28|| Datang Tidak Untuk Menyakiti🍁

2.2K 113 4
                                    

__________

"Senyum mu bagai candu untuk ku,"

__________


Pagi ini seorang CEO muda terlihat berbeda. Ia memasang jas hitam ke tubuhnya, tanpa dasi yang mencekik lehernya ia membuka kedua kancing atas. Membenarkan sedikit rambut hitamnya.

Selalu seperti itu, namun tidak pernah ada yang menergurnya. Tentu, karena itu adalah perusahaannya sendiri.

Biasanya ia akan langsung pergi menuju perusahaan namun kali ini ia akan menjemput gadis pujaannya. Ia segera melesatkan mobil sedannya menuju kediaman Mahesya, Natasha. Rafa sudah memberikan pesan karena ia akan menjemputnya.

Jangan tanya dari mana ia mendapatkan nomor ponsel baru Natasha, kejadian semalam membuat mereka langsung dekat. Sejauh mentari sekarang sedekat nadi.

Setelah sampai, gerbang yang menjulang tinggi terbuka. Rafa berterima kasih sebentar pada Pak Satpam lalu memarkirkan mobilnya diperkarangan rumah Mahesya.

"Kan aku udah bilang, jangan jemput aku." Rafa baru saja keluar sudah kena omel.

Seketika Natasha diam, ia terpesona pada CEO Muda Bramasta. Lihatlah betapa seksinya pria ini, kancing atas terbuka memperlihatkan dadanya yang begitu bidang dan berotot. Rambut sedikit tertata rapih. Dan oh! Jangan lupakan wangi maskulin itu langsung menusuk indra penciumnya.

Sementara Rafa juga dibuat kagum. Bagaimana Natasha kini terlihat sangat cantik dengan rok lipat berwarna hitam dan baju berwarna crime yang dibaluti oleh jas putihnya. Disana tertera nama serta jabatannya sebagai dokter.

Terlihat sangat seksi dan anggun.

"Caca! Kamu lupa ba--" ucapan Nita terpotong melihat puterinya dengan pria yang sangat familiar dimatanya.

Rafa, nama itu langsung terlintas dibenaknya. Nita memperhatikan keduanya yang masih diam akan pesona mereka masing-masing. Sudah lama Rafa tidak mampir kemari.

Dengan senyum jahil, Nita melipat kedua tangannya diatas dada. Lalu berdeham menyadarkan keduanya.

"Ekhem! Banyak nyamuk." Nita berpura-pura menepuk tangannya ke udara.

Membuat Rafa dan Natasha tertegun bersamaan. Hal itu sontak membuat Nita terkekeh.

"Sampai gak sadar ya ada orang disini, aduh." Ucap Nita masih dengan menepuk udara.

Rafa tersenyum lalu mendekati Nita untuk bersalaman. Sudah sangat lama ia tidak kemari, dan Tante Nita terlihat awet muda seperti Mommy-nya.

"Pagi Tante," ucap Rafa setelah bersalaman.

"Pagi juga myboy. Kenapa gak pernah main ke sini lagi, huh!? Lupa jalan!?" Tanya Nita dengan garang.

Rafa terkekeh. "Maaf tante, pekerjaan dikantor benar-benar membuat Rafa sibuk." Ucap Rafa.

"Mantu idaman, Mamah." Nita melayangkan kecupan manis diseluruh wajah Rafa terkecuali bibirnya.

Sementara Natasha mencibir pelan. Sekarang yang menjadi nyamuk adalah dirinya. Menyebalkan.

"Bener kata Mamah, banyak nyamuk." Natasha mengikuti perbuatan Nita tadi, dan hal itu sukses membuat gelak tawa Nita pecah.

"Hahaha, lagian kalian ini. Pagi-pagi udah tatapan-tatapan aja, mana Mamah panggil gak nyahut." Nita menyerahkan paper bag berwarna merah muda pada Natasha.

"Ketinggalan," Natasha menyengir.

"Hehe, lupa."

"Nanti pulang harus mampir dulu ke sini. Gak ada penolakan, buat Rafa kamu hutang cerita sama Mamah." Ucap Nita sedikit merajuk.

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang