Lima

1.1K 64 3
                                    

Sudah setengah jam berlalu Narin menunggu Taehyung selesai berbincang atau sekedar menyapa teman dan rekan kerja nya di dalam suatu ruangan khusus. Ya memang dalam acara pernikahan Narin hanya teman, saudara dan keluarga dari pihak Taehyunglah yang datang. Karena Tuan Cho juga Narin tidak menginginkan pernikahan yang tidak ia inginkan itu dihadiri teman-temannya ataupun kerabatnya.

Kini Narin telah berganti pakaian mengenakan short dress yang lebih terlihat 'ringkas' dari gaun pengantin yang ia gunakan sebelumnya.

Setelah lumayan lama menunggu, muncullah pria bertubuh tegap dengan setelan jas ditubuhnya menghampiri Narin.

"Ayo kita pulang"

Narin mendongak melihat siapa yang mengajaknya berbicara. Taehyung, pria itu ternyata telah menyelesaikan kegiatannya.

Narin berdiri mengikuti langkah Taehyung dibelakang sambil sesekali menggigit bibir bawahnya. Akan bagaimanakah nasib nya kali ini?

Di mobil Taehyung dan Narin hanya saling diam, hingga akhirnya Taehyung merasa bosan, dan membuka pembicaraan.

"Kau bahagia bukan?"

Narin mengernyitkan dahinya, tidak mengerti dengan apa yang baru saja pemuda itu katakan padanya.

"Apa maksudmu?"

"Kau bahagia kan telah menerima uang dari Appa ku, lagi pula kau hanya tinggal sebentar saja denganku setelah itu kau pergi. Aku yakin akan banyak wanita yang mau melakukan itu, dan itu kenapa kau mau menerima pernikahan ini. Benar kan?" Jelas Taehyung tidak lupa dengan smirk nya.

"Uang? Uang apa yang kau bicarakan? Apa kau pikir aku menerima pernikahan ini dengan suka cita? Jika kau menganggap demikian maka kau salah besar Kim Taehyung!" Narin benar2 tidak habis pikir dengan ucapan Taehyung itu.

Taehyung sedikit tertohok mendengar pernyataan Narin, tapi ia segera berdalih pasti itu hanya akal-akalan Narin mengatakan hal itu agar ia tidak terlihat murahan dihadapannya.

"Aku memang sudah menduga kau akan mengatakan hal itu, aku tidak akan pernah percaya dengan semua yang kau ucapkan dan kau tau kau tidak ada bedanya dengan wanita di luar sana"

Narin memanas, Ia benar-benar geram dengan sifat angkuh Taehyung.

"Dan kau satu-satunya pria terburuk yang pernah aku temui" ucap Narin dengan menghela napas kasar.

Taehyung mengerem dadak mobilnya.

"Turun dari mobilku!" Taehyung menatap Narin lekat-lekat.

Astaga pertanda buruk apakah ini? Mereka baru saja menikah tapi sudah bertengkar seperti ini, apakah ini yang dinamakan melakukan sesuatu karena "terpaksa"?

Narin mebalas tatapan Taehyung dengan tidak kalah tajamnya. Pria itu telah berhasil membuat dirinya sangat emosi.

"Kamu menyuruhku Turun? Baiklah, aku juga lebih baik jalan kaki daripada harus bersamamu di mobil ini" ucap Narin dengan sedikit penekanan pada nada bicaranya.

Narin melepas seatbelt-nya dan keluar dari mobil Taehyung dengan tangis yang sudah tidak dapat terbendung lagi. Taehyung sedikit terkejut dengan balasan Narin, ia mengira Narin tidak akan mau turun apalagi hari sudah malam seperti ini.

Ternyata ia salah.

"Sial! Apa yang ada di pikiran gadis itu sebenarnya!" Taehyung memukul keras setir mobilnya.

Taehyung pun ikut turun dari mobilnya dan mengejar Narin yang masih tidak jauh dari tempatnya.

Begitu sudah dekat Taehyung langsung menarik pergelangan tangan Narin.

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang