Something Unexpected

62 10 7
                                    

"AVIIIIINNNN!!!!!"

Gue terheran.

"LO DI ANTER SAMA ALVIN?! GILAA!"

"Heh heh lo kenapa si dateng dateng tereak gitu?"

"LO GATAU AJA! ALVIN ITU ANAK KEDOKTERAN!"

Gue shock. Apa?! Dia kedokteran?!

"Heh lo gausah bikin karangan cerita kaya anak SD deh."

"Kagak anjir gue kagak ngarang! Seriusan! Lo liat aja sendiri coba, dia bergaul sama anak mana? Kedokteran! Bergaul sama anak akutan tuh jarang mereka, sesekali doang."

"H-hah?!"

Gue terdiam mematung tak menyangka kalau Alvin adalah anak kedokteran. Gue mimpi apa ini!? Astaghfirullah astaghfirullah.

"Heh sadar lo! Deketin dia, idaman lo juga kan anak kedokteran itu?" Sinis Kelly.

"Ah ogah deketin dia, ngeselin mager."

"Heh lo pikir Aldy kaga ngeselin?"

Gue terheran. Kenapa Kelly membawa-bawa nama Aldy?! Jangan jangan dia suka sama Aldy?!

Mampus.

Astaghfirullah.

"Heh, lo suka kan sama Aldy?"

"K-kok lo tau?"

"Nah kan terbukti lo suka sama Aldy! Dah la gue mau ke kelas." lanjut gue.

Gue pergi meninggalkan Kelly yang terdiam didepan loker kelas lain. Terdengar suara teriakan Kelly dari arah belakang sana "Eehh tungguin!"

Yap seperti itu Kelly berteriak ke gue.
Sedikit penjelasan, Kelly memang suka sama Aldy, tapi sayangnya Aldy tak membalas cintanya. Aldy terus menerus mengejar gue agar bisa dapetin gue, tapi sayangnya gue nggak suka sama Aldy. Gue lagi nggak ingin suka sama orang dulu, karena memang gue lagi ingin fokus dulu.

Masalah anak kedokteran itu memang idaman gue, salah satunya. Tapi idaman bukan berarti gue langsung suka dengan anak kedokteran, tidak. Gue hanya kagum. Dan ngga gue sangka, Alvin adalah anak fakultas kedokteran. Gue terkejut bukan main saat Kelly menjelaskan. Bukan tandanya gue diberi kesempatan untuk dekat, tidak. Gue ngga suka sama Alvin, Cuma kagum, tak lebih.

Kagum yang gue maksud adalah bukan berarti kagum dengan fisiknya atau sifatnya tidak. Kagum yang gue maksud adalah gue senang aja gue bisa kenal sama anak kedokteran, istilahnya kaya nge-fans lah tapi gue ngga kagum-kagum banget sih. Biasa saja, normal seperti manusia yang sedang kagum dengan manusia lain.

Saat dikelas, gue hanya memainkan hp, membuka timeline instagram dan line. Hanya itu karena gue gabut.

Tak lama, Pak Digo datang memasuki kelas dengan membawa banyak lembaran kertas. "Hari ini kita ulangan." Katanya sembari merapikan kertas yang ingin dibagikan.

COBA ULANG!

"Argh, kebiasaan ulangan dadakan, kenapa gak bilang dari kemarin aja si pak euh." Keluh gue pelan.

"Psst sstt Vin, lo belajar?" Bisik Ika.

Gue menoleh dan menggeleng dengan raut wajah kesal. Pak Digo membagikan selembaran kertas tersebut "kamu belajar kan vin?"

Iya.

"Enggak pak," jawab gue santai.

"Bagus." Lagi-lagi pak Digo menjawab datar.

Ya rabbi Ya salaam gue harus apa argh. Gue mengerjakan soal ulangan dengan teliti, gue mengerjakan bagian yang menurut gue mudah, yang sulit gue pikir nanti-nanti.

AVIN [[Slow Update]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang