25. || Mati Suri? 😷

656 70 233
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow ya.

Siapkan mental, hati, dan jiwa raga. Mari jatuh-terbang bersama-sama.

•••

"Aku bingung mau ngomong apa. Jadi langsung aja ya. Aku sayang kamu."

🌼🌼🌼

Starla memasuki ruang BK bersama Altair. Dan langsung disambut oleh Bu Silva yang duduk sambil memegangi penggaris panjang yang bisa membuat murid-murid meringis!

"Silakan kalian belajar. Jangan kabur! Saya mau rapat terlebih dahulu."

Starla dan Altair mengangguk. Kemudian Bu Silva berjalan keluar dari ruang BK dan memgunci ruangan tersebut dari luar.

"Gila! Masa dikunci sih! Gak percayaan amat tuh guru!" kesal Starla.

Altair hanya mengedikan bahu tidak peduli. Ia duduk di sebuah sofa dan membuka buku fisikanya. "Cepet ajarin."

Starla pun melengos pasrah. Ia duduk di samping Altair. "Mana yang gak paham?!" tanya Starla ketus.

"Jangan galak-galak elah," cibir Altair. "Gue lupa sama soal ginian," keluhnya.

Starla menatap soal tersebut. Berpikir sejenak. "Oh, ini namanya tekanan hidrostatis. Kayak waktu itu yang gue jawab. Heran gue, lo udah kelas XI tapi gak ngerti sama soal ginian. Ini soal tuh ya, gampang banget."

"Mau ngajarin apa mau ngejek?"

"Dua-duanya sih." Starla menunjukan cengiran khasnya.

Tok.

Tok.

Tok.

Suara ketukan pintu BK terdengar dari luar. Starla menghentikan aktivitasnya, kemudian ia mengintip dari tirai jendela. Ia melihat Barga sudah berganti pakaian dengan kaus olahraga seperti dirinya.

"Star! Buka pintunya!" teriak Barga dari luar.

"Dikunci sama Bu Silva," jawab Starla.

"Bodoh! Lo itu dij-"

"Barga? Ngapain disini?"

Barga berhenti mengetuk pintu. Ia memutar tubuhnya dan melihat Aiqa yang tersenyum ke arahnya. "Ayok, katanya mau pulang bareng?" Aiqa menggamit tangan Barga dan dibalas anggukan oleh Barga.

Starla menutup gorden dengan kasar. "Dasar PHO!" teriak Starla.

Starla menyandarkan tubuhnya ke tembok. Mengapa hatinya terasa sangat sakit? Mengapa Barga mengiyakan ajakan Aiqa? Mengapa ia tak menyadari jika Barga hanya mempermainkannya?

Pandangan Starla mengabur karena cairan bening membasahi pelupuk matanya. Starla tidak pernah menangis sekalipun Daksa yang menyakitinya.

Starla memegangi kepalanya yang terasa pusing. Secara perlahan, ia kehilangan kesadarannya.

•••

"Sodakallahuladzim."

Starla terbangun ketika aroma melati memasuki indra penciumannya. Kepalanya masih terasa pusing. Starla mengingat saat ia melihat Barga dan Aiqa saling menggenggam tangan. Air mata Starla tumpah seketika. Starla meremas kedua kain yang menutupi tubuhnya. Tunggu, apa tadi? Kain?

"MATI SURI! STARLA MATI SURI!"

Starla membuka kedua matanya dan menatap orang-orang yang berkerumun melihatnya.

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang