Bab 17

7.2K 380 3
                                    

Alexander sedang bersama Bagas dan Samuel saat aku datang menemuinya di cafe depan kampus siang ini. melihat kedatanganku, kedua sahabatnya itu hanya menebar senyum lantas berlalu. Mungkin mereka hanya datang untuk menemani Alexander saat aku belum tiba, jadi saat aku sudah di depan mereka, kedua mahasiswa kedokteran hewan itu pergi menyingkir.

" Welcome...." ia menyambutku dengan pelukan, lantas mendaratkan kecupan di keningku. Aku meringis, melirik beberapa pasang mata yang menatap kami lantas berbisik-bisik. Aku tahu apa yangmereka bicarakan, hanya saja aku tidak mau ambil pusing. Keputusan terbaikku adalah berpacaran dengan cowok yang punya predikat badboy-nya kampus. Jadi untuk urusan dibicarakan di belakang aku tak peduli.

"Kita mau kemana?" tanyanya melepaskan pelukanku. "Apa yang akan kita lakukan hari ini?"

Aku berfikir, kira-kira hal apa yang bisa kami lakukan untuk mengurai kebosanan. Apalagi dia yang tidak punya kegiatan apapun karena di skors dari perkuliahan.

"Bagaimana kalau....." aku menemukan sebuah ide yang terlintas begitu saja di benakku. Ku telisik tubuh tingginya itu dari atas sampai bawah. Kaos hitam dengan cardigan hitam dan celana jeans belel hitam serta sneakers hitam membuatku yakin jika cowokku ini adalah maniac hitam.

"Oke! Gue tau!" aku tersenyum lebar.

"Kemana?"

Aku menariknya tanpa berkata.

"Ikuti aku!"

****

"Alisha, aku tidak mungkin masuk ke dalam!" Alexander menahanku. Ia menggeleng berkali-kali dengan raut wajah lucu.

Aku tertawa, menatap toko pakaian yang berdiri di depan kami. Beberapa saatyanglalu aku mengatakan padanya akan membelikan beberapa baju berwarna cerah. Meskipun dia terus mengatakan tidak setuju dengan ide konyolku.

"Ayolaaah.....aku bosen melihatmu memakain pakaian dengan warna yang sama setiap hari!" cetusku mendorong tubuhnya dari belakang.

Dia tak bergeming, justru berbalik arah menatapku.

"Apapun akan aku lakukan untukmu oke?" ia menangkupkan kedua tangannya di pipiku. "Asalkan aku tak memakai pakaian berwarna warni seperti itu!"

"Aku mohon.....!" Aku menangkupkan kedua tanganku, dengan wajah memelas. "Kamu seperti orang yang tak pernah ganti baju."

"Biarin! Aku nggak peduli."

"Tapi aku peduli."

Dia berdecak.

"Pleaseeeee.....!" mohonku sekali lagi.

Alexander mendengus, belum menjawabku.

"Pleaseee...." sekali lagi aku mencoba merajuk.

Kali ini dia membuang tatapannya ke segala arah.

"Please!" aku mencium pipinya.

Di berdecak kecil, menghembuskan nafas pasrah lalu menarik tanganku. "Baiklah..." katanya kemudian."Tapi jangan yang norak. Aku tidak suka."

Aku mengangguk setuju. Bersemangat membuka pintu kaca toko pakaian tersebut. Beberapa pramuniagamenyambut kami dengan senyuman saat kami masuk ke dalam.

*******

Langsung ku tarik tangan Alexander ke deretan baju couple. Aku tahu dia tak bersemangat, namun dia tetap mengikutiku.

iL Legame (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang