"Kuharap tempat ini nyaman untukmu !! Sebelum kita menikah aku harap kamu nyaman tinggal disini"
Perhatianku akan Apartemen kota wisata dengan pemandangan danau buatan ini mendadak teralih saat mendengar kata kata Sengkala barusan.
Ini sudah hampir jam 12 malam disaat tadi aku meminta Sengkala agar pergi dari Istana Presiden, sungguh memuakkan sekaligus menjijikkan melihat Iparnya yang bermuka dua dan selicik ular.
Aku takut akan kehilangan kendali jika sekali lagi Rachel Sandika Malik memprovokasiku dan memakinya ditengah Keluarga Sengkala, membuat keadaan yang sudah runyam semakin runyam.
Aku berbalik, melihat Sengkala yang kini duduk diatas Sofa dan memejamkan mata, sama sepertiku yang lelah, pasti dia juga tak kalah lelahnya, jika aku lelah karena berbagai hal yang menguras emosi tentang Keluarga, pasti dia lelah karena berpura-pura baik baik saja setelah bertemu dengan perempuan sinting yang ternyata merupakan masalalunya.
Sayang sekali, lelaki sesempurna dirinya harus tunduk akan Perempuan gila seperti Rachel Sandika Malik, hiiissssss geram sekali aku memikirkannya.
Dan sekarang aku tidak bisa menahannya, tidak peduli akan wajahnya yang lelah aku tidak bisa menahan diriku atas rasa kesal dan penasaran yang menumpuk.
"Kamu pernah bilang jika Cinta masalalu pernah mengkhianatimu ??" Dari jarak sedekat ini aku bisa melihat mata tajam itu terbuka perlahan, sedikit riak terkejut terlihat saat aku memilih duduk dimeja depannya sekarang duduk.
Sengkala kini kembali diam, seolah olah memberikan kesempatan untukku agar menyelesaikan apa yang ingin kukatakan.
Aku menghela nafas kasar, mengingat kalimat ular itu tadi yang mencoba memgomporiku membuatku kesal sendiri.
"Dan ternyata seleramu rendah sekali, ular bermuka dua, merasa bangga menjadi rebutan dua orang bersaudara, merasa puas salah satu diantaranya memilih hancur dan pergi daripada melihat dirinya bersanding dengan saudaranya yang lain"
Kerutan didahi Sengkala semakin terlihat saat mendengar setiap kata kata pedasku, tapi tidak ada tanda-tanda dia akan menyelaku atau mengelak, membuatku semakin kesal dengan kenyataan ini.
"Serius Sengkala ?? Kamu menjauh dari Keluargamu yang harmonis karena perempuan itu ?? Kamu berubah kepribadian karena dia juga yang bahkan sama sekali tidak layak untuk diberikan simpati ..." Aku tidak habis pikir dengan cara bekerja otak para laki laki yg terbutakan oleh cinta, mungkin bagi mereka tai ayam jadi berasa coklat.
Kembali, nafasku bahkan nyaris putus mengucapkan kekesalanku hanya dengan satu kali tarikan nafas.
"Kenapa kesal sekali sepertinya kamu sekarang ini !!"
Engingeng. Semua kekesalanku padanya mendadak lenyap saat mendengar kalimat singkat yang diucapkan oleh Sengkala, untuk sesaat aku hanya mengerjap berulangkali seperti orang bodoh karena baru menyadari reaksiku terlalu berlebihan atas apa yang dilakukan oleh Rachel Sandika Malik tadi padaku.
Sengkala membungkuk kearahku, membuat wajahnya nyaris hanya sejengkal dariku dan membuatku nyaris salah tingkah.
Seulas senyum miring terlihat diwajahnya melihatku yang mendadak bisu, please jangan berikan smile killer itu lagi Sengkala jika berbicara denganku.Aku tidak akan kuat dengan pesonamu jika sampai kamu masih menatapku dengan cara seperti ini.
"Jawab, kenapa kamu harus semurka itu padaku setelah kamu mengetahui secuil kebenaran ??"
"A... Ak ... Akuu, ti ... tidak marah !! Untuk apa aku marah, aku hanya kesal karena ulahnya !!" Aku membuang muka, benar benar Kapten satu ini selalu bisa membuatku bungkam tidak bisa melawannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan buku
RomanceKapten Sengkala Malik Putra kedua Presiden Ahmad Malik, yang memilih menjadi Penjaga Negeri dengan segudang prestasi dan pencapaiannya di dunia militer setelah Kekasihnya memilih menikah dengan Kakaknya sendiri, Sandika Malik yang lebih terkenal did...