KIREI; 28

235 10 2
                                    

~안녕~

Hai semua, jumpa lagi dengan author... Kalian jaga kesehatan ya!!!
Sudah gitu aja.

Happy reading guys!!!

Hari terakhir ujian merupakan hari yang paling menyenangkan bagi para siswa-siswi di sekolah ini, yang dimana ujiannya hanya satu mata pelajaran.

Jam yang sudah menunjukkan pukul 12 siang, tapi suasananya terasa sangat dingin, langit terlihat mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

Kirei dan Jovin memilih untuk tinggal di sekolah setelah ujian selesai. Mereka menikmati suasana yang dingin di siang ini. Kirei berniat untuk menunggu hujan hingga turun, dia merindukan suasana bermain dibawah guyuran hujan. Jadilah dia mengajak Jovin untuk menunggu hujan bersama di kantin sekolah.

"Kirei, kenapa mau nungguin hujan?"

"Pengen main."

"Main?"

"Iya, sudah lama gue nggak main hujan.."

"Astaga Kirei, di rumah lo bisakan?"

"Lo tahu, Bunda dan saudara-saudara gue bakal larang gue kalo ketahuan main hujan."

"Itu dilarang, kenapa masih mau lakuin?"

Kirei menunjukkan senyum manisnya. "Hehehe, kangen Jo. Soalnya sudah lama nggak main hujan."

"Terserah lo, kalau lo sakit jangan bawa-bawa nama gue ya.."

"Iya iya."

"Lo bawa baju ganti?" tanya Jovin.

"Ada hoodie lo," jawab Kirei santai.

"Nggak bakal gue pinjemin ke lo!!" sergah Jovin.

"Ihh... Jovin masa lo tega biarin gue kedinginan nanti. Jahat banget, boleh ya gue pinjam hoodie lo, Jovin kan sahabat gue yang paling baik..." pinta Kirei dengan memasang muka memelas dibuat-buat. Apalagi kalau bukan untuk membujuk Jovin.

Jovin menghela nafas sejenak, tidak tega melihat muka memelas Kirei.

"Iya, untung lo sahabat gue."

"Terimakasih Jovin," ucap Kirei sambil tersenyum manis.

Tak berselang lama, Hujan pun turun dengan deras.

"Akhirnya turun juga," ucap Kirei lega.

Dia berdiri lalu merenggangkan otot-ototnya. Badannya terasa pegal, mungkin sudah kelamaan duduk.

"Ayo Jo," ajak Kirei.

"Ayo, gue gak ikut main hujannya. Tapi gue tungguin kok."

"Terserah lo."

Mereka keluar dari kantin menuju tempat terbuka, sepertinya lapangan adalah tempat yang cocok untuk Kirei bermain hujan, sedangkan Jovin hanya menunggunya di koridor dekat lapangan.

Pada saat ingin keluar dari kantin, mereka berpapasan dengan Rain yang memegang nampan berisi makanan dan minuman. Mereka tidak memperdulikannya, dan melewati Rain begitu saja.

"Auww!!" pekik Kirei.

Baru beberapa langkah dia melewati Rain, tiba-tiba rambutnya ditarik keras oleh Rain dan nampan yang tadi dia pegang kini ditaruh di meja yang dekat darinya.

"Rain, sakit!!! Lepasin tangan lo dari rambut gue."

Rain tidak mempedulikan jeritan kesakitan dari Kirei, dia semakin menarik rambutnya dengan sangat kencang. "Kenapa, Sakit?!"

KIREI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang