Tinggalkann jejakk😁🙏
***
"Aku gak sudi bu, punya anak penyakitan," teriak seorang lelaki menggema di seluruh ruangan, membuat semua orang ketakutan, tetapi tidak membuat seorang wanita paruh baya meruntuhkan niatnya untuk meyakinkan anaknya tersebut."Pikiranmu sudah dicuci oleh wanita itu, semenjak kepergian Ratna, kamu sudah tidak menyayangi Keyva seperti dulu, kamu membedakan antara Kayla dan Keyva, kamu lebih menyayangi Kayla, kamu selalu memperlakukan Keyva layaknya budak," meskipun usiannya sudah tua, dia hanya ingin semua cucunya dihargai layaknya seorang anak, bukan seorang budak
Racun apa yang diberikan oleh wanita itu, sehingga anaknya sangat menurut kepadanya untuk memperlakukan Keyva seperti budak.
"Bu, stop, ini memang keputusan saya, kenapa saya lebih memilih Kayla dari pada Keyva, saya lebih menyayangi Kayla karena saya tahu, Kayla akan menjadi sukses, Kayla anak pintar dan tidak penyakitan, saya yakin, dia akan memajukan perusahaan saya, tidak seperti Keyva yang penyakitan, paling sebentar lagi dia mati," tanpa mereka ketahui, seorang gadis yang melihat di balik jendela langsung lemas seketika
Ayah kandungnya sendiri pun menginginkanya mati, apa salah Keyva, dia juga tidak menginginkan penyakitnya, gadis tersebut langsung berlari meninggalkan rumah dengan tangisan yang semakin deras.
"Kamu memang gak punya hati, kalo kamu tidak ingin merawat Keyva, labih baik Keyva tinggal bersama saya, dan yang perlu kamu tahu, Keyva jauh lebih pintar dari pada Kayla."
Seketika gadis yang dari tadi diam saja itu pun membuka suara, "kenapa sih, nenek selalu membela Keyva, nenek tidak pernah menyayangi Kayla, Kayla akan buktikan kalau Kayla jauh lebih pintar dibanding Keyva," Kayla tidak terima dirinnya dibanding bandingkan dengan anak penyakitan itu.
"Saya gak salah denger, Ibu mau merawat Keyva, dari mana Ibu dapat uang untuk pengobatan Keyva, setelah cerai dengan Ayah, Ibu tidak mendapatkan harta sepeserpun kan, udahlah, Ibu keluar aja dari rumah ini sekarang," wanita paruh baya tersebut keluar dengan rasa bersalah yang sangat besar, benar yang dikatakan anaknya, dari mana dia mendapatkan uang untuk pengobatan Keyva, karena kali ini kesembuhan Keyva lebih penting dari segalannya.
***
Seorang gadis terduduk lemas disebelah makam mamanya, tangisannya pun belum reda, dan kini hujan deras pun mengguyur tubuhnya, ia tidak memperdulikan pakaiannya yang lusuh dan bercampur tanah, kali ini ia benar benar ingin bersama mamanya.
"Maa, kenapa semua ini terjadi pada Keyva maa, kenapa setelah Mama pergi, kasih sayang semua orang juga ikut pergi ma, apa salah Keyva ma, Keyva juga tidak ingin penyakitan seperti ini, kenapa Papa ingin Keyva cepat mati ma, sebenci itukah Papa sama Keyva ma," tangisannya semakin deras seperti hujan yang saat ini turun, seakan akan hujan ikut menangis mendengar curhatan Keyva.
"Lo boleh aja nangis, tapi jangan biarkan keadaan yang ngendaliin lo, tapi sebaliknya, lo yang harus ngendaliin keeadaan," merasa tidak mengenal suara tersebut Keyva langsung mengangkat kepalanya dan melihat laki laki seusiannya berdiri dengan memegang satu payung agar tubuhnya tidak terkena hujan.
"Gausah nangis, lo harus buktiin ke mereka semua kalo lo bisa sembuh, ayo gue anter pulang," aneh, kenapa tatapannya membuat Keyva merasa tenang.
"Aku bisa pulang sendiri," Keyva berjalan menjauhi pemakaman dengan diterpa dinginnya hujan, tetapi laki laki tersebut masih berada disana memandangi Keyva yang mulai berjalan menjauh.
"Benar benar mirip," setelah Keyva sudah tidak terlihat lagi, laki laki tersebut memasuki mobilnya lalu pulang.
***
Gimana cerita awalnya, seru atau enggak, ini cerita pertama aku, the first yaa😂
Jadi, kalo ada kesalahan penulisan tanda baca atau yang lainnya, mohon dikoreksi ya🙏Sengaja uploadnya hari pertama puasa, biar berkah gitu😂
Jangan sider pliissss☹️
Komen next untuk chapter selanjutnyaa🌈
Jangan lupa vote ya kawaann kawankuuu😂Insyaallah saya akan upload cerita ini satu minggu dua kali yaa gesss😁
Follow ig : zerlinaaris
Kalo folback dm aja🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts
Teen FictionKeyva argatama, seorang gadis yang tidak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri, harus melawan penyakitnya sendirian, dikhianati, dicaci maki. Hidupnya sehari hari diiringi tangisan, kecewa, dan rasa putus asa. Akankah keyva bisa menjalani semuany...