15|| Jumpa kembali🍁

2.3K 121 5
                                    

Senja itu indah, namun hanya sesaat.

Natasha william mahesya.

▪▪▪▪▪

Tiga tahun berlalu begitu cepat. Gadis dengan rambut cokelat panjang itu sedang asik dengan laptop dipangkuan nya. Sesekali memikirkan deskripsi yang sudah ia buat sematang mungkin.

Tepat dicafe pertama kali ia kembali ke amerika, tempat ini menjadi favoritenya. Terkadang Kevlar pun membantu nya mengerjakan tugas, bahkan pegawai yang lain pun tidak keberatan bahkan mereka senang jika Caca berada dikafe.

Caca menyeruput cholatte milk nya. Matanya masih fokus pada layar laptop, suasana dikafe sejak dua bulan yang lalu sudah ramai pengunjung. Semua berkat kerja keras mereka semua, suara lonceng tanda pengunjung datang berbunyi.

Caca yang sedang fokus akhirnya teralihkan menatap seseorang yang baru saja datang. Seketika kedua matanya melebar, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Ma-malven," gumam Caca.

Benar tidak salah lagi jika itu Malven. Lelaki itu tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dengan senyuman yang ia berikan kepada pegawai disana, Caca segera menggunakan kacamata hitam miliknya saat Malven berjalan menuju kursi kosong didepannya.

"God help me plieasss," ucap Caca dalam hati.

Benar saja Malven duduk dikursi kosong dihadapannya. Caca seperti mati rasa. Bergerak sedikit pasti akan menimbulkan tanda tanya bagi Malven. Ahh--rasanya ia ingin mati sekarang juga.

"Lihatlah, ada apa dengan Natasha." Ucap Roy sahabat Kevlar sekaligus pegawai dikafe ini.

Kevlar yang berada diparty menoleh ke belakang. Dan benar saja ia melihat Natasha bergerak tidak menentu, laptop yang tadi dipangkuannya kini sudah ada dimeja dekat Cholatte milknya.

"Benar, sepertinya ia mengenali pria didepannya itu." Ucap Kelvar yang diangguki oleh Roy.

"Sebaiknya kau menghampiri gadis itu," Kevlar mengangguk. Ia berjalan menunju meja pojok yang selalu gadis itu pakai untuk istirahatnya.

"Natasha, kau baik-baik saja?"

Caca menutup kedua mata dengan kuat. Bahka Kevlar datang diwaktu yang tidak tepat, namun Caca berusaha sebisa mungkin melewati Malven tanpa membalas ucapan pria itu nanti.

Malven yang awalnya sibuk dengan ponsel kini beralih pada gadis didepannya. Tidak asing, bahkan nama yang disebut oleh pelayan disini persis Natasha miliknya, bukan bukan. Malven mengamati pergerakan wanita itu sampai pada saat Caca tersenyum dan hendak meninggalkan kafe reflek Malven menahan tangannya.

"Ca, ini bener lo kan?" Tanya Malven dengan ragu.

Caca sudah tidak dapat berucap. Ia memilih menepis tangan Malven dan segera pergi dari tempat ini. Ada rindu yang terselip ketika mereka bersentuhan tapi Caca harus egois. Kali ini ia tidak ingin tersakiti oleh siapapun.

"Ca! Ca, tunggu gue." Malven melangkah mengejar Caca yang semakin mempercepat langkahnya.

Malven sudah tidak peduli tentang pertemuannya dengan para pembalap lainnya. Yang sekarang ini ia ingin mengejar wanita itu. Natasha, bahkan Malven hampir menitikan air mata jika benar itu adalah Caca.

"Haii boy, bisakah kau melepaskannya saja?" Tanya Kevlar yang menghadang jalan Malven.

Terlihat lipatan-lipatan kecil didahi Malven. Ia tidak mengenali pria ini tapi mengapa dia menghalangi jalannya. Malven mulai curiga jika pria ini adalah

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang