42|| Tidak Bisa Diungkapkan Lewat Kata-Kata🍁

2.6K 110 3
                                    

"Malaikat kecil yang selalu diharapkan akhirnya hadir diantara kita."

-Rafa Alexander Bramasta.-


"Aku hamil."

Kedua mata dengan netra hitam mengerjab berkali-kali. Ia terdiam cukup lama untuk mencerna kalimat yang baru saja ia dengar. Tanpa sadar tangannya sudah berada dipipi chubby sang istri.

"A-aku gak salah denger?" Tanya Rafa memastikan.

"Emang aku keliatan becanda ya?" Tanya Natasha balik.

Untuk kedua kalinya seorang Rafa Alexander Bramasta merasakan kebahagian tiada tara. Pertama ia menikahi wanita yang ia cintai dan kedua wanita yang ia cintai mengandung anaknya.

Tuhan, aku percaya jika sesuatu akan indah pada waktunya. Aku percaya jika kesedihan akan hilang seiring waktu berjalan. Dimana kita bisa melewati dengan rasa sabar dan selalu berusaha.

"Aku bakal jadi ayah." Rafa memeluk Natasha cukup erat.

Posisi mereka membuat keduanya merasa nyaman. Natasha merasakan pundaknya basah. Ia mengernyit binggung lalu mengangkat wajah Rafa.

"Eh?" Natasha terkejut melihat Rafa menangis.

Hatinya menghangat.

"A-aku seneng banget,"

Rafa mencium punggung tangan Natasha beberapa kali. Natasha bisa merasakan air mata Rafa ikut terjatuh ditangannya. Caca jadi ikut terharu guys.

"Makasih.. makasih banyak. Kamu udah mewujudkan mimpi ku lagi, a-aku gak bisa ngungkapin semua ini pake kata-kata."

Kedua tangan halus menyapu air mata diwajah tampan Rafa. Natasha tersenyum manis. Rafa pantas mendapatkan kebahagian juga.

Sebentar lagi keluarga kecil mereka akan bertambah lengkap dengan adanya malaikat kecil yang selalu mereka nanti-nantikan. Rafa mencium kening Natasha cukup lama. Dalam hati ia terus mengucapkan terima kasih.

"Aku bakal jadi Ibu dan kamu Ayah. Semoga, anak kita kelak akan jadi anak yang senantiasa diberi anugrah oleh tuhan."

Rafa mengangguk mengaminkan dalam hati. Ia memposisikan Natasha duduk dihadapannya tidak lagi dipangkuannya.

"Sayang, baik-baik disana." Bisik Rafa diperut Natasha yang masih rata.

Natasha terkekeh geli lalu mengusap rambut hitam legam milik Rafa. Sudah cukup air matanya jatuh dimasa lalu, sekarang giliran senyuman dimasa depan.

"Kamu mau anak cewek atau cowok?" Tanya Natasha.

"Apapun, yang penting ia selamat dan bisa kita sambut dengan hangat ke dunia barunya." Tutur Rafa.

Kini air mata bahagia terjun bebas dipipi chubby itu. Ia menatap Rafa yang masih betah mengelus perut ratanya.

"Kamu tau gak sih? Aku bahagia banget pas tau kalo aku hamil, aku gak bisa bayangin wajah kamu kaya gimana. Dan sekarang--"

Rafa mendongkak. Ia menyunggingkan senyum tipis lalu mengecup kedua mata Natasha secara bergantian.

"Sekarang, aku gak bisa ungkapin semuanya dengan kata-kata. Tapi kalo kamu tau perasaan aku kaya apa? Sekarang aku merasa jadi orang paling bahagia didunia ini." Rafa menyatukan keningnya dengan Natasha.

"Aku terus dihantui sama rasa bersalah kalo inget kejadian dulu, aku ngerasa jadi orang paling jahat didunia ini karena kamu masih mau nerima aku. Aku, aku yang selalu nyakitin kamu."

Natasha menggesekan hidung runcingnya dengan hidung mancung Rafa. Mereka berdua terkekeh bersamaan dengan air mata yang keluar dari kedua mata mereka masing-masing.

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang