Rumah yang retak

3.6K 110 11
                                    

20.00

"Tolong jangan pergi Saeri"

"Sudah kukatakan Cho aku akan tetap pergi"

"Lalu bagaimana dengan putra kita?"

"Itu akan menjadi urusan mu, aku tidak ingin merawatnya"

"Apa kau bilang?! Dia putramu! Kenapa kau mengatakan hal itu?!"

"Putraku? Aku tidak pernah ingin memiliki putra cacat seperti ia, bagiku dia hanya pembawa sial untukku"

Plak!

"Hentikan omong kosong mu saeri!"

"Aku tidak berbicara omong kosong Chosang! Semenjak kecelakaan itu aku kehilangan hartaku!"

"Apa kau juga sadar, karena kecelakaan itulah yang membuat putramu cacat! Apa kau tidak melihat itu?!"

"Aku tidak peduli! Aku akan tetap pergi dan aku tidak akan mengunjungi kalian lagi!"

Dalam situasi perdebatan yang tengah memanas muncullah seorang anak yang tampak berusia 10 tahun itu. Ia berjalan tertatih dengan sesekali meraba dinding.

"Eomma... eomma jangan pergi" ucap bocah berumur 10 tahun itu sambil menangis.

"Tidak perlu berpura-pura menangis! Kau senang bukan eomma mu ini pergi?!" Ucap Saeri sambil mendorong putra semata wayangnya itu.

Kim Chosang benar-benar emosi ia pun menampar Saeri dengan sangat keras.

"Iblis apa yang sudah merasuki mu Saeri! Aku benar2 menyesal telah menjadikanmu istriku!"

"Eommaa... maafkan akuu, jangan tinggalkan Appa dan aku eomma.." ucap bocah itu lagi dengan tangis yang semakin keras.

"Cukup! Cukup sudah! Aku muak dengan kalian! Aku benci melihat kalian terutama kau bocah pembawa sial! Jangan pernah memanggil aku eomma mu! Aku tidak sudi menjadi eomma mu kau mengerti!"

Setelah mengatakan hal tersebut Saeri langsung menarik koper cokelat miliknya dan memasuki Taxi yang sudah terparkir di depan rumah sejak tadi.

"Kau benar-benar keterlaluan Saeri!"

"Eomma....eommaaaaaaa"

Chosang pun memeluk anak tunggalnya itu dengan erat, hatinya hancur tapi ia tidak boleh menunjukannya kepada putranya itu. Bagaimanapun dia akan tetap membesarkan putranya dengan segenap jiwa meskipun hanya seorang diri.

"Appa mengapa eomma sangat membenciku hiks..hiks..."

"Appa.. apakah eomma akan kembali? Appa apakah kita akan bisa bersama lagi?...hiks..hiks"

"Tidak sayang, kau jangan mengharapkan apapun lagi dari eommamu dan mulai hari ini berhentilah memikirkan eomma, anggaplah bahwa eommamu itu sudah tiada"

"Appaaaa...."

Tangis bocah itupun pecah dan sekali lagi Chosang memeluknya sangat erat.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang