Dua puluh

1K 67 2
                                    

"Pengecut terburuk adalah ia yang tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya"

*****

"SeokJin, Jennie, Lisa,......Narin" ucap Eunwoo mengamati foto yang terpampang di pigura kecilnya itu.

Eunwoo sedang mengingat bagaimana kenangan persahabatan mereka berlima semasa sekolah, ia benar-benar sangat merindukan masa-masa itu apalagi dengan salah gadis di foto itu. Narin, ya seperti sudah tertancap begitu dalam di ingatan Eunwoo, gadis itu seperti tidak ingin lepas dari pikirannya.

"Apa kau sudah benar-benar bahagia tanpa ku Narin?" Eunwo terus memandangi foro itu tanpa kedip.

"Bagaimana kabar Narin?" Terdengar suara berat yang memasuki kamar Eunwoo.

"Ah Appa" ucap Eunwoo saat mendapati Appanya yang memasuki kamarnya itu.

"Apa kau sudah mendapatkan kabarnya?"

"Belum Appa" Eunwoo menggeleng lemah.

"Putraku, kau begitu mencintainya bukan?"

Eunwoo menatap sebentar kedua bola mata Appanya itu dan kemudian ia mengangguk.

"Kau adalah Putraku, Putra Cha Eun Ja. Jika kau mencintainya, maka kau harus mengejar cintamu itu"

Eunwoo menatap mata Appanya lagi, memang Eunwoo telah sering menceritakan sosok Narin kepada Appanya itu meskipun Appanya belum pernah melihat Narin secara langsung, tetapi mendengar ucapan Appanya, Eunwoo seperti mendapat restu dari seluruh alam untuk mengejar cintanya itu.

"Appa? Kau merestui aku dengan Narin?"

"Tentu saja, jika itu bahagiamu Nak, maka kau berhak mendapatkannya" Tuan Cha menepuk bahu Putra nya itu.

Bahagia. Itulah yang sedang Eunwoo rasakan.

"Tapi Appa, orang tua Narin mungkin tidak akan merestuiku"

"Dapatkan cintamu terlebih dulu, jika berhubungan dengan orang tuanya itu adalah urusan sesama orang tua Putraku"

Eunwoo tersenyum mendengar penuturan Appanya. Appanya memanglah seseorang terbaik yang ia miliki, itu kenapa Eunwoo siap menanggung beban untuk menjadi pemimpin di perusahaan Appanya kelak, itu karena ia sendiri tau Appanya adalah orang yang hebat yang selalu bisa membuat ia bahagia.

"Lihatlah Narin, aku akan memilikimu secepatnya" -Eunwoo

*****

Kim's Company

"Kenapa kalian ke ruanganku ramai-ramai seperti ini?" Kini Taehyung tengah mengamati Narin, Jimin serta Jungkook yang sudah berada di ruangannya.

"Kita hanya bertiga Taehyung-ah, kenapa kau berbicara seakan-akan satu kota masuk keruanganmu ini" Jimin tersenyum.

"Iya-iya baiklah, katakan ada apa?"

"Taehyung-ah aku bersama Jungkook ingin membahas tentang kerja sama bisnis kita. Tetapi Narin, ia ingin mengatakan sesuatu kepadamu, jadi kupersilahkan Narin yang mengatakannya terlebih dahulu" Taehyung yang awalnya menatap Jimin kini beralih melihat Narin yang tersenyum kepadanya.

"Katakan apa yang ingin kau sampaikan Narin" Taehyung membalas senyuman yang diberikan Narin.

"Aigo! Baru kali ini aku melihat Tuan Taehyung tersenyum manis seperti itu, ternyata Tampan juga kkk" Bisik Jungkook terkekeh yang dapat didengar oleh jimin.

Jimin hanya menyenggol lengan Jungkook memberikan isyarat agar Jungkook bisa menjaga ucapannya.

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan karyawan kita" Narin membuka penjelasannya.

"Ada apa dengan karyawan kita?"

"Aku baru saja bertemu dengan salah satu karyawan, ia mengatakan telah melakukan lembur beberapa hari ini, tetapi salary tambahan dari lemburnya hanya bisa ia dapatkan saat akhir tahun saja bukan?"

"Iya itu benar" Jawab Taehyung yang masih menunghu penjelasan Narin lagi.

"Ia mengatakan bahwa ia ingin salary tambahannya itu bisa ia dapatkan akhir bulan ini, karena ia sedang membutuhkan biaya tambahan untuk anaknya yang sedang menjalani operasi, jadi aku ingin mengatakan kepadamu, apakah kau bisa memberikan hak nya meskipun tidak sesuai dengan peraturan perusahaan ini?" Narin bertanya dengan sedikit ragu, akankah Taehyung menyetujuinya.

Jimin dan Jungkook pun ikut berharap cemas mendengar jawaban dari Taehyung setelah ia mendengar penjelasan dari Narin.

Taehyung terdiam sambil melihat Narin.

"Baiklah, aku menyetujuinya" Jawab Taehyung tenang.

Seketika Narin, Jimin dan Jungkook saling berpandangan, apakah ini Taehyung yang mereka kenal? Sejauh ini Taehyung sangat tidak peduli kepada orang lain mau sedarurat apapun kondisinya, dia tetap tidak akan peduli.

Hari ini Taehyung yang acuh itu tidak terlihat lagi.

"M..maaf T..tuan Kau serius akan ucapanmu ini? Apa Tuan Taehyung ingin mendengar alasan dari karyawan itu langsung untuk mempertimbangkan kebijakan yang mungkin akan mempengaruhi pegawai lain?" Jungkook mencoba membenarkan keadaan itu, ia hanya takut Taehyung asal bicara.

"Tidak Jungkook, jika Narin yang memintanya sendiri kepadaku, tanpa alasan yang lain aku akan menyetujuinya, karena aku percaya padanya" Ucap Taehyung kemudian.

Narin membulatkan matanya tidak percaya, apa ini suaminya yang mengerikan itu? Sedangkan Jungkook tersenyum bahagia melihat perubahaan yang terasa di diri Tuannya itu.

Jimin sedikit terpaku ia sebenarnya bahagia mendengar hal itu disetujui oleh Taehyung, namun terbesit sedikit cemburu di hatinya karena ia melihat tingkah Taehyung yang manis dihadapan Narin.

"Terima kasih Taehyung, aku janji akan menjaga kepercayaanmu ini" kini Narin benar-benar sangat bahagia.

Taehyung menggenggam lengan Narin.

"Apapun yang kau butuhkan, katakan saja kepadaku" ucap Taehyung kemudian.

Narin mengangguk dengan senyumnya. Semoga Taehyung yang seperti ini akan terus bertahan hingga selamanya.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengatakan kepadamu tentang kerja sama kita" Jimin menyuarakan suaranya setelah terdiam cukup lama.

Taehyung mengalihkan pandangannya kepada Jimin lagi.

"Tentu, mari kita bahas"

"Tapi sebelum itu aku ingin saat kita melakukan meeting dengan perusahaan Cha aku mau sekretarisku ada disana" kata Jimin yang kemudian menatap Narin.

"Tentu Jimin-ah, Narin dan Irene akan ada disana saat meeting kita nanti"

Jimin tersenyum, dan kemudian ia dan Jungkook mulai menjelaskan tentang projek kerja sama itu. Sedangkan Narin, karena ia telah ditunjuk Jimin untuk hadir di meeting itu juga, ia mendengarkan semua projek itu dengan seksama, agar mungkin ia bisa mencatat point2 yang mungkin atasannya melupakannya.

"Aku mungkin tidak bisa mengungkapkan perasaanku, setidaknya aku punya satu jalan dimana kau adalah milikku" - Jimin

"Aku baik-baik saja menjadi pengecut, tapi mungkin apa yang aku lakukan sudah cukup jelas mengatakan bahwa aku ingin kau bersamaku" -Taehyung

-
-
-
-
-
-
-

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang