaos kaki tebal yang menjaganya tetap hangat.
"Sama-sama. Mau bikin api unggun biar lebih anget?" tawar Jeno.
Renjun mengangguk, membiarkan Jeno melepaskan sarung tangannya dan membuat api unggun dadakan dari ranting-ranting pohon yang tadi sudah ia dan Renjun sempat kumpulkan.
Saat api sudah menyala, hangat pun menerpa tubuh mereka.
Jeno berjongkok menghangatkan kedua telapak tangannya pada api unggun, meninggalkan Renjun melamunkan sosok sahabatnya yang menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. Jeno pasti kedinginan, batinnya dalam hati.
Tanpa sadar, senyuman kecil tersungging di bibir Renjun. Ia baru menyadari detik itu juga, di bawah langit yang mulai menggelap, Lee Jeno sahabatnya, ternyata adalah seorang lelaki yang memiliki wajah tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Heart and Break It ✦ Norenmin
FanfictionRenjun; laki-laki ambisius, bermental baja dan tak pernah menangis. Sekali dia menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikan ambisinya, bahkan kedua sahabatnya sejak kecil, Jeno dan Jaemin. Jaemin; berandalan, playboy, hobi berkelahi. Seora...