London, United Kingdom
"Ngga lucu Jen, anjing," umpat Renjun setelah mendengar perkataan Jeno.
Bagaimana bisa Jaemin balikan dengan Eunseo? Perempuan itu sudah masuk dalam daftar blacklist Huang Renjun untuk Na Jaemin dan dengan beraninya Jaemin balikan dengan si perempuan ular tanpa meminta pendapatnya lebih dulu.
"Serius, dia balikan sama Eunseo tadi malem. Tadi aja berangkat sekolah kita semobil bertiga, Jun."
Renjun tidak mau mendengar cerita Jeno. Perhatian lelaki mungil itu tersita pada meja Jaemin dan gengnya yang masih bisa dia lihat dari depan kamar mandi. Bahan pembicaraannya dengan Jeno sudah datang.
Eunseo dengan tidak tahu malunya entah muncul darimana langsung duduk di atas pangkuan Jaemin dan mencium bibir lelaki itu sekilas. Renjun bisa melihat Yeonjun mengalihkan pandangan ke arah lain saat Eunseo mencium bibir Jaemin.
"Jelas banget kalau si Yeonjun masih ada rasa ke si uler. Ngga mungkin kalau ngga ada maunya si uler balikan sama Jaemin," ucap Renjun. Tanpa sadar kedua tangannya mengepal, tak rela sahabatnya balikan dengan Eunseo. Pun Renjun langsung meninggalkan Jeno yang langsung masuk ke kamar mandi karena sudah sangat kebelet.
Suara gebrakan keras terdengar dari meja Jaemin, membuat para pria dominan disitu menoleh pada Renjun. Terutama Jaemin yang langsung melepas ciuman panasnya dengan Eunseo. Ia menatap Renjun penuh tanya. "Kenapa Jun?"
"Ini bukan tempat mesum ya goblok! Ini kantin nyet buat makan!" geram Renjun. Matanya melotot pada Eunseo seolah akan mencekik gadis itu. Eunseo pun tak mau kalah. Ia menatap nyalang Renjun menerima tantangan lelaki yang memiliki tinggi badan lebih pendek darinya itu.
Yeonjun dan Jaemin memasang wajah bingung melihat pertikaian Renjun dan Eunseo. Sedangkan Jinyoung dan Jisung hanya menahan tawa sambil saling mencomot makanan masing-masing. Sesekali Jisung juga mencuri kentang goreng Jaemin dan salad Yeonjun tanpa sepengetahuan dua orang itu.
Eunseo tiba-tiba saja berdiri dari pangkuan Jaemin dan mendorong Renjun keras hingga lelaki mungil itu hampir jatuh terjengkang ke belakang. "Lo tuh pengganggu anjir!" bentaknya hingga membuat seisi kantin menoleh pada mereka berdua, termasuk Haechan dan Seungmin.
"What the hell!" teriak Haechan kaget. Ia bahkan sampai bangkit dari duduknya. Seungmin pun sama kagetnya bahkan sesuap spaghetti sekaligus garpu yang ia pegang terjatuh ke lantai.
Mereka benar-benar sangat terkejut, pasalnya Eunseo tiba-tiba saja meraih sup ayam yang benar-benar masih panas dan dia lempar pada wajah Renjun. Hal itu membuat Renjun langsung menutup wajahnya dengan tangan dan merintih karena rasanya sakit dan panas.
"Eunseo!" bentak Yeonjun dan Jaemin bersamaan. Bahkan Jaemin langsung menarik tangan Eunseo agar tidak berbuat kelewatan pada Renjun.
"Jun, urus Eunseo." Jaemin menyerahkan Eunseo pada Yeonjun untuk mengejar Renjun yang sudah lari ke dalam kamar mandi sambil menahan rasa sakit di wajahnya.
Haechan dan Seungmin pun sama paniknya. Keduanya mengejar di belakang Jaemin. Bahkan Haechan sempet lempar segelas air milik Jinyoung ke perut Eunseo sebagai pembalasan karena telah menyakiti temannya. "Sialan! Anjing!" umpat Eunseo yang masih dipeluk oleh Yeonjun agar tidak mengejar Jaemin dan Renjun.
"Bubar woi! Kantin tutup!" Jisung berdiri dan membubarkan kerumunan yang tadinya asyik menyaksikan perseteruan Renjun dan Eunseo.
"Bawa pergi aja dari sini hyung," suruh Jisung yang memang baru kelas satu pada Yeonjun yang sudah kelas dua, sama seperti Jaemin, Jeno dan Renjun. Yeonjun langsung mengangguk dan membawa pergi Eunseo dari kantin entah kemana.
___________
"Jun, buka pintunya," seru Jaemin dari luar pintu kloset. Di dalamnya ada Renjun yang mengunci pintunya. Dia berusaha mendorong pintu kloset, memutar-mutar kenop yang terkunci rapat namun tidak ada efek yang berarti.
"Jun, keluar dong," cemas Haechan yang hanya berdiri di belakang Jaemin bersama dengan Seungmin.
Jaemin seketika mundur beberapa langkah. Tangannya membuat gesture agar Haechan dan Seungmin sedikit menyingkir supaya tidak menghalangi. Dalam satu tendangan kuat dari kapten Jaemin, pintu kloset pun terbuka lebar.
Semua yang ada disitu terkejut bukan main karena melihat Renjun terduduk di atas kloset, menutup wajahnya dengan tisu toilet. Sahabatnya itu hanya menunduk. Tidak menangis sama sekali.
Jaemin tau Renjun kuat dan tegar tapi ketika wajahmu disiram sup panas pasti rasanya sakit. Menangis juga pasti tidak papa karena sakit. Tapi melihat Renjun hanya diam dan menunduk, Jaemin malah merasa kasihan dan bahkan marah.
Menurutnya, Renjun tidak bisa jujur pada dirinya sendiri.
"Jun?" panggil Jaemin.
Renjun mendongak, membuat dada Jaemin terasa nyeri karena melihat wajahnya basah dan memerah. Matanya kanannya bengkak dengan sisa kuah kental berwarna oranye yang masih menempel di kelopak bawah, bahkan bibirnya sedikit bengkak karena digigit kuat oleh Renjun.
"Lo ngga papa?" tanya Haechan yang sudah berdiri di samping Jaemin. Si lelaki bermarga Na masih mematung menyaksikan wajah Renjun yang benar-benar hancur.
"Keluar dari sana Jun, ayo kita balik ke kelas." Seungmin mendorong Haechan dan Jaemin agar tak menghalangi jalannya menuju Renjun.
Ia membantu Renjun berdiri tapi betapa terkejutnya Seungmin ketika ia merangkul Renjun, bisa dirasakan tubuh temannya itu gemetaran. Renjun butuh pegangan sekarang. "Jun.." Seungmin merasa iba.
"Jun, maafin gue. Harusnya gue bisa nahan Eunseo." Jaemin merasa bersalah. Ia memegang pergelangan Renjun sebelum Seungmin dan Haechan membawanya pergi.
Renjun hanya mengangguk, tanpa melihat ke arah Jaemin sedikitpun. Wajahnya masih sangat sakit, hatinya juga, tanpa Jaemin ketahui. "Gue anter pulang?" tanya Jaemin lagi. Dengan kondisi seperti itu, Renjun tidak mungkin bisa mengikuti pelajaran lagi.
Gelengan kepala adalah jawaban dari Renjun. Ia membiarkan kedua temannya merangkulnya dari kedua sisi. Mereka pun keluar dari toilet dan meninggalkan Jaemin yang hanya terdiam dan pintu kloset yang rusak karena tendangan kakinya.
Tidak jauh dari kloset Renjun, Jeno yang baru saja selesai kencing mendengar dan melihat semuanya. Lelaki itu melihat bagaimana Eunseo menyiram wajah sahabatnya dengan sup panas, melihat tendangan Jaemin pada pintu kloset, melihat Seungmin yang merangkul Renjun agar segera keluar dari toilet.
Dalam hati, Jeno marah banget melihat kejadian hari ini. Sayangnya ia masih harus rapat OSIS dan tidak bisa menemani Renjun atau memastikan bahwa sahabatnya baik-baik saja. Si tampan hanya bisa menahan amarahnya melihat Renjun tersakiti. Tanpa sadar, ia bahkan menyalahkan Jaemin atas hal yang menimpa Renjun barusan.
"Jaem, mau lo apa sebenernya?"
Persahabatan ketiganya benar-benar sedang diuji.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Heart and Break It ✦ Norenmin
FanfictionRenjun; laki-laki ambisius, bermental baja dan tak pernah menangis. Sekali dia menginginkan sesuatu, tidak ada yang bisa menghentikan ambisinya, bahkan kedua sahabatnya sejak kecil, Jeno dan Jaemin. Jaemin; berandalan, playboy, hobi berkelahi. Seora...