Disclaimer
Selamat datang di dunia Mama Al
Happy reading beloved reader
EnjoooyyyySemua semakin buruk saat makan malam berlangsung, percakapan terjadi hanya dengan Sengkala sebagai objek pembicaraan, bahkan Aleeta dengan terang terangan menunjukan ketertarikan pada Sengkala, salah satu ketua gerakan pemudi sayap partai Papa ini tidak hentinya mencoba mencari perhatian Sengkala.
"Kamu tahu nggak, ini yang masak Mama sama aku langsung lho"
"Iya Nak Sengkala, selain bagus dikarir, Leeta jago masak lho"
"Di biodatamu, katanya makanan favoritmu Cah tahu tauge, ini spesial aku masakin"
"Waaaahhhh, Leta sama Papanya juga seneng banget sama tauge, kalian kompak sekali"
"Dicoba dulu, aku udah susah susah masak !!"
"Dicoba Nak, apa mau dimasakin yang lain ??"
"Kamu mau nambah apa ?? Aku ambilin ya !!"
"Iya, biar diambilin Leta"
Kubanting sendokku dengan keras, sungguh satu tahun aku pergi dari rumah ini dan semua penghuninya semakin gila dengan ambisi, tatapan tidak suka terarah padaku terkhusus Mama dan Kakakku, rasanya aku begitu ingin muntah mendengar hal hal manis yang terlalu dibuat buat ini.
Apa mereka benar benar tidak melihatku, jika mereka tidak melihatku apakah mereka juga tuli tidak mendengar nada enggan yang keluar dari Sengkala setiap kali menjawab hal manis memuakkan itu.
Rasanya aku seperti debu ditengah Keluarga sendiri.
"Ale, jaga sikapmu !!" Aku tersenyum sinis saat mendengar suara Papa yang akhirnya tertuju padaku.
Dadaku terasa sesak oleh rasa marah dan kecewa, kenapa semua berubah seperti ini ??
Rasanya aku ingin mencaci maki Papaku sendiri, serta anggota keluargaku yang lainnya, tapi tanganku yg ditarik perlahan oleh Sengkala dan gelengan kecil darinya membuatku harus menahan semuanya kembali. Menelan semua hal yang membuatku murka dan ingin meledak melihat setiap wajah rubah berselimut sandiwara ini.Kusentak tangan yang memegang lenganku ini dengan kasar, tidak peduli dengan teriakan Papa dan Mama aku berlari pergi menuju kamar, sungguh aku sudah muak dan tidak sanggup lagi bersama dengan keluarga yang nyaris sudah tidak kukenali ini.
Ini bukan Keluargaku yang kurindukan. Ini bukan Keluargaku yang kuharapkan.
Kupandangi bayanganku dicermin, satu lagi kesalahanku karena aku sungguh benci dengan bayanganku dicermin, aku benci dilahirkan sebagai seorang Aleefa Hasyim jika tahu kehidupanku akan seperti ini.
"Meratapi nasib heh ??" Aku menoleh, mendapati Kakak yang lebih tua dariku 4tahun dan seusia Sengkala ini mendekatiku, rasanya ingin sekali aku mencakar wajah iblis yang menempati tubuh kakakku ini, menguak dan mengoyak agar mengembalikan Kakakku yang kurindukan, tapi iblis ini begitu senang melihatku nyaris mati karena frustasi.
Dengan seenaknya dia mendekatiku dan duduk di ranjang yang tidak pernah kujamah ini, wajah cantik nyaris serupa bahkan lebih sempurna ini melihatku dengan penuh cemoohan.
Demi Tuhan, ini bukan Aleeta yang kukenal.
"Seharusnya kamu bersyukur, diantara perempuan yang disodorkan Pada Pak Presiden, kamu yang dipilih jadi menantunya, membuatku iri saja !!"
"Ambil saja !!" Jawabku ketus," ambil dia,"
Suara kekehan sinis terdengar disuara Kakakku ini," aku akan dengan senang hati menerimanya, siapa yang tidak mau dengan Prince Sengkala, kredibilitasku di Politik akan melambung tinggi jika itu yang terjadi, sayangnya adikku yang aneh ini yang dipilih !!"
Aku mendengus kasar, lagi lagi ambisi membuatku kehilangan sosok keluargaku. Perempuan yg dulu begitu menyayangiku, bahkan menggendongku saat sedang rewel bermain ini menatapku penuh ketidaksukaan, kakakku tak ubahnya seorang monster yang mengerikan.
"Sebenarnya apa yang ada diotakmu yang pintar itu Le, Dokter muda yang siap mengambil spesialis, anak bungsu Ketum Partai, seharusnya kamu hidup dengan benar, bukan lari kesana kemari dengan tujuan tidak jelas !! Semangat keluarga Hasyim dikancah politik sama sekali tidak menurun padamu, menyedihkan !! Pantas saja Papa ingin sekali membawamu pulang dan memasungmu sampai kamu sadar, apa yang menjadi tujuan Keluarga Hasyim !!"
Aku hanya tersenyum kecil saat mendengar setiap kata menggebu gebu yang terujar dari Kakakku ini, astaga untunglah aku cepat melarikan diri dari kegilaan ini sebelum aku benar benar gila seperti mereka.
"Sayangnya aku sama sekali tidak berminat dengan semua itu !" Ucapku ringan, membuat Kakakku semakin murka seketika.
Tangan beejemari lentik dengan cincin berlian dijarinya itu kini menunjuk tepat dihidungku.
"Dengar baik baik Le, perjodohan dan pernikahanmu ini hanya ikatan politik, jadi ..."
Pintu kamarku terbuka, membuat Kak Leta tidak melanjutkan kalimatnya, laki laki menyebalkan itu kini menghampiriku, meraih bahuku agar mendekat padanya, lagi dan lagi,dia selalu datang disaat kubutuhkan, rengkuhan tangannya padaku menawarkan perlindungan yang selama ini kubutuhkan, dia benar benar menepati janjinya untuk melindungiku, sorot mata tajamnya yang selalu membuat anak buahnya segan seketika kini terarah pada Kak Leta.
"Yang menikah itu saya dan Adik Anda !! Jika ada embel embel yang lainnya itu bukan urusan kami, karena saat saya memutuskan untuk menerima Adik anda, saya yang akan bertanggung jawab dan memutuskan hidupnya !! Bukan anda, Keluarga anda maupun keluarga saya,"
Perkataan Sengkala yang menohok Kak Leta membuat Kak Leta memerah seketika, tapi tidak cukup hanya sampai disitu.
Saat sampai dipintu, kalimat yang terlontar dari Sengkala sukses mengoyak harga diri Kak Leta sampai ke akar.
"Dan syukurlah Ayahku memilih Ale daripada Anda, saya tidak bisa membayangkan bagaimana rumah tangga saya dengan orang yang bahkan dengan terang terangan menggoda calon adik iparnya didepan adiknya sendiri"
Damn !!! Mulutmu Kapten masam.
Marah, tidak, itu bukan kata yang pas untuk Kak Leta, bahkan kini dia menabrakku dan Sengkala, membuat rengkuhan Sengkala dibahuku terlepas, terang saja perbuatannya membuat tanya bagi Papa dan Mama yang menunggu diujung tangga.
Kini dengan cepat tanganku diraihnya kembali, membawa jemariku yang kecil kedalam genggamannya, ini jauh lebih baik daripada sekedar kata kata yang menenangkan.
Kufikir Sengkala akan membawaku keluar dari rumah bak neraka ini, tapi aku salah, Sengkala justru berdiri didepan Papa dan Mamaku dengan gesture yang menantang.
"Terimakasih Pak Hasyim sudah mempercayakan putri bungsu anda kepada saya, percayalah, anda tidak akan kecewa dengan saya !! Saya akan memberikan segala hal yang tidak didapatkan putri anda dirumah ini"
"........"
"Saya tidak akan membawa Ale kerumah ini jika bukan dia yang memintanya, anda menyodorkan Ale pada Ayah saya untuk saya, maka sejak hari ini, biarkan Ale berada dibawah tanggungjawab saya"
Aku mencelos, tidak menyangka jika Sengkala akan berkata sedemikian rupa pada orangtuaku, ini hanya perjodohan tanpa latar belakang cinta atau apapun, ini terlalu berlebihan dan membebani untuknya.
Mendengar nada dingin penuh kearoganan Sengkala yang mutlak membuat Mama panik sendiri, berbeda dengan Papa yang begitu tenang.
Papa menepuk bahu Sengkala, senyuman tipis terlihat diwajah beliau," berikan dia yang tidak bisa kuberi Nak, karena jalanku dan jalan Ale sama sekali berbeda, setiap hal baik yang kufikirkan adalah bencana untuknya, bukan begitu Le ??"
Aku mematung, lagi lagi aku terkejut dengan reaksi Papa, tadi saja dia mengacuhkanku, dan membentakku, tapi sekarang, jawaban beliau atas tantangan Sengkala begitu ambigu.
Papa, sebenarnya apa aku ini dimatamu Pa ??
TBC
Check spoiler di Instagram
Fabby AlvaroOoohhh iya, bagi yang mau novel cetak MENGEJAR CINTA dan juga CINTA SENDIRI open PO akan dimulai tanggal 1-10, akan ada bonus menarik nantinya.
Jadi, siap siap nabung ya biar bisa meluk Alfa dan juga Dhita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan buku
RomanceKapten Sengkala Malik Putra kedua Presiden Ahmad Malik, yang memilih menjadi Penjaga Negeri dengan segudang prestasi dan pencapaiannya di dunia militer setelah Kekasihnya memilih menikah dengan Kakaknya sendiri, Sandika Malik yang lebih terkenal did...