20. || Buaya 🐊

645 62 160
                                    

"Kenapa spesies buaya semakin meningkat?"

🌼🌼🌼

"Star, lo mau kemana?" Mara bertanya heran ketika melihat Starla beranjak dari duduknya.

"Mau bolos. Ikut?"

"Gak, ah. Takut nanti digangguin mantan."

Starla mencibir Mara pelan. Kemudian ia berjalan mendekati Pak Dodi selaku pelatih ekstrakurikuler berkuda sekaligus guru olahraga. Yeah, karena di luar gerimis, pelajaran olahraga diadakan di dalam kelas dengan membahas materi.

"Pak, saya izin ke-"

"Sudah sana keluar!" Pak Dodi sudah tahu tabiat Starla yang selalu meminta izin ketika guru sedang mengajar. Jika guru lain akan memarahi dan meceramahi Starla, sedangkan Pak Dodi justru mengizinkannya. Baguslah, jadi Starla tidak perlu repot-repot kabur dan kejar-kejaran sama guru pengajar.

"Makasih, Pak. I love you so much. Bapak emang paling pengertian. Semoga nanti malem Lisa Blackpink ngebalas dm instagram Bapak, ya? Aamiin."

Pak Dodi hanya bisa mengelus dadanya, bersabar.

Starla berjalan menuju rooftop yang kini menjadi tempat favoritnya. Starla menutup kembali pintu rooftop, kemudian ia menyandarkan tubuhnya di tembok dekat pintu.

Starla memejamkan matanya, menahan rasa sakit yang menjalar di bagian perutnya. Ia mengeluarkan beberapa obat pereda rasa sakit yang ia beli dari apotek tadi pagi, kemudian mengunyah pil obat tersebut karena ia lupa membawa air.

Pahit rasanya. Tapi tidak sebanding kepahitan yang Starla rasakan di hatinya.

Starla mengatur napasnya yang terasa sesak. Tubuhnya terasa lemas. Dadanya terasa nyeri. Kepalanya berkunang-kunang.

Starla menatap rintik hujan yang mulai reda. Udara disini terasa sejuk menambah ketentraman di hati Starla. Ia berharap setelah ini akan ada pelangi yang menghiasi awan.

Tok ... Tok ... Tok.

Seseorang mengetuk pintu rooftop. Starla masih bergeming. Bukan karena ia takut jika yang mengetuk pintu adalah guru, melainkan Starla sudah tidak sanggup berdiri.

"Gue tahu lo ada di dalem. Ini gue, Altair. Buka pintunya."

Starla mengeluh dalam hati. Untuk apa Altair datang kemari? Kini ia ingin sendiri.

Starla masih berada di posisinya. Ia berusaha mengatur napasnya yang terasa sesak. Kemudian ia beranjak dan membuka pintu.

"Hayo bolos ya? Das-"

Ucapan Altair terhenti ketika melihat wajah Starla yang pucat pasi. "Lo kenapa?" tanya Altair, khawatir.

"Gak apa-apa," jawab Starla, lirih.

"Ke UKS, ya? Muka lo pucet."

"Gak usah. Lo mau ngapain disini?"

"Mau berjuang."

"Hah?"

"Iya, Star. Berjuang dapetin lo."

"Kenapa spesies buaya semakin meningkat sih?" Starla tak habis pikir. Kemarin Barga yang menggombalinya, sekarang Altair. Untung saja dia bukan tipe cewek yang suka baper dan berteriak alay. Eh baper? Sedikit sih.

"Gak, bercanda." Altair menyodorkan sebuah buku paket kepada Starla. "Ajarin gue fisika."

Kepala Starla semakin pusing ketika melihat buku tebal itu. "Aduh, kepala gue mules nih."

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang