dua

1.3K 69 3
                                    

"Bagus Narin akhirnya kamu lulus tepat waktu, eomma sempat cemas kau tidak lulus karena perbuatanmu"

"Ah eomma.., aku mungkin sering masuk BP tapi eomma putri sulungmu ini sangat pandai dalam pelajaran"

Han Ji Yeon memeluk putrinya itu dengan hangat sambil sesekali mengelus punggung putri sulung keluarga Han itu.

"Eomma tentu sangat bangga padamu Narin" ucap Nyonya Jiyeon terlihat tulus.

"Ehmm Tante, kalo diperbolehkan saya dan Narin memiliki rencana akan mendaftar ke perguruan tinggi bersama" ucap Eunwoo setelah Nyonya Jiyeon melepas pelukannya.

"Iya eomma, aku dengan eunwoo ingin mendaftar pada satu universitas yang sama" senyum Narin mengembang dengan indah.

"Tidak Bisa!" Jawab Nyonya Jiyeon tegas.

Narin dan Eunwoo pun tersentak mereka masih bingung dengan apa yang diucapkan oleh Nyonya Jiyeon.

"Kenapa tidak bisa eomma?"

"Karena eomma sudah memiliki rencana lain untukmu Narin, dan itu bukan untuk perguruan tinggi" jelas Nyonya Jiyeon yang kini sedikit menaikan nadanya.

"Tapi kenapa Tante? Bukan kah bagus jika Narin lanjut pada perguruan tinggi?" Tanya eunwoo masih tidak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh Nyonya Jiyeon.

"Narin adalah putri sulung saya, dia punya tanggung jawab besar di keluarga saya sebagai anak pertama, oleh karena itu kehidupan apa yang akan dijalani Narin semua itu ada pada keputusan saya"

"Tapi eomma, Narin ingin menjadi Mahasiswa"

"Jangan bantah eomma Narin"

"Tapi ini tidak adil eomma"

"Eomma tau apa yang terbaik untukmu"

"Tidak eomma tidak pernah mengerti"

"Dan iya, eomma ingin kau mengakhiri hubunganmu dengan Cha Eunwoo"

Narin semakin menatap eommanya tidak percaya.

"Apa yang eomma katakan?"

"Tante tolong jangan berbicara seperti itu, mungkin bila Narin tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi itu tidak masalah karena saya yakin Tante punya hal yg jauh lebih baik dari itu untuk Narin, tapi tolong tante jangan pisahkan saya dengan Narin" Eunwoo mulai memasang muka khawatir.

"Eomma kenapa eomma seperti ini kepada Narin?" Mata coklat Narin mulai berkaca-kaca.

"Eomma sudah memutuskannya Narin, turuti saja apa kata eomma ini untuk kebaikanmu"

Nyonya jiyeon beranjak dari sofa empuknya dan meninggalkan Narin yang tengah menahan tangis.

"Eomma tolong jangan seperti ini.." ucap Narin ketika melihat eommanya berlalu meninggalkannya dengan eunwoo di ruang tamu.

"Sayang sudah jangan menangis" eunwoo segera memeluk tubuh Narin dengan erat.

Eunwoo juga tidak dapat menyangkal perasaannya ia hancur waktu mendengar perkataan Nyonya Jiyeon. Apakah ia benar-benar harus melepas gadis yang ia cintai? Entahlah hal itu terasa sulit untuknya.

Eunwoo mempererat dekapannya kepada Narin, hingga Narin dapat mendengar detak jantung Eunwoo yang memburu.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Narin sambil melepas pelukan Eunwoo.

Eunwoo menatap manik cokelat kesayangannya itu lekat-lekat.

"Sayang, kau tau naluri ibu itu selalu tepat, aku tidak ingin kau menjadi anak yang membantah orang tua apalagi seorang Ibu"

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang