Tujuh belas (Jiwa yang Malang)

1K 59 1
                                    

Layaknya sebuah kaca yang telah dihempaskan, sisa-sisa pecahan yang tidak dibersihkan mungkin akan melukai dirinya atau orang lain. Namun pecahan itu tidak akan bisa disatukan kembali karena sekali ia telah hancur maka selamanya ia tidak akan kembali seperti semula.

Sama dengan Narin, dirinya telah hancur, hatinya telah rapuh, pendirian dan semangatnya perlahan runtuh. Akankah masih ada kehidupan untuknya di hari esok?

Narin berjalan gontai seorang diri di sebuah lorong gedung bertingkat itu, air mata yang terus mengalir sesekali berusaha ia usap agar tidak ada karyawan lain yang melihat betapa kacaunya ia.

Hatinya terasa semakin sakit ketika ia mengingat semua perkataan Tuan pemilik Kim's Company itu. Narin hanya bisa memegang dahinya yang sangat sakit, seketika pikirannya yang sedikit kalut itu memberikan ia sebuah tujuan.

"Aku harus menemui Eomma" Narin berucap lirih.

Dipikirannya ia benar-benar harus menemui Eommanya untuk mendapatkan semua jawaban dari semua pertanyaan Tuan Cho itu. Ia juga ingin tau mengapa Eomma nya melakukan itu kepadanya? Mengapa Eomma yang selama ini ia cintai sebegitu teganya melakukan hal yang sangat biadab seperti itu ke dirinya?

Ia dengan gusar segera mencari-cari ponsel di saku bajunya dan menelfon Pak Ying yang kini adalah supir pribadinya.

******

12.30

"Apa Narin masih di klinik bersama Taehyung?"

Sekuat apapun Jimin berusaha untuk tidak memikirkannya, ia tetap tidak bisa fokus kepada pekerjaannya. Rasa khawatir sekaligus cemburu telah merebak di dadanya.

Cukup lama ia terpaku di kursi kerjanya, hingga kini ia sedikit gelisah.

"Apa Narin baik-baik saja?"

"Aku harus memastikan kondisi Narin" ucap Jimin lagi.

Kini dia akan bersikap masa bodoh dengan apa yang akan ia lihat nanti ketika menemui Narin, karena baginya ia hanya akan merasa tenang jika ia sudah tau apa yang sebenarnya telah terjadi kepada gadis itu.

Ketika ia keluar dari ruangannya, Jimin mendapati Taehyung yang baru saja memasuki ruangannya diikuti oleh Irene.

"Taehyung sudah kembali? Lalu Narin?"

Jimin pun segera menghampiri ruang kerja Narin. Ia berpikir mungkin Narin telah kembali juga dari klinik. Tetapi sesaat setelah ia mengecek ruangan Narin, tidak ada satupun tanda-tanda bahwa gadis itu berada di ruangannya.

"Dimana dia? Apa dia masih di klinik? Tapi siapa yang menjaganya jika Taehyung sudah kembali?"

Tidak lama Jimin berpikir, Jimin pun segera menuju ke klinik perusahaan yang jaraknya lumayan jauh dari kantor. Entah kenapa Jimin merasa khawatir, perasaannya seperti membisikan hal buruk. Ia tidak mengerti tapi ia akan segera mencari tau itu.

"Maaf Tuan Jimin mencari siapa?" Ucap perawat yang melihat Jimin celingukan.

Kini Jimin telah sampai di klinik tersebut dan bahkan ia sudah berada di ruangan dimana seharusnya Narin di rawat. Tapi lagi-lagi gadis dengan mata teduh itu tidak bisa ia temukan.

"Ehm.. aku mencari Narin, dia tadi disini kan?"

"Ah Nyonya Narin, benar Tuan dia dirawat disini tadi, tapi Nyonya sudah pergi"

"Pergi kemana dia?"

"Tadi saya mendengar bahwa Nyonya Narin dipanggil oleh Tuan Cho, mungkin sekarang ia sedang menemuinya"

"Tuan Cho memanggil Narin? Ada apa memangnya?" -Jimin

"Apa kondisi Narin sudah membaik?"

My Terrible Husband [KTH] *NEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang