Kembali membaik

43 4 0
                                    

Shafira hanya manusia biasa. Tapi Shafira juga kadang ragu, apa dirinya hanya manusia yang tahu rasanya sesak tanpa pernah mencicipi lega.

Shafira punya luka, seperti manusia pada umumnya. Namun sering kali Shafira ragu bahwa dirinya juga harus punya bahagianya.

Rasa kecewa, sedih, benci kadang kali bersatu menjadi asap yang menyesakkan paru - paru Shafira. Membuat udara Shafira  berubah menjadi kumpulan asap yang perlahan - lahan menyekiknya. Membunuhnya secara perlahan. Merubah dirinya menjadi sosok pendiam. Jiwa manisnya menjadi kesepian karena dia tidak pernah mau percaya bahwa Shafira juga perlu bahagia.

Shafira tidak mau menghabiskan waktunya untuk menjadi manusia yang perlu penyamaran untuk berteman. Shafira akan menerima dengan senang hati yang mengajaknya berteman. Seperti dirinya dengan Arya dan Toni waktu itu, seperti pertemanannya dengan Andre. Dan hari ini, ketika Shafira mendapati Andre merasa direpotkan atas dirinya, Shafira juga akan dengan senang hati memilih pergi. Meninggalkan Andre. Meskipun Shafira juga merasa berat karena meninggalkan.

Namun mungkin semesta sedang berbaik hati padanya, Reihan menjadi penawar bagi rasa sedih yang diberi Andre pada Shafira. Reihan selalu menemani Shafira di kantin meskipun Shafira tidak memintanya. Reihan selalu punya cara untuk membuat Shafiranya tersenyum bahagia.

1 pekan berlalu, Shafira mulai disibukkan dengan pelatihan untuk menghadapi Pekan Sains Sekolah. Alhasil, sedih yang ditanam Andre kian memudar. Terkikis dan hilang.

Shafira mulai membaik meskipun Andre tak lagi mengajaknya berbicara.

"Shafira hari ini pulang larut lagi Rei, " ucap shafira dengan nada kecewa.

" Ah, engga apa - apa kok Shaf, Reihan pasti nunggu Shafira kok" Reihan tersenyum. Membersihkan kecewanya Shafira.

" Tapi, kalau Reihan ada acara, pulang duluan aja Rei, nanti Shafira bisa telpon ayah" lagi - lagi ada raut sedih yang shafira sembunyikan.

Reihan hanya menggeleng namun menciptakan sudut bibir Shafira tersenyum lagi.

Sesederhana itu Shafira ingin dimengerti.

" Ayo makanannya dihabisin Shaf " Reihan menegur halus Shafira. Membuat Shafira malu karena terlalu lama menghabiskan makanannya.

" Andre! " Shafira hampir tersedak ketika Reihan dengan suara lantangnya memanggil laki - laki berbaju olahraga yang sedang sibuk mencari tempat duduk.

Shafira hanya menunduk. Tidak ikut menoleh ketika Andre dengan santainya melangkah menuju meja mereka. Bahkan ketika Andre meletakkan makanan miliknya dan duduk, Shafira masih menyibukkan diri dengan mengaduk - ngaduk makanannya. Membuat Reihan heran.

" Shaf.."

Shafira hanya diam.

" Oh iya Ndre, lo tandingnya jadi?"

"Jadi kayanya, tapi masih nunggu keputusan bapak kepala diizinin ikut final atau enggak."

" Kok gitu si? Bukannya udah nyampe final ya? Masa bisa puny kemungkinan dibatalin gitu aja si?"

Andre hanya menggeleng sambil melihat Shafira yang hanya diam. Andre baru menyadari satu hal. Kedekatan Shafira dengan Reihan akhir - akhir ini tidak seperti kedekatan seorang teman seperti biasa.

" Rei, tumben Shafira makannya sama lo terus? Lo pake pelet apa? " Andre bertanya sambil menyantap makanannya.

" Oh, " Reihan melihat Shafira yang hanya diam memainkan makanannya.

" Gue sama Shafira udah jadian kali Ndre, emang Shafira gak bilang sama lo? "

Mata Andre membulat. Dengan spontan melihat Shafira untuk meminta penjelasan.

" Kok Shafira gak kasih tahu Andre? Kita kan temen" Andre menutup mulutnya. Merasa menyesal kata - kata itu bisa terlahir begitu saja.

Shafira menaruh sendoknya. Menatap Andre dengan mata tajam beberapa detik kemudian berdiri.

Hendak pergi.

" Shafira mau ke kelas, Reihan mau ikut kan sayang?"

Reihan diam. Menatap manik mata Shafira kemudian ikut berdiri dan beranjak pergi.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShafiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang