24. || Marah 😈

602 66 188
                                    

"Jika cinta yang kamu ucapkan itu memiliki tujuan untuk menyakiti, lebih baik aku memilih untuk pergi."

🌼🌼🌼

Starla menghentak-entakan kakinya. Ia berjalan memasuki kelas. Starla bersyukur karena kini guru-guru sedang rapat. Starla langsung duduk di bangkunya. Persetan dengan teman-teman sekelasnya yang mentap heran karena penampilannya yang basah kuyup. Starla mengambil jaket berwarna biru muda dan mengenakannya.

"Wah, sepertinya ada setan yang merasuki Tante Starla lagi. Guys, ayo kita yasinan!" Suara Sani memasuki indra pendengaran Starla.

"Nanti, ah!"
"Gue lagi nyalin PR Matematika!"
"Gue lagi gosip."
"Berisik kalian! Gue lagi telponan sama Doi!"
"Gue lagi hujat akun Bintang Terluka. Dia plagiatin author kesayangan gue!"

Starla menoleh ke arah Ranji-cowok berkacamata dan memiliki hobi membaca wattpad.

Starla beranjak dari duduknya. "Star mau kemana?" tanya Mara.

Starla tidak menjawab. Ia berjalan menuju meja Ranji kemudian menarik kerah bajunya dan menyeretnya ke luar kelas.

"Parah!"
"Elo sih! Kan gue udah bilang baca yasin!"
"Setanya meronta-ronta, tuh, kan!"
"Yaudah cepet. Gelar karpetnya. Terus kita yasinan!"
"Siap Komandan Sani."

Starla tidak menghiraukan perkataan teman-teman sekelasnya. Ia terus menyeret Ranji dan membawanya ke luar kelas.

"Heh! Starbuk! Star gebuk! Lo mau ngapain gue?!" ucap Ranji tidak terima karena kegiatan membaca wattpadnya atau lebih tepat menghujat seseorangnya terganggu.

"Bacot lo, Ranjing!" Starla kesal karena Ranji memanggilnya Star gebuk.

"Maksud lo hina author Bintang Terluka apa? Alasanya apa?!" tanya Starla to the point.

"Oh." Ranji berjalan mendekati bangku panjang yang terdapat di depan kelas. "Sini duduk-duduk." Ranji menepuk-nepuk bangku tersebut dan mengisyaratkan agar Starla duduk di sampingnya.

Starla pun menuruti. "Maksud lo hina author itu kenapa?!" tanya Starla tidak terima.

"Wei, sans, Starbuk!" Ranji mengembuskan napas perlahan. "Baca bismilah dulu," suruh Ranji.

"Cepetan jelasin! Gak usah banyak bacot!" kesal Starla.

"Baca bismilah dulu, makannya!" Ranji tetep ngotot dengan keinginannya.

Starla pun mengalah. "Bismillahirahmanirahim. Udah."

"Tarik napas ... buang."

Starla mengikuti arahan Ranji.

"Udah?"

"Udah cepetan! Gue gak suka bertele-tele!" kesal Starla.

"Star gebuk, kita harus mengawali semuanya dengan bismilah. You understand? "

Kesabaran Starla sudah habis. Ia beranjak dari duduknya dan langsung menarik kerah baju Ranji dan menatapnya tajam. "Cepet jelasin! To the point! You understand?! "

"Eh iya-iya. Lepasin dulu." Ranji berusaha melepas cengkraman tangan Starla.

"NGGAK! JELASIN DULU!" Suara merdu Starla akhirnya keluar setelah sekian lama menghilang tanpa kabar kayak doi saja.

"Ja-jadi. Gue sama temen-temen online gue, itu greget banget soalnya author Bintang Terluka itu ngeplagiat ceritanya Kak Quarisha. Gila ya-"

Plak!

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Ranji. "Heh, apa-apaan lo nampar gue?!"

Reason [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang