Sengkala

9.9K 1K 44
                                    

Sengkala's POV

Apa yang akan kalian lakukan saat tiba tiba Ayahmu menghubungimu dan mengatakan jika beliau sudah mempunyai calon istri untukmu.

Terkejut, jangan ditanya lagi, saat sedang berjibaku dengan pemulihan lahan pemukiman penduduk yang luluh lantak karena bencana besar dan mendapatkan berita atau lebih tepatnya perintah itu seperti mimpi saat kita tersadar.

Tapi suara Ayah yang begitu sumringah menceritakan bagaimana kagumnya beliau pada sosok yang dipilihnya itu membuatku terdiam tanpa bantahan.

Sosok dokter muda yang memilih jalan kemanusiaan ditengah mewahnya hidup keluarganya, satu hal yang membuat Ayah begitu meyakini pilihannya, terlepas dari kenyataan jika Perempuan yang dipilihkan Ayah adalah Putri salah satu petinggi partai.

Pikiranku langsung melayang pada Ale Ale, Dokter yang sering menggerutu dan protes tentang raut wajahku serta kesoktahuannya yang begitu akut langsung melintas dipikiranku.

Untuk sejenak aku bergidik ngeri, membayangkan jika perempuan itu si Ale Ale, dia perempuan yang sangat aneh untukku terlepas dia memang perempuan tangguh yang sanggup menandingiku dalam berdebat, tidak seperti kebanyakan perempuan yang memujaku karena latar belakangku, atau perempuan yang langsung merebakkan air mata saat mendengar bentakanku.

Ale berbeda, matanya akan menatapku nyalang dan bibirnya akan menjawab setiap kalimatku. Puncaknya adalah beberapa hari yang lalu, dia membuatku mati kutu saat menebak dengan benar apa yang terjadi pada hidupku.

Pertamakalinya aku meruntuhkan pertahananku yang tidak pernah diketahui orang pada perempuan sok tahu itu, membiarkan dia mengetahui rahasia yang kusimpan rapat yang membuatnya menjauh dariku seketika.

Astaga !! Kenapa ditengah pembicaraanku dengan Ayah aku bisa memikirkan perempuan itu.

Dan saat ayah menyebutkan nama perempuan itu, kakiku terasa lumpuh seketika, suara keramaian dan hiruk pikuk anak buahku beserta warga yang sedang membangun puskesmas darurat mendadak tidak terdengar.

"Namanya Aleefa Hasyim, dokter muda yang ada dibawah tanggungjawabmu ... Ini bukan karena pernikahan politik, tapi dia yang Ayah anggap mampu mengembalikan Putra kedua Ayah kerumah, sebagai Sengkala, bukan sebagai Kapten Sengkala Malik ... Dia bisa mendobrak aturan Orangtuanya yang membelenggunya, maka Ayah yakin dia bisa membebaskanmu dari bayang bayang masalalumu"

Rasanya Ayah terlalu naif mengatakan aku tidak bisa beranjak dari bayang bayang masalalu hanya karena aku pernah terluka, luka dimasalalulah yang membentukku setangguh ini, luka dimasalalulah yang membuatku tahu jika hidup tanpa cinta itu begitu nyaman, membuatku tahu jika aku tidak butuh semua itu. Cinta bukan segalanya untukku seperti yang diagung-agungkan semua orang.

Tapi kalimat Ayah yang terakhir membuatku tidak kuasa menolak.

"Sengka, Ayah tidak pernah minta apapun darimu, kali ini Ayah hanya ingin kamu bahagia dengan kamu pulang dan membawa Aleefa, pulanglah Nak !! Ayah, Ibu dan juga Sandika ingin bertemu denganmu"

Pulang !! Temapt yang sangat kuhindari. Tempat dimana sakit hatiku bermula, tempat dimana cintaku pernah terkhianati dengan begitu tragisnya.

❤️❤️❤️❤️❤️

Aleefa Hasyim.
Dokter muda yang hobi memakai sendal jepit merk sejuta umat itu tidak terlalu buruk. Dibalik sikapnya yang suka menggerutu atas ulahku dia merupakan Perempuan tepolos yang pernah kuketahui.

Tidak ada kepura-puraan dimatanya, setiap ekspresi yang keluar diwajahnya sama sekali tidak dibuat buat, dia terkejut, dia histeris dan dia menangis sesenggukan saat Om Syafar, adik bungsu ayah dan juga Pak Wira memberitahunya tentang kesepakatan ini.

Dan sungguh, ini menggelikan untukku saat tangan kecil itu memukuliku dan detik berikutnya dia bersandar dibahuku, dia perempuan teraneh yang kuketahui

Perempuan yang sangat bertolak belakang dengan semua sikapku, dia melihat dunia dari sudut pandang bahagia, sementara aku, selalu menghakimi dunia dengan teori timbal balik.

Tidak hanya aku yang menilainya sebagai perempuan polos, seperti yang sudah kuduga, Ayah langsung jatuh hati pada Ale saat kali pertama kali beliau melihatku nenggandengnya, dan senyuman bahagia Ayah terlihat saat beliau mengenalkan Ale pada dunia sebagai calon istriku.

Untuk kali ini, aku mengalah pada egoku saat melihat betapa bahagianya beliau, sosok yang menyemangatiku saat terpuruk kini hanya meminta satu permintaan dariku, dan aku, akan memberikannya pada beliau, aku akan menerima Ale untuk beliau.

❤️❤️❤️❤️❤️

"... Mohon doanya ya Dok untuk pernikahan kami, saya nyaris dihajar Ale saat tahu latar belakang saya sebenarnya"

"... Saya beruntung menemukannya, menemukan dia yang tidak melihatku hanya dari latar belakang semata, saya beruntung menemukannya, yang hanya melihatku sebagai Sengkala, bukan Dokter Ale yang beruntung, tapi aku !!"

Rasanya lidahku terasa gatal saat memuntahkan kalimat itu, sungguh mendengar para perempuan itu menghakimi Ale membuatku tidak suka. Rasanya terlalu menggelikan saat komentar yang mereka lontarkan sangat tidak sesuai dengan kenyataan. Melihat Ale yang bersikap seolah olah tidak mendengar semua bullyan itu membuatku geram sendiri.

Dibalik sikapnya yang penggerutu atas ulahku, dia seorang yang handal dalam menyembunyikan apa yang dirasakannya.

Dan kini, disebuah rumah megah milik salah satu petinggi partai tersohor di Negeri ini aku kembali mendapatkan kejutan, kini aku tahu kenapa seorang tuan putri seperti Ale bisa memilih menjadi relawan yang sarat akan kekurangan dibandingkan berada dirumah mewahnya ini.

Keluarga hangat, dan mengayomi seperti Keluargaku tidak kudapatkan dirumah ini, hanya ambisi akan kekuasaan yang nampak terlihat tanpa peduli akan perasaan perempuan kurus yang duduk disebelahku sekarang ini.

Ayah yang hanya mementingkan ambisinya didunia politik, Ibu yang gila akan kehormatan dan nama baik, dan Kakak yang begitu bernafsu merebut apa yang dimiliki adiknya.

Ini bukan gambaran keluarga, tapi gambaran neraka secara nyata. Rasa iba kurasakan pada perempuan penggerutu ini, rasa bersalah mencubit hatiku karena pernah mencemoohnya atas kerjanya di pengungsian, dan saat melihat semua ini, rasa tidak rela itu muncul.

Aku tidak rela perempuan sebaik dan sepolos Ale tertekan dibawah perintah ambisius orangtuanya, rasa melindungiku muncul melihat dadanya yang naik turun menahan rasa sakit hatinya atas apa yang dilakukannya sendiri.

Tidak, dia layak mendapatkan semua yang lebih pantas atas dirinya, tidak peduli jika aku tidak mencintainya sedikitpun, kembali Ale meruntuhkan dinding pertahananku, aku tidak bisa melihatnya menderita secara psikis, aku akan melindunginya dari semua hal menyakitkan ini termasuk keluarganya sendiri.

"Terimakasih Pak Hasyim sudah mempercayakan putri bungsu anda kepada saya, percayalah, anda tidak akan kecewa dengan saya !! Saya akan memberikan segala hal yang tidak didapatkan putri anda dirumah ini"

"........"

"Saya tidak akan membawa Ale kerumah ini jika bukan dia yang memintanya, anda menyodorkan Ale pada Ayah saya untuk saya, maka sejak hari ini, biarkan Ale berada dibawah tanggungjawab saya"

Ya, aku berjanji akan benar benar menjaga Dokter Kepo ini dalam sebuah ikatan pernikahan sekalipun aku tidak bisa menjanjikan hatiku untuknya, karena hatiku sudah terlanjur mati rasa akan hal yang dinamakan cinta.

TBc

Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan bukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang