KIREI; 15

283 21 2
                                    

~안녕~

"Fin tungguin gue kali." Rain terus mengejar Dhafin hingga akhirnya berhenti tepat di depan mobilnya yang terparkir. Dhafin jarang sekali membawa mobil ke sekolah, tapi ia terpaksa membawa mobil hari ini karna tadi pagi hujan membasahi ibu kota dengan sangat deras.

Rain tersenyum miris. "Ayolah Fin, lupain dia."

"Nggak bisa Rain!!" sergah Dhafin dengan membesarkan suaranya.

"Fin buka mata lo! Masih ada orang yang sayang sama lo dan perhatian sama lo, tapi lo terlalu fokus pada satu cewek yaitu Kirei!!" lirih Rain, hatinya sudah sangat sakit tapi Dhafin masih kekeuh pada ucapannya.

"Emang siapa yang perhatian dan sayang sama gue?!"

"Gue!" teriak Rain tepat didepan wajah Dhafin.

Dhafin terkejut karena pernyataan Rain.

"Gue udah suka sama lo dari pertama masuk, gue ingin dapetin hati lo! Tapi Kirei menjadi penghalang yang sangat sulit untuk gue hilangkan."

"What do you mind?"

"Karna rasa suka lo ke Kirei sangat besar, Fin!!" bentak Rain.

"Lo lupain perasaan lo ke dia dan berpaling ke gue Fin. Gue cinta sama lo."

"Buktinya apa kalau lo emang cinta sama gue?"

"Gue akan lakukan apapun untuk dapatin lo!"

Dhafin tersenyum sinis. "Bukan itu jawaban yang gue mau."

Rain menarik rambutnya kasar. "Terus gue harus apa?! Apa yang harus gue lakuin agar lo bisa balas perasaan gue?" lirih Rain. Dia berjalan mendekati Dhafin dan memegang kedua pundak Dhafin, dia menatap Dhafin dengan penuh harapan.

"Gue nggak akan bisa buka hati ke lo sampai kapanpun."

"Tapi kenapa?!"

"Karena gue nggak bisa lupain Kirei begitu saja, gue sudah suka dia semenjak satu tahun yang lalu!" ucap Dhafin.

"Dan gue hanya anggap lo teman, nggak lebih!"

"Yaudah, kalau begitu kenapa lo nggak jadikan dia sebagai pacar lo?"

"Karna gue nggak mau hubungan persahabatan gue hancur karna perasaan yang bodoh ini."

"Dhafin?!" teriak Kirei, dia mendengar semua pembicaraan Dhafin dan Rain dari awal sampai akhir.

Dhafin membulatkan matanya ketika mendengar teriakan Kirei.

"Dhafin bilang kalau semua yang tadi itu bohongan."

Dhafin hanya menunduk "Fin jawab!!! Jangan nunduk, tatap mata gue!" bentak Kirei sambil mengguncang-guncangkan badan Dhafin.

"Iya, gue suka sama lo, puas?!"

"Tapi kenapa? Fin kita pernah bilang jangan sampai ada yang kebawa perasaan diantara kita berempat tapi apa?! Lo yang sekarang bawa perasaan!!!"

"Lo tanya kenapa?! Seandainya gue bisa milih orang yang gue suka, gue nggak akan milih lo! Tapi hati gue jatuh pada lo." Dhafin menatap lekat ke arah mata Kirei dan perlahan-lahan ia mendekatkan wajahnya pada Kirei, hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas hangat satu sama lain.

Kirei tiba-tiba membeku ditempat, dia seberusaha mungkin memberontak, tapi lengan Dhafin menghambat pergerakannya. Semakin dia memberontak, Dhafin akan semakin memegangnya dengan kuat.

Tuhan, gue mohon hentikan semua ini.

Dhafin berniat mencium bibir pink milik Kirei, melihat itu Rain hanya bisa membulatkan matanya sembari menutup mulutnya. Dia terlalu syok dengan perlakuan Dhafin, sedangkan Aska berlari menghampiri mereka dan segera memukul Dhafin.

KIREI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang