Bersama Andre

56 6 0
                                    

"Shafira...." Suara ketukan pintu kamar membangunkan Shafira yang nyawanya setengah terjaga. Saat ini pukul setengah enam, tapi ayah Shafira sudah mengetuk - ngetuk pintu kamar putrinya.

"Iya Ayah," Shafira menyahut kemudian merapikan rambutnya dan membukakan pintu kamar. Matanya mengerjap - ngerjap.
Apa jam di kamarnya tidak lagi berfungsi? Ayah mau kemana pagi - pagi buta ini? Batin Shafira.

"Ayah ada undangan buat menghadiri acara peresmian taman baca. Ayah lupa kalau acaranya pagi ini. Tempatnya lumayan jauh jadi ayah gak bisa berangkat sama kamu." Ayah menjelaskan sambil memegang bahu anaknya dengan tangan kanannya.

Shafira mengangguk. Hatinya sedikit tidak tega melihat ayahnya yang harus berangkat sepagi ini atau hatinya tidak rela jika ayahnya mementingkan hal lain selain dirinya.

Ini udah biasa. Jangan manja Shafira. Shafira tersenyum.

"Ayah hati - hati, ayah udah sarapan? " tanya Shafira.

"Belum, tadi sempat buat roti jadi nanti ayah makan di mobil. Oh iya, hari ini kamu berangkat sama Andre ya. Ayah udah bilang sama dia. Ayah pergi dulu Shafira. Ayah janji gak akan pulang terlalu malam. " Ayah menepuk halus puncak kepala Shafira dan Shafira mencium tangan ayah kemudian mengantarnya sampai gerbang rumahnya.

Shafira melambaikan tangan ketika mobil ayahnya mulai bergerak menjauh dari pandangan. Shafira melihat rumah di sebelah kirinya.
Tumben, ayah nitipin aku ke Andre. Biasanya juga ayah ngasih uang saku lebihan buat naik ojek. Shafira bergumam kemudian memutuskan kembali masuk ke rumahnya karena udara diluar mulai menusuk - nusuk kulitnya yang belum tersiram air.

***

Setelah menyiapkan roti tawar, suara ketukan pintu terdengar. Shafira mengira Andre sudah datang menjemputnya. Dengan segera ia memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas kemudian menyampirkan tasnya ke bahu. Shafira bercermin sebentar. Menutup mata kemudian menarik nafas dalam - dalam. Shafira meyakinkan hatinya bahwa ia siap menerima apa yang terjadi hari ini.

"Hai Shafira" Andre menyapa ramah ketika pintu yang telah lama diketuknya terbuka.

Shafira hanya tersenyum sedikit kemudian mengunci pintu rumahnya.

"Tadi pagi ayah kamu.." Andre hendak menjelaskan namun terpotong ketika Shafira mengangguk tiba - tiba.

"Aku udah tahu." Shafira melalui Andre yang ada di hadapannya dan menuju motornya.

"Helm buat aku?" Shafira bertanya

"Oh iya, aku cuman punya satu helm, kamu mau pakai? Boleh, nanti aku yang  gak pakai helm" Andre bergegas menghampiri motornya.

Shafira tampak menimbang - nimbang.

"Enggk, kamu aja yang pakai" Shafira berjalan menuju gerbang, mengisyaratkan Andre agar segera membawa motornya keluar gerbang.
Andre tersenyum kemudian memakai helm dan membawa motornya menuju Shafira yang sedang menguncir rambutnya.

"Kenapa dikuncir rambutnya Shaf?"

"Nanti berantakan kalau ada angin, ayo nanti terlambat"

Andre menghidupkan mesin motornya kemudian pergi meninggalkan pekarangan rumah Shafira yang sudah sepi sejak tadi pagi.

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang