Teman lama Shafira

78 8 0
                                    

Shafira tidak selalu sendirian dalam hidupnya. Shafira pernah punya teman. Shafira pernah punya orang - orang menyenangkan yang selalu ada untuk dirinya. Dahulu, Shafira meyakini satu hal dari ucapan ibunya. 'Orang Pintar selalu punya teman' maka Shafira kecil tidak akan menolak ketika ibunya menyuruhnya belajar membaca meskipun teman sebayanya masih bermain masak - masakan di pekarangan. Shafira tidak bisa menyangkal itu. Teman memang selalu menjadi hal istimewa bagi Shafira.

Dan Shafira kehilangan mereka ketika Shafira masuk ke jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Shafira berpisah dari mereka. Shafira mencari teman lagi di lingkungan belajarnya yang jauh dari teman lamanya.

Shafira memang pintar dalam bidang akademik. Semuanya mungkin mengakui hal itu. Meskipun Shafira Pendatang baru dari lingkungan yang jauh, nama Shafira selalu menduduki peringkat pertama paralel akademik untuk angkatannya. Karena Shafira yakin, Orang pintar selalu punya teman.

Dan hari ini ketika pelajaran biologi berakhir, Shafira mengingatnya lagi. Mengingat bagaimana sekolah menengah pertamanya tidak hanya berbicara tentang kepandaian dan teman. Lebih dari itu. Shafira belum mengerti apa hubungannya pintar dengan punya banyak teman.

Mungkin ibu salah. Orang pintar tidak selalu punya teman. Karena saat ini meskipun Shafira masih pintar, Shafira masih duduk sendiri untuk menghabiskan makan siangnya. Beberapa murid yang lewat masih menyapa Shafira. Adik kelaspun dengan sok akrab menyapa Shafira yang tengah mengunyah makanan sendirian. Shafira hanya tersenyum, tidak mengajak yang menyapanya untuk makan bersama. Karena bagi Shafira, sapaan itu seperti penegasan halus dari pernyataan
" Kasihan ya lo  makan sendirian."

Shafira tidak lagi mengeluh jika ia harus duduk sendirian lagi di kantin sekolah. Tidak akan ada yang mengganggu dirinya karena semua warga sekolah ini tahu siapa Shafira. Lagipula, selama hampir sebelas tahun Shafira bersekolah, Shafira tidak pernah mengganggu siapapun.

Bahkan teman dari bangku sekolah dasarnya pun ketika bertemu hanya tersenyum. Seakan - akan dulu, selama 6 tahun Shafira bukanlah siapa - siapa bagi mereka.

"Shaf, gue ada PR Kimia nih" Anak perempuan bermata sipit itu mendekati Shafira yang sedang mengunyah makanan

" Belum Risya  kerjain atau ada yang Risya gak ngerti?" Shafira menaruh sendoknya dan menatap anak perempuan bernama Risya itu.

" Udah gue kerjain kok, nanti gue kirim ke lo lewat WhatsApp ya, tolong periksa." Dia tersenyum memperlihatkan giginya. 

" Shafira bukan guru, kalau Risya lupa." Shafira kembali mengambil sendoknya.

" Ish, cuman 5 nomor kok Shaf. Ya, Shafira kan baik. Ya ya ya? "

" Iya deh, jangan kemalaman ngirimnya" Shafira tersenyum.

" Oke, makasih Shafira" Anak perempuan itu pergi setelah Shafira mengangguk.

Shafira melihat kepergian anak perempuan itu. Namanya Risya. Teman lama Shafira di bangku sekolah dasar. Ketika alasan dia dan Shafira putus pertemanan karena sekolah mereka yang berbeda,  harusnya dia dan Shafira berteman lagi bukan? Karena saat ini mereka sudah satu sekolah. Namun ternyata tidak semudah itu. Mereka hanya sebatas manusia yang berinteraksi saling membutuhkan. Bukan berinteraksi untuk saling berbagi pelukan penenang dan Shafira tahu itu.

" Enak ya jadi Shafira, Dimana - mana pasti dibutuhkan. Lagi makan aja ada yang nyamperin minta tolong." Celetukan itu terdengar sangat jelas ditengah keramaian. Shafira tahu suara itu milik siapa. Shafira hanya membalikkan pandangan mencari sosok yang bersuara itu. Shafira melempar senyum sebagai tanda penghargaan karena telah bersuara mengenai dirinya.

Andai semua orang tahu, menjadi aku tidak semenyenangkan itu. Dan Shafira kembali menghabiskan makanannya.

***  



Bagaimana perasaannya? Sudah mulai baikan? Saya harap hatimu cepat - cepat pulih.
Sebelum tidur, cobalah berdamai dengan apa yang sudah terjadi hari ini agar tidurmu lebih nyenyak.

Terimakasih sudah mau membaca cerita ini, 🌞

Peluk hangat dari Na ❤

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang