"Ini Sengkala sama Sandika ... Dari kecil memang hobi mereka sudah jauh berbeda, dan ini Sakti, bungsu dikeluarga kami"
Aku tersenyum melihat setiap potret yang ditunjukan Ibunya Sengkala padaku, sebuah tanggapan hangat yang bahkan tidak bisa kubayangkan sebelumnya.
Dan fakta baru kudapatkan, aku baru tahu jika Sengkala mempunyai seorang adik laki laki, bukan hanya aku, rasanya dunia juga pasti tahunya mereka hanya dua bersaudara.
"Mas Sengkala punya adik ??" Rasanya lidahku Kelu mengucapkan kata kata Mas untuk Sengkala tapi permintaan Ibunya Sengkala agar belajar dari sekarang membuatku tak kuasa menolak.
"Iya, Sakti seusiamu, dia memang nggak pernah terlihat karena sejak kecil ikut Kakek Neneknya"
Aaaahhhh ternyata paparazi tidak bisa mengulik Keluarga Presiden ini sampai ke akar, akupun merasa jika sengaja menyembunyikan kebenaran ini,. entahlah kebenaran macam apa itu.
Tapi kalimat ramah yang diucapkan ibunya Sengkala yang menceritakan bagaimana ketiga putranya membuatku menepis semua kejanggalan diotakku yang terlalu berhalusinasi.
Ibunya Sengkala begitu menerimaku dengan tangan terbuka, bahkan beliau begitu antusias saat aku menawarkan membantu beliau memasak, walaupun berakhir denganku yang mempermalukan diriku sendiri didepan beliau, melihatku yang takut takut saat menggoreng ikan justru disambut kekehan geli oleh beliau.
Track recordku yang handal di akademis justru berbanding terbalik dengan kemampuanku didapur, tapi hal ini sama sekali tidak mengurangi sikap beliau padaku.
Disaat aku meminta maaf akan kekuranganku yang tidak bisa memasak justru disambut gelengan maklum oleh beliau.
"Nggak usah khawatir kalo nggak bisa masak, kamu sama Sengka nanti mau berumah tangga, bukan mau bikin rumah makan, nanti kalo udah berumah tangga kamu akan bisa dengan sendirinya, ini kalo Ayahnya Sengkala nggak bilang kalo Sengkala mau pulang, Ibu juga nggak masak nak"
Mendengar hal itu saja sudah membuatku kembali nyaris menangis lagi, kenapa sih Perempuan sehangat beliau bukan ibu kandungku.
Aku merasa beruntung dapat mengenal beliau."Ibu ... Itu foto aib kenapa dikasih lihat sama Ale sih" celetukan Sengkala yang baru saja mandi membuat kami berdua menoleh.
Ibu Sengkala tertawa dan hal ini membuatku terpana, kini aku tahu darimana Sengkala mendapatkan smile killernya, Ibunya juga bisa menghipnotis siapapun yang melihat senyumannya.
"Kenapa ?? Toh yang lihat juga Calon Mantunya Ibu, jadi dia harus tahu baik buruknya kamu Ka, iya nggak Nak Ale, jangan illfeel ya Nak sama muka masamnya si Sengkala, udah dari kecil dia kayak gitu"
Sengkala mencibir tapi tak urung dia justru duduk disebelah Ibunya dan bersandar manja, membuatku geli sendiri melihat keakraban yang terlihat diantara ibu anak ini, saling menggoda melepas rindu yang lama tidak tersalurkan, entah apa yang sudah terjadi hingga Sengkala sama enggannya denganku untuk kembali kerumah, tidak mungkin masalah keluarga jika Sengkala begitu menyayangi Ayah dan Ibunya, sangat jarang seorang anak menomorsatukan perintah orang tua dan Sengkala masih memegang teguh hal itu.
Hal langka untuk jaman sekarang
Suara kikik geli memecah pemikiranku akan berbagai hal kemungkinan kenapa Sengkala jarang pulang kerumah, melihat bagaimana Sengkala dan Ibunya bercanda membuatku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi para anak buah Sengkala jika melihat Komandan mereka yang terkenal begitu menyebalkan justru seperti anak kucing jika bersama ibunya, dan bisa kubayangkan bagaimana jerit histeris para fangirl Sengkala yang melihat bagaimana tingkah manis idolanya pada Ibunya.
Tapi semua hal hangat yang kulihat ini harus terjeda beberapa saat ketika Pak Presiden alias Ayahnya Sengkala dan juga Laki laki yang lebih tua dari Sengkala datang. Bisa kutebak jika dia adalah kakak laki laki Sengkala. Sandika Malik
Dapat kulihat perubahan wajah Sengkala walaupun tidak terlihat diwajah masamnya, dan suasana semakin tidak enak saat perempuan yang sedang menggendong balita masuk dan turut bergabung.
Tatapan tidak suka langsung kudapatkan saat mata kami bertemu, bergantian dia melihatku dan Sengkala dengan tatapan menilai. Hening tidak ada yang bersuara disuasana canggung seperti sekarang ini, mereka hanya saling tatap tanpa ada kata kata.
Hanya untuk sejenak, sebelum akhirnya aku memutuskan menghampiri Pak Presiden dan menyalami beliau serta Kakaknya.
"Kamu udah lama ??" Tanya Ayahnya Sengkala yang langsung kujawab dengan anggukan, rasanya sungguh aneh, aku baru bertemu beliau sekali dan berbicara sekilas, tapi beliau menyapaku begitu hangat, membuatku merasa canggung berada didepan Orang nomor satu di Republik ini, tapi seakan mengerti akan kekhawatiranku beliau tersenyum simpul,"disini saya sebagai Ayahnya Sengkala, bukan sebagai yang lain, jadi Nak, ayo ajak Sengkala makan malam, Ibunya Sengkala pasti kangen kita semua kumpul bareng, sekaligus menyambut kehadiranmu di keluarga ini, kamu mau ??"
Kenapa ?? Orang lain yang tidak kusangka sangka, yang tidak kukenal sebelumnya justru menawarkan hal yang begitu indah padaku, sungguh ini sangat tidak bisa kubayangkan sebelumnya.
Belum sempat otakku berfikir ini benar benar nyata atau hanya mimpi akibat rasa kekecewaanku akan keluargaku membuatku berfikir jika semua ini hanyalah mimpi, tapi kembali genggaman erat tangan yang kukenali tanpa perlu melihatnya ini membuatku tersadar jika ini benar nyata adanya.
Aku seperti terbuang dirumahku sendiri dan justru disambut hangat dirumah orang yang tidak kusangka sangka.
Kapten Masam, mengenalmu membuat perubahan besar dalam hidupku.Saat semua orang berjalan menuju meja makan meninggalkanku dan Sengkala, Sengkala menunduk kembali berbisik padaku.
"Ini keluarga Malik, yang akan menjadi Keluargamu !"
"Like a dream !!" Ucapku parau.
Sengkala menegakkan tubuhnya, tangan besar itu terjulur mengusap rambutku perlahan, membuatku mematung seketika akan perlakuan manisnya yang membuat jantungku berhenti berdetak seketika.
Kapten masam ini membawa efek buruk untukku, rasanya setelah dari sini aku harus memeriksa kesehatan jantungku yang mendadak bekerja keras, hingga aku khawatir jika laki laki yg ada didepanku sekarang ini.
"Seperti yang aku bilang ke Papamu, aku yang bertanggungjawab atas dirimu, kamu tinggal diam dan aku akan membereskan segalanya, dan mulai sekarang belajarlah mempercayakan dirimu padaku"
"....."
"Jika nanti kamu mendengar segala sesuatu yang buruk maka tanyakan padaku, aku akan menjawab semuanya ... Jika ada orang yang merongrongmu untuk menjauh dariku maka tutup kedua telingamu"
Aku tersenyum kecil mendengar janji Sengkala, hatiku begitu menghangat akan perasaan membuncah bahagia, tapi otakku mengulikku agar berpikir rasional, terlalu banyak hal yang sulit untuk kuterima dalam waktu sesingkat ini.
"Kamu memintaku untuk percaya padamu ?? Lalu apa kamu sudah percaya padaku, apa kamu sudah siap mengenalkan diriku pada hatimu Sengkala ??"
Sengkala terdiam, sama sekali tidak berminat menanggapi kalimat panjang lebarku. Bagaimana aku akan percaya sepenuhnya padamu jika hanya kamu yang melakukan segalanya ??
Aku menarik nafas panjang, menekan hatiku agar tidak terbawa rasa dan berakhir dengan laki laki yang sama sekali tidak mengijinkanku mengenalnya sama sekali, alis tebal didepanku ini menukik, matanya yang menghunus tepat didepan mataku menyimpan berjuta rahasia yang tersimpan seorang diri.
".... Biarkan waktu berjalan dan menjawab semua dengan sendirinya, apa kamu pantas kupercayai hidupku nantinya ... Pernikahan itu dua orang yg saling cinta dan percaya, kita tidak ada rasa tapi setidaknya kita bisa saling percaya"
❤️❤️❤️❤️❤️
Kapten Sengkala
❤️❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan buku
RomanceKapten Sengkala Malik Putra kedua Presiden Ahmad Malik, yang memilih menjadi Penjaga Negeri dengan segudang prestasi dan pencapaiannya di dunia militer setelah Kekasihnya memilih menikah dengan Kakaknya sendiri, Sandika Malik yang lebih terkenal did...