Dua puluh tiga

980 61 2
                                    

"Mencintai bukan perihal seberapa besar kau memberi, tapi mencintai adalah seberapa besar kau mampu mengikhlaskannya pergi"

*****

Apartement Galaxy
20.15

Narin terdiam memandang foto yang ada di dompetnya. Ia mengamati wajahnya yang masih terlihat imut itu dengan Appa dan Eommanya yang memeluknya dengan bahagia.

"Apakah dunia sudah cukup bosan melihatku bahagia?" Narin berucap lirih sambil menatap foto yang hampir usang itu.

"Apa kalian sudah tidak mencintaiku?"

"Appa, apakah aku benar-benar penyebabmu pergi dari dunia ini? Apakah aku adalah luka untuk Eomma?" Seberapa kuat Narin mencoba mengubur kenyataan pahitnya, terkadang pikiran dan hatinya menuntutnya untuk memikirkan semua itu kembali.

Kini Narin hanya bisa berharap ia dapat membuat Eommanya bahagia, dan satu-satunya cara untuk membuat Eommanya bahagia adalah menerima pernikahan ini dengan setulus hati. Narin yang lugu perlahan mulai tumbuh menjadi Narin yang dewasa.

Pernikahannya dengan Taehyung tidak terasa sudah hanya tinggal beberapa bulan lagi, ia hanya harus bertahan sebentar lagi hingga akhirnya ia akan keluar dari kehidupan pria yang kini telah memasuki kehidupannya itu.

Narin menutup dompetnya dan menyimpannya di laci, jika eommanya mampu menahan luka dari dirinya sekian lama, maka ia harus bisa menahan ini semua untuk beberapa saat. Ia yakin semua akan baik-baik saja, mungkin jiwanya hancur mengetahui hal buruk itu tapi raganya masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang.

Narin percaya, ia adalah gadis yang kuat, ia percaya bahwa semua yang telah terjadi dengannya memang sudah takdirnya. Ia hanya akan menyerah pada kehidupannya jika maut telah datang menjemputnya. Ya, Narin hanya mempercayai hal itu di hidupnya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tegur Taehyung saat ia melihat Narin yang duduk terdiam di tepi ranjangnya.

"Tidak ada" Narin menatap Taehyung sebentar.

"Kau yakin?" Taehyung mencoba memeriksa.

"Iya, aku tidur dulu" Narin segera merebahkan dirinya di ranjang empuk miliknya, sedangkan Taehyung masih berdiri di sebelah ranjangnya dan memandang Narin dari sana.

Taehyung pun menghampiri ranjang Narin, entah apa yang ada dipikirannya saat ini tapi ia ingin memastikan apakah Narin benar-benar tidur.

"Astaga, bisa-bisanya dia langsung tidur seperti ini?" Taehyung menatap heran melihat Narin yang tidur dengan cepat itu.

"Apa dia kelelahan?"

Taehyung duduk disamping ranjang Narin, ia mengamati wajah polos yang sedang tertidur itu dan tanpa sadar Taehyung mengembangkan senyumnya.

"Narin, kau tau kenapa aku membenci seorang wanita dari hidupku? Karena eommaku telah membuangku, ia tidak mengakuiku sebagai anaknya" Taehyung bercerita sendiri sambil ia memadang Narin yang tertidur.

Narin yang ternyata belum tidur itupun dapat mendengar semua perkataan Taehyung, ia membuka matanya dan menatap Taehyung yang tengah menatapnya.

"Kau belum tidur?" Taehyung sedikit terkejut melihat Narin yang membuka matanya.

"Belum" Narin yang semula tidur kini ia duduk di ranjangnya menghadap Taehyung.

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang