KIREI; 11

264 22 2
                                    

~안녕~

"Karena sakit hati dan jatuh cinta adalah satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan."
~Rain.

Seperti malam-malam sebelumnya Kirei sedang memangku gitar kesayangannya ditemani dengan cahaya dan keindahan bulan serta bintang. Dia memetik senar gitar dan memulai melantunkan lagu Garis waktu ~Fiersa Besari.

Kenangan memburai bersama wangimu
Yang singgah di kala hujan
Tawa dan tangisan yang kita lalui
Kini sebatas sejarah

Kau yang terbaik
Kau yang terindah
Kau yang mengajari
Arti jatuh hati

Kau beri harap
Lalu kau pergi
Garis waktu takkan mampu
Menghapusmu

Kirei mendengar suara pintu terbuka dan melihat ternyata abangnya yang membuka pintu. Steve melanjutkan lirik lagunya diiringi suara gitar yang dimainkan Kirei, sedangkan Kirei tersenyum tulus kepada abangnya tersebut dan membiarkan Steve bernyanyi sendiri.

Kau pernah menjadi pusat semesta ku
Segalanya kuberikan
Sekarang kita hanya dua orang asing
Dengan sejuta kenangan

Kau yang terbaik
Kau yang terindah
Kau yang mengajari
Arti jatuh hati

Kau beri harap
Lalu kau pergi
Garis waktu takkan mampu
Menghapusmu

Mendapat kode untuk bernyanyi bersama, membuat Kirei bernyanyi yang diselingi oleh suara Steve yang merdu. Akhirnya malam ini Kirei dapat bernyanyi bersama Steve setelah sekian lama.

Ketika kesetiaan menjadi barang mahal
Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap
Ego siapa yang sedang kita beri makan?
Entah

Aku marah bukan berarti tak peduli
Aku diam bukan berarti tak memerhatikan
Dan aku hilang bukan berarti tak ingin dicari

Kau yang terbaik
Juga terburuk
Kau yang mengajari
Arti patah hati

Kau beri harap
Lalu kau pergi
Garis waktu takkan mampu
Menghapusmu

Kirei menepuk tangannya, dia sangat senang malam ini ditambah dengan penghayatan yang begitu dalam dari Steve, membuat lagi itu seakan-akan hidup.

"Suara bang Steve makin enak aja didengar, gimana Gaby nggak meleleh coba."

"Biasa saja lo juga main gitarnya makin bagus."

"Bisa aja lo bang, gimana hubungannya dengan kak Gaby?"

"Just a friends, Kirei."

"Bang lo nggak bisa bohongin gue, terlihat dari tatapannya lo ke dia. Kalau lo tatap kak Gaby seakan-akan lo nggak mau ninggalin dia, tapi lo terlalu pintar untuk menyembunyikan itu."

"Sok tau lo."

"Ihh, seriusan!?"

"Serius atau serius."

"Seriusan bang!!!"

"Iya, gue suka sama Gaby. Puas lo?" ucap Steve santai.

"What!!!" teriak Kirei. Dia mengembangkan senyum kemenangannya.

KIREI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang