Seventeen

2.6K 384 117
                                    

London, United Kingdom

Norenmin sudah kembali ke ruang keluarga dan duduk bersila seperti semula disana. Bedanya, Renjun kini berada diantara Jeno dan Jaemin, membuat Mark harus bersampingan dengan Eunseo dan Jisung bersampingan dengan Jeno.

Saat berjalan kembali tadi, Jaemin tiba lebih dulu. Wajahnya terlihat sangat kacau, menahan marah dan kecewa bersamaan, sama persis dengan Jeno yang mengekor di belakangnya. Hanya saja, raut Jeno lebih lesu dan seolah kehilangan semangat hidup.

Teman-temannya yang ada di ruang keluarga tidak bisa mendengar pembicaraan ketiga sahabat sejak kecil itu tetapi semua orang disana bisa menyimpulkan bahwa Renjun lah penyebab dua laki-laki dominan idaman satu sekolah mereka, memasang raut wajah seperti itu.

Renjun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar. Ia melirik Jaemin dan Jeno di sampingnya secara bergantian. "Sorry," ucapnya pelan, sebelum mengambil giliran memutar botol, melanjutkan truth or truth yang merupakan idenya sejak awal.

Jeno hanya menggumam sedangkan Jaemin mengalihkan pandangan, menghindari kontak mata dengan Renjun. Ia masih kesal dan kecewa. Bisa-bisanya Renjun melakukannya dengan teman satu gengnya sendiri dan Soobin sama sekali tak pernah bercerita.

Jaemin merasa dikhianati oleh dua orang sekaligus.

Eunseo lagi-lagi sudah tertidur pulas saat mereka kembali, di pangkuan Yeonjun. "Jaem, cewek lo," ucap Yeonjun pelan, menunjuk ke perempuan yang meletakkan kepala di atas pahanya.

"Anterin Eunseo pulang. Ini udah jam 2 pagi. Gue nggak enak sama orang tuanya," suruh Jaemin. Ia lalu menoleh Renjun yang masih menatap penuh rasa bersalah ke arahnya. Lalu kembali menoleh pada Yeonjun. "Gue nggak bisa ninggalin Renjun malem ini," lanjutnya.

Tanpa banyak bertanya, seolah tahu situasi apa yang baru saja terjadi diantara Norenmin, Yeonjun langsung mematuhinya. Ia membangunkan Eunseo pelan dengan mencubit pipinya. Gadis itu sempat protes karena tidurnya terganggu tapi Yeonjun dengan sabar membujuknya untuk diantar pulang.

Eunseo menurut, walaupun ia sempat bertanya kenapa Jaemin tak bisa mengantar dan malah menyumpah serapah pada Renjun setelah mendapatkan jawaban dari kekasihnya. "Puas lo? Monopoli cowok gue seenak udel lo sendiri? Egois lo Jun! Nggak punya hati!"

Renjun berdiri, bersiap memukul wajah Eunseo tapi Jaemin dan Jeno serentak menahan kedua lengannya, menyuruh sahabat mereka untuk tetap duduk dengan tenang. "Bacot! Pergi lo dari rumah gue!" usir Renjun galak.

Setelah Yeonjun dan Eunseo tak lagi terlihat dari balik pintu, Renjun mengambil botol untuk melanjutkan permainan dan memutarnya. Hingga botol itu berhenti dan menunjuk Jeno. Untuk kali kedua.

"Anjir, lo lagi. Botolnya emang naksir sama lo deh Jen," komentar Mark yang diiringi dengan kekehan Jisung dan tawa puas Baejin.

"Kita bertiga disini malah kesannya kayak liat drama lo berempat, daritadi belum dapet giliran, udah ada aja kejadian-kejadian yang bikin gue terkejoed," sambung Baejin.

Ia tidak peduli bahwa sampai detik ini belum mendapat giliran sama sekali. Setidaknya melihat apa yang sudah terjadi, baginya menjadi sebuah hiburan tersendiri.

"Hidup gue bukan drama ya nyet. Jangan asal ngejeplak lo, Pacil!" sungut Renjun tak terima.

Baejin langsung kicep. Ia ingat briefing yang tadi ia laksanakan dengan Renjun, Mark, Jisung dan Yeonjun. Karena kali ini botol mengarah ke Jeno, dan pemberi truth adalah Renjun sendiri, hal ini menjadikan dirinya, Mark dan Jisung bebas tanggungan sekarang.

Renjun menyiapkan mental sebelum bertanya pada Jeno. Ia menepuk kedua belah pipi gembilnya dengan kedua tangan sebanyak 3x secara pelan. Mata sipitnya kemudian memandang ke Jeno yang sedang memandangnya, menunggu apa truth sahabatnya.

Take My Heart and Break It ✦ NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang