7. || Ratu Drupadi 👰

843 94 116
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow ya! Diharap untuk tidak menjadi silent reader, satu suara dari kalian sangat berarti bagi Author!

Happy reading....

•••

"Ratu Drupadi aja boleh nikah sama lima pandawa, masa gue yang mau gebet dua cogan doang gak boleh?"

—Starla Izarra.

🌼🌼🌼

Starla berjalan keluar dari BK dengan wajah bersungut-sungut. Ternyata duel bacot dengan Bu Silva gak ada seru-serunya.

"Anjir lah! Gue diem dimarahin gue jawab dimarahin. Jadi pengen bakar ruangannya," seru Starla.

Starla melihat jam tangannya yang menunjukan pukul delapan pagi. Ia berdecak kesal karena hari ini masih masa orientasi siswa. "Apa gue bolos aja ya? Males ketemu anak-anak OSIS yang mukanya ngenekin!" ucap Starla, berpikir.

"Oh, mau bolos?"

Starla terkejut melihat cowok yang entah sejak kapan berada di hadapannya sambil bersedekap dada. Ia mengenakan jas OSIS berwarna hitam dipadukan dengan name tag khusus OSIS.

"Eh ada kakak OSIS," ucap Starla, menunjukan cengiran khasnya. "Bolos yuk, Kak?" ajak Starla dan membuat cowok itu tersenyum sinis.

"Yakin, nih, mau bolos sama anak OSIS? Gak takut gue laporin?" tanya cowok itu.

Starla mengedikan bahunya. "Kakak Altair, apakah saya salah mengajak Kakak bolos? Nggak kan? Mau dilaporin? Silakan. Gue gak takut," jawab Starla, lugas.

"Masuk BK baru tau rasa," cibir Altair.

"Udah kok. Baru aja gue masuk BK. Sensasinya terasa apalagi bacotannya. Wiuh! Luar biasa," jawab Starla, santai.

Altair mengembuskan napasnya, ia kesal menghadapi adik kelasnya ini. Baru masuk sekolah sudah membuat banyak masalah.

"Ikut gue sebentar, Kak!" Tiba-tiba Starla mencekal lengan Altair dan menyeretnya paksa. Altair pun melengos pasrah ia malas berdebat dengan adik kelasnya ini yang jago dalam hal perbacotan. Toh juga ia ditugasi Aiqa untuk mengawasi lingkungan sekolah. Ia juga sedikit penasaran dengan sosok Starla Izarra.

Suasana koridor sekolah sedang sepi, dikarenakan para murid baru sibuk dengan kegiatan MOS nya di aula sekolah. Sedangkan untuk kelas XI dan XII belajar di kelas. "Heh, lo mau ngapain bawa gue kesini?"  tanya Altair menghentikan langkahnya. Ia mendongak menatap sebuah tangga menuju rooftop sekolah.

"Kenapa? Lo takut ke rooftop?" ejek Starla. Altair menggeleng. Karena merasa ditantang, Altair menaiki dua anak tangga yang terbuat dari kayu yang sudah keropos sekaligus dan menimbulkan suara berderit. "Kenapa lo masih diem? Cepet naik! Jangan-jangan lo sendiri yang takut!" balas Altair, mengejek Starla.

"Enak aja! Gue bisa naik anak tangga lima sekaligus!" ucap Starla, tidak terima. Tujuan Starla menyeret kakak kelasnya kesini adalah agar ia tidak dibawa ke aula untuk mengikuti MOS. Dan Starla bersyukur karena Altair mau mengikutinya. Starla mulai pintar dalam bidang pembolosan! Pertahankan!

Starla sampai di ujung anak tangga dengan napas tersengal. Ia mengelap peluh yang mengucur di dahinya. "Heh, minta sapu tangan dong!" ucap Starla pada Altair yang sedang menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Nih." Altair menyodorkan sapu tangan berwarna biru kepada Starla.

"Eh, tumben baik sama gue?"  Starla  mengelap keningnya menggunakan sapu tangan. "Iya, gue emang baik. Sangking baiknya gue kasih sapu tangan bekas ingus gue."

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang