10. || Dua Cogan👬

816 84 80
                                    

Author sedang berbaik hati, khusus untuk hari ini double update. Ayok ramaikan yak! Biar Author semangat ekekek.

Sebelum baca jangan lupa follow yaa!

Dimohon untuk tidak menjadi silent reader. Satu suara dari kalian sangat berarti bagi Author.

Happy reading.

•••

"Lo cantik."

—Barga Ardian.

🌼🌼🌼

Starla berjalan memasuki rumahnya. Ia memutuskan pulang dari rumah Barga daripada harus ikut ke comberan untuk mencari kecoak. Starla merasa sedikit bahagia karena bisa menjadi pacar Barga sang troublemaker ternama.

Mungkin Starla akan mengajak Barga melanggar peraturan konyol itu. Atau, memang Barga sudah terbiasa? Entahlah. Starla belum sempat bertanya malau sudah diusir karena Barga akan mencari kecoak. Starla merasa Barga kini sudah tergila-gila pada kecoak.

"Apa untungnya sih melihara kecoak?" gumam Starla.

Starla melihat rumahnya gelap gulita. Apakah pembantu di rumahnya lupa untuk menyalakan lampu? Ini sudah pukul delapan malam. Starla memutuskan untuk bodo amat dan langsung pergi ke kamarnya.

Saat memasuki kamar, Starla terlonjak kaget melihat sosok cowok di kamarnya. "Heh, lo ngapain disini? Mau nyolong ya?" tuduh Starla pada cowok itu.

Cowok itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli. Ia sedang bergelung di ranjang Starla. "Kak Altair! Lo ngapain disini! Gue teriak nih ya?" Starla mengambil napas dalam-dalam dan bersiap untuk mengeluarkan suara merdunya.

"TOL—"

Altair mendekap mulut Starla agar tidak mengeluarkan suara merdunya. "Jangan teriak! Berisik!" ucapnya kesal.

Starla mencoba melepaskan tangan Altair secara paksa. Ide cermelang terlintas dalam benaknya. Starla menggigit tangan Altair kemudian meludahinya. "HAHAHAHA."

Altair melempar bantal ke muka Starla dengan kencang. "Itu mulut tolong dikasih rem," ucap Altair, kesal, telapak tangannya terasa ngilu.

"HEH GAK USAH BERANTAKIN KAMAR GUE! LO MAU NYURI YA?" Suara merdu alias merusak dunia keluar juga dari mulut Starla.

"Nyuri hati lo."

Starla melongo. "Heh, Kak! Lo habis dari kuburan mana? Kesambet setan apa?" tanya Starla. Pasalnya Starla tidak percaya mendengar gombalan dari mulut Altair.

"Gue serius."

Starla terdiam kemudian menatap Altair. "Sorry, gue sama Kak Barga udah jadian," tutur Starla.

"Putusin dia!" suruh Altair.

"Enak aja! Siapa lo ngatur-ngatur gue? Ngasih makan enggak, ngasih duit enggak, ngasih—"

"Lo mau gue kasih nafkah?" potong Altair,# cepat dan membuat Starla melotot. "Eh, Kak! Kalau lo kebelet nikah mending sana cari randa aja! Jangan sama gue!" kesal Starla dan membuat Altair tertawa.

Starla kemudian mendekati Altair dan memegang dahinya. "Audzubillahiminasyaitonirrajim, setan ayo keluar ya? Jangan ngerasukin tubuh Altair. Gak guna, oke?"

Altair menatap Starla yang sedang sibuk merukyah dirinya. Mereka berada di jarak yang sangat dekat. Altair bisa melihat bulu mata Starla yang lentik, kulit putih, hidungnya mancung, beserta—

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang