Calon Mantu PakPres

10.3K 1K 21
                                    

Disclaimer
Selamat datang di dunia Mama Al
Dimana segala sesuatu yang mustahil akan terjadi disini
Happy reading beloved reader yang sedang sahur
Enjoooyyyy

Suasana pagi ini mendadak ramai, tempat dimana aku mengabdikan diri selama nyaris dua bulan ini mendadak penuh dengan wartawan dan juga aparat pemerintah.

Aku bersidekap, memandang kerumunan ramai ini dengan sinis, jika bukan karena adanya kunjungan presiden, mana ada mereka mau melongok tempat ini. Kini para aparat pemerintah dan juga donatur donatur berlomba lomba menampakan diri dan juga bantuan mereka didepan orang nomor satu di negeri ini.

Mencari muka, lagu lama Kaset rusak.

Tempatku mendermakan tenagaku ini tempat yang paling tidak tersentuh, bahkan longsor susulan yang menimpa Kapten Sengkala tidak masuk kedalam pemberitaan. Hanya dua kali dalam dua bulan ini meliput melaporkan kondisinya, selebihnya sama sekali nyaris tidak ada pantauab dari media.

Dan sekarang, Tempat ini tak kayaknya sebuah kota dadakan. Mewancarai setiap orang yang mau memberikan tanggapan untuk membuat berita yang bombastis.

Bahkan, ada yang mengorek tentang kebenaran berita pernikahan Kapten Sengkala yang akan dilakukan setelah selesai tugasnya dari sini, karena baru kutahu jika Kapten Sengkala akan digantikan dengan tim yang lain.

Pantas saja dia memintaku untuk turut pulang, heeeehhh dia tidak tahu saja jika aku tidak punya tempat yang bisa kusebut sebagai rumah

Aku sudah kehilangan hal itu semenjak Politik merebut Papa dan Mamaku, sungguh mengenaskan hidupku.

"Dokter Ale, mau liat apel pelepasan Timnya Kapten Sengkala ??" Aku langsung menolak ajakan Suster Putri dan Suster Ratna, tapi dua orang yg paling dekat denganku disini ini tidak menyerah, "Ayooolah Dok, aku mau lihat Pak Presiden, aku mau bilang ,'Pak Aku mencintai salah satu Putramu' gitu Dok !!"

"......"

"Kalo nggak aku mau bilang 'Pak, aku mencintai salah satu Paspampresmu Pak' Ayolah Dok !! Mau bikin buat video Tik tok nih"

Haaahhh aku dan Ratna melongo saat mendengar hal absurd yang akan dilakukan Putri, belum sempat aku menolak, mereka khususnya Putri sudah menarikku dengan kuat, Membuatku mau tak mau mengikuti mereka.

Dan akhirnya aku dibuat menyesal karena terhimpit kerumunan para warga yang ingin merangsek mendekat pada Pak Presiden yang sudah datang dengan rombongan beliau, meninjau fasilitas umum yang sudah dibangun maupun proses pembangunan oleh para Tentara dan Relawan dibantu oleh warga.

Bahkan badan kurusku tergencet kesana kemari, jika bukan karena kerja keras Putri dan Ratna yang badannya cukup berisi mungkin aku terlempar kebelakang dan tidak bisa mengikuti mereka, tapi ambisi Putri dan juga niat Ratna untuk melihat langsung sosok pemimpin nomor satu di Negeri ini membuat tenaga mereka berlipat lipat

Dan hasilnya, tidak mengecewakan, kami sampai didepan, bahkan nyaris berada didepan Paspampres berwajah sangar itu, gahar datar nyaris seperti Kapten Sengkala.

Beberapa sorakan, gumaman dan eluan bercampur satu saat Pak Presiden mengutarakan rasa terimakasih pada mereka yang sudah bekerja keras  memulihkan keadaan dan juga penguatan bagi para korban bencana, membuat Putri dengan leluasa melancarkan niatnya, hingga Paspampres itu melirik kami bertiga dengan pandangan aneh, antara geli dan sebal secara bersamaan.

Astaga !! Ini sangat memalukan

Dan ditengah keriuhan yang terjadi, aku melihat Kapten Sengkala dan juga Pangdam Syafar berada dibelakang Pak Presiden, untuk sejenak mata kami bertemu, mata tajam yang terbingkai alis tebal dan semakin terlihat arogan dengan rahangnya yang tegas, wibawa seorang Malik begitu terlihat diwajahnya walaupun bersanding bersama orang orang hebat lainnya, hanya sedetik sebelum Pangdam Syafar membisikan sesuatu pada Kapten Sengkala yang dijawabnya dengan anggukan.

Hingga akhirnya, tanpa kusangka, ditengah Pak Presiden yang masih memberikan wejangannya, Kapten Sengkala berjalan menuju kearahku yang berada ditengah kerumunan manusia ini, tidak peduli dengan ribuan pasang mata, ratusan lensa wartawan dia menghampiriku, dibantu Paspampres yang geli dengan tingkah Putri tadi kapten Sengkala bisa menyeruak kerumunan, kini Kapten Sengkala berdiri didepanku.

Tak pelak jeritan tertahan terdengar dari Putri, Ratna dan juga beberapa perempuan yang ada. Sudah pasti aku akan mendapatkan cecaran dari perempuan paramedis ini nanti.

Pangeran imipan mereka yang digosipkan akan menikah justru menghampiriku,

"Ayah mau ketemu kamu nanti", tanpa menunggu jawabanku, Kapten Sengkala menarik tanganku kembali keluar menerobos kerumunan ramai ini, membawaku ketengah para petinggi Negeri yang turut dalam peninjauan lokasi ini.

Aku kehilangan kata, suara riuh yang terdengar karena ulah Kapten Sengkala seakan akan hilang terbawa angin, aku tidak hanya bisu, tapi aku juga tuli untuk beberapa saat. Genggaman tanganku oleh laki laki masam ini semakin menguat, membuat tidak bisa beranjak kemanapun walaupun aku ingin.

Jika dilakukan oleh orang yang kucinta, maka yang dilakukan Kapten Sengkala ini sangatlah manis, tapi ini, akan mengundang lebih banyak tanya yang akan membuatku pusing kedepannya

"Itu calon Mantu saya, harap dimaklumi, namanya juga anak muda !!"

HAAAAHHHHH, aku semakin terperangah mendengar kalimat Pak Presiden yang baru saja kudengar, dan saat beliau menatapku dengan senyum hangat kebapakan, aku hanya bisa tersenyum canggung membalasnya, spechless dikenalkan pada masyarakat secara langsung jika aku adalah calon menantu beliau, membuat para wartawan berlomba-lomba mengarahkan lensa mereka kearahku dan Kapten Sengkala, membuatku sedikit beringsut kearah belakang bahu lebar  Kapten Sengkala untuk menyembunyikan wajahku walaupun sia sia. Rasanya ingin menangis membayangkan aku akan menjadi bahan bullyan para fangirl putra presiden yang akan patah hati.

Jika sudah seperti ini, rasanya berbagai cara yang kususun untuk menolak pemaksaan yang bernama perjodohan politik ini sudah sangat mustahil kulakukan.

Karena yang kuhadapi kini bukan hanya Papa, tapi orang yang berkuasa dan juga rakyat yang siap menghakimi semua tindak randukku.

Melihat kecanggunganku membuat Kapten Sengkala menunduk, kembali suara sexy itu terdengar ditelingaku, membuat bulu kudukku meremang untuk seketika.

"Tersenyumlah !! Jangan kecewakan Ayahku"

"Ini gila !!" Balasku tidak kalah rendah, kucengkeram erat lengannya yang berotot itu, tidak peduli jika nanti lengan yang menjadi fantasi kaum hawa itu akan terluka oleh kukuku," aku akan habis oleh fangirlmu, rencanaku sudah gagal total berantakan"

Kekehan geli terdengar, nafasnya yang hangat menerpa daun telingaku, menyalurkan rasa menggelitik yang aneh kedalam perutku.

"Sudah kubilang, jangan coba coba untuk lakukan hal aneh untuk mengecewakan Ayahku, bersandiwaralah seolah olah kita bahagia, dunia tidak perlu tahu apa yang terjadi diantara kita. Anggaplah aku adalah orang yang menawarkan kebebasan padamu, kebebasan yang tidak bisa kamu dapatkan dari keluargamu, simbiosis mutualisme bukan "

Aku menoleh, mendapati mata yang kupandangi dari kejauhan itu tepat didepan mataku, dia mungkin masam dan suka mengolok-olokku, tapi dia sama sepertiku, laki laki yg tidak di berikan pilihan untuk memilih apapun alasannya dibelakang semua ini.

"Bagaimana ??" Tanyanya sekali lagi, anggukan kecil terlihat, membuatku tanpa sadar mengikuti permintaannya. Semoga dengan menurutimu, aku tidak terperosok pada hal yang tidak kuinginkan. Semoga Laki laki masam nan otoriter ini tidak membuatku terluka seperti Keluargaku yang semena mena pada diriku.

Semoga dia memenuhi janji dan ucapannya.
Semoga.
Aku hanya bisa berharap semua tidak menjadi buruk.

❤️❤️❤️❤️❤️

Check spoiler di Instagram
Fabby Alvaro

Kapten Sengkala Tersedia Ebook Dan bukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang