26. || Pacar Gak Ada Akhlak! 😒

680 68 249
                                    

Mari merasakan ke uwu-uwuan bersama. Untuk para jones, jangan iri dan bersedih hati. (paansi pdhl authornya juga jomlo wkwkw) canda sayang.

Bantu temukan typo guys"3

Happy reading....

•••

"Jangan mencintai dua hati. Karena kamu bisa menyakiti kedua-duanya."

🌼🌼🌼

"Sakit woi!" Barga berteriak kesakitan ketika Starla mengompres lukanya akibat pukulan Altair.

Mereka berdua duduk di sofa apartemen Starla. Awalnya Barga akan langsung pulang. Akan tetapi Starla melarangnya pulang sebelum ia mengobati luka Barga.

"Dih, gitu aja sakit," ejek Starla kemudian meniti luka di wajah Barga dan mengompresnya menggunakan es batu.

"Suapin," ucap Starla. Matanya terarah pada satu mangkuk berisi es batu.

"Suapin apa?" tanya Barga tidak mengerti.

"Es batunya."

Barga menggeleng. "Lo baru sembuh. Jangan minum es. Nanti sakit lagi," ucap Barga.

Starla memutar bola matanya malas. Kemudian ia menekan es batu dilapisi kain yang sedang ia pegang ke wajah Barga dengan kasar. "Udah cepet turutin!"

Barga meringis kesakitan. "Dasar pacar gak ada akhlak!" kesal Barga kemudian ia mengambil es batu yang berada di mangkuk itu dan langsung mengaduk-aduknya menggunakan tangan.

"Ih, Kak! Kenapa diaduk-aduk gitu! Mau gue makan! Lo juga belum cuci tangan kan?" Starla mengerucutkan bibirnya kesal. Kerongkongannya terasa kering, jika memakan es batu bisa menambah sensasi nikmat.

Barga terkekeh. Ia mengambil karet gelang di dekatnya kemudian menguncir bibir  Starla yang mengerucut.

"Hmpph!" Starla langsung menepis tangan Barga.

"GAK ADA AKHLAK!" teriak Starla.

Barga tertawa terpingkal-pingkal. Ia mengacak-acak rambut Starla kemudian mencubit pipinya karena gemas. "Itu mulutnya bisa dikasih rem?" tanya Barga.

"Tau ah!"

"Yah ngambek nih?" goda Barga.

Starla tetap diam.

"Maaf. Gue bercanda."

Starla masih terdiam.

"Jangan marah, Star."

Starla masih bergeming.

"Mau gue masakin seblak?" tawar Barga.

"Gue gak suka seblak! Gue sukanya ...." Starla menggantungkan kalimatnya. Ia mengetuk-ketuk kepalanya—berpikir.

"Gue?"

"NGGAK! Gak usah geer!" elak Starla.

"Ah masa? Tadi siang lo bilang cinta ke gue, loh," goda Barga.

Wajah Starla bersemu merah. Ia memukul lengan Barga kesal. "Nyebelin!"

Barga tertawa melihat ekspresi Starla yang terlihat lucu. Barga mengacak-acak puncak rambut Starla. "Tapi bener kan?" tanya Barga memastikan.

"Bener sih, hehe."

Karena gemas Barga pun menarik ujung rambut Starla. "SAKIT!"

"Abis lo imut sih."

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang