Komandan Masam

18.2K 1.2K 25
                                    

"Aleefa !!"

Aku menoleh saat mendengar suara lantang yang memanggilku, sesosok Dokter militer yang memang mengundangku ketempat bencana ini, laki laki yg merupakan Kakak kelasku ini menyambutku dengan sumringah.

Tangannya terentang, senyuman lebar menghias diwajahnya membuat beberapa tentara yang melintas diantara kami melihatnya dengan keheranan.

Dion Kusuma, laki laki itu selalu bisa membuat suasana buruk menjadi ceria seketika, salah satu hal yang membuatnya terkenal di Angkatan.

Dia bukan hanya teman dan juga Kakak kelas, ada hal lain yang membuatku tidak bisa mengacuhkan permainannya begitu saja.

"Selamat datang, kehormatan seorang Kusuma bisa menjemputmu, Fairy Doctors" sapaan hangat khas dirinya membuatku terkekeh, rasanya tidak salah memenuhi undangannya untuk datang ketempat ini.

"Kalimatmu terlalu berlebihan Yon"

"Untuk seorang yang sepertimu rasanya tidak berlebihan, aku sudah ketar ketir membayangkan kami kekurangan tenaga medis, tapi kenyataannya, banyak yang menyambut permintaanku termasuk kamu"

Tangan itu terulur, membawaku menuju kearah Helikopter pembawa Logistik yang akan kami naiki menuju lokasi dimana aku akan menghabiskan waktu satu bulan kedepannya atau mungkin lebih jika diperlukan.

Suara desing Helikopter yang samar samar kudengar saat mulai melambung tinggi, membuat dataran yang kupijak mulai terlihat mengecil dan berubah menjadi kayaknya lukisan yang tertata rapi.

Kupejamkan mata, untuk kesekian kalinya, aku menjauh dari hingar-bingar perkotaan tempatku dibesarkan, bukan untuk berlari dari kehidupan yang kumiliki, tapi dari segala hal yang sudah sangat membuatku muak.

Kisah klasik pada umumnya, harta dan tahta membuat Keluarga harmonis berubah menjadi orang asing yang saling tak mengenal, dikelilingi penjilat yang akan mengambil celah keuntungan dari kita, dan itu sangat membuatku terganggu.

Berada diantara para Tentara maupun relawan yang berjibaku ditengah bencana alam, dan juga dikelilingi oleh mereka anak kecil yang matanya berbinar penuh harapan itu rasanya berjuta kali lebih indah daripada hidupku yang suram sebelum akhirnya aku bergabung dengan para relawan ini.

Truk Byson yang kutumpangi beribu kali lebih nyaman daripada mobil SUV premium milik Papa, bilik sederhana Huntara lebih hangat daripada kamar mewah bercat emas milikku dikota.

Ditengah semua kesederhanaan dan semangat membangun harapan ditengah hadirnya sebuah bencana ini lebih membuatku nyaman daripada hidupku yang sebenarnya.

Senyumku mengembang lebar saat turun dari mobil Byson bersama relawan lainnya, sembari menggendong ransel aku memperhatikan satu persatu prajurit dan relawan yang mengangkut bahan bantuan logistik yang datang bersamaku tadi.

Jalanan yang licin karena efek hujan dan juga banjir yang menerpa daerah ini beberapa waktu yang lalu sama sekali tidak menyulitkan langkahku, sandal jepit merk sejuta umat yang kupakai terasa sangat membantu untuk sekarang ini.

Sementara Dion, beberapa anak anak langsung menyambutnya saat kami sampai dilokasi, wajahnya yang ramah dan senyum hangatnya membuat citra garang seorang prajurit abdi negara luntur seketika.

" LETNAN DION KUSUMA !!"

Suara yang menggelegar memanggil nama Dion membuatku dan beberapa orang lainnya langsung menoleh dan bertukar pandang ngeri.

Dan tatapan kami terhenti saat melihat seorang yang mungkin 4tahun diatasku tengah berkacak pinggang dengan wajah masamnya yang menyebalkan, kaos loreng kusam dan juga celananya yang berlumpur membuat penampilannya semakin masam saja.

Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan bukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang