36|| Keponakan Tante🍁

2.5K 115 4
                                    

"Bahkan kata-kata saja tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya aku."

-Nathan William Mahesya-


Dering ponsel menggema diseluruh ruangan bernuasa abu-abu. Terlihat dua insan sedang senang dialam mimpi sambil memberikan kehangatan satu sama lain.

Jam menunjukan pukul satu dini hari. Namun tidak bisa dipungkiri jika suara ponsel itu sangat mengganggu. Tangan mungil itu meraba nakas. Dengan mata yang masih terpejam ia berusaha menerima panggilan dari orang yang tidak tahu diri.

Ia tidak tahu diri, sudah tahu ini jam orang istirahat.

Hallo?||

Natasha masih terpejam bahkan tidak tahu siapa yang ia terima telfon ini.

||Hallo, lo bisa ke rumah
sakit tempat kerja lo gak?

Natasha membuka matanya perlahan. Ia menatap binggung siapa yang menelfonnya malam-malam seperti ini. Ralat menuju subuh.

Ngapain?||

||Vanessa proses ngelahirin,
   gue disuruh mama sama papa
   ngabarin lo

Kedua mata itu melebar beberapa senti. Ternyata Nathan ia fikir tadi siapa. Tapi tunggu-- apa katanya melahirkan?

Gak becandakan Bang?||

||Buruan!

Pip.

Tanpa menunggu lagi Natasha langsung membangunkan Rafa yang masih tertidur pulas. Sebenarnya ia tidak tega membangunkan suaminya itu. Tapi apa boleh buat.

"Rafa... bangun." Cicit Natasha.

"Sayang bangun.. ada hal penting." Bisik halus Natasha.

Wanita itu menyeringai kecil ketika Rafa langsung membuka kedua matanya. Membangunkan pria itu harus dengan cara yang berbeda dari yang lain.

Wajah bantal itu sangat terlihat diwajah tampan Rafa. Natasha terkekeh lalu memasuki kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Rafa mendengus pelan lalu bangun dan berjalan menuju kamar mandi. Dilihat Natasha sedang mengeringkan wajahnya dengan handuk.

"Kita harus ke rumah sakit, Kak Vanessa malam ini bersalin." Kata Natasha.

Rafa mengusap wajahnya kasar. "Hm." Jawab Rafa seadanya.

Natasha membuka lemari dan mencari pakaian yang lebih baik dan santai. Ketika sudah mengganti pakaiannya ia mengulas senyum ketika melihat wajah Rafa masih sangat lesu.

"Nanti juga kamu ngerasain, siap-siap. Aku tunggu dibawah." Ujar Natasha.

***

Perjalanan menuju rumah sakit terasa begitu cepat. Faktor satu dini hari, ditambah jalan raya yang begitu sepi. Mungkin hanya ada satu atau dua saja. Itupun termasuk mobil milik Rafa.

Setelah memarkirkan mobilnya Rafa dan Natasha bergegas memasuki rumah sakit swasta ini. Mereka berdua sudah diberi tahu jika tempatnya dikamar melati nomor 302.

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang