34|| Makan Malam🍁

2.3K 107 5
                                    

"Cemburu itu wajar, karena takut kehilangan."

-Agatha Farendra Pratama-

Seorang wanita yang menggunakan dress panjang berwarna merah sedang berada didepan cermin rias. Ia tersenyum manis tak kala melihat dirinya dipantulan cermin.

Terakhir ia mengoleskan liptcriem dibibirnya. Terlihat begitu sempurna dan anggun. Natasha tidak tahu bagaimana reaksi Rafa ketika melihatnya nanti.

"Sayang, sudah selesai?" Tanya Rafa dibalik pintu.

Pasalnya Natasha mengunci pintu kamar mereka. Entahlah, wanita itu bilang ingin memberikan kejutan kecil sebelum mereka pergi ke acara makan malam bersama rekan bisnisnya.

"Sebentar aku buka pintu dulu."

Ketika pintu berwarna putih itu terbuka. Terlihat Natasha dengan wajah cantik serta gaun yang terlihat sangat anggun saat ia pakai. Rafa tak dapat berkata-kata. Bahkan matanya tak berhenti menatap wajah cantik itu.

"Yuk berangkat, keburu telat." Ajak Natasha.

Rafa masih tidak berkedip bahkan sekarang hatinya terus memuji kecantikan sang istri.

"Raf..." Natasha melambaikan tangan ke depan wajah Rafa.

"Ekhem." Deham Rafa canggung.

"Sepertinya kita tidak jadi berangkat." Ucap Rafa sambil memalingkan wajah.

"A-ada apa? Aku udah siap-siap dari tadi lho. Masa gak jadi,"

Rafa memperhatikan Natasha dari atas sampai bawah. Bahkan ia saja langsung tidak bisa berkata-kata melihat istrinya cantik seperti ini. Bagaimana nanti mereka sampai disana.

"Kamu terlalu cantik. Bagaimana jika para pria disana menyukai mu," ungkap Rafa.

Natasha seketika menahan tawa yang hendak pecah. Namun ia masih menghargai ungkapan Rafa.

"Jadi... kamu cemburu?" Tanya Natasha, dengan wajah jahil.

"Siapa yang cemburu? Kaya anak kecil aja." Elak Rafa.

"Kalo gak cemburu, kenapa gak jadi? Gengsi kamu kurangin." Kata Natasha.

Ia segera memeluk sebelah tangan Rafa dan menggiring untuk turun ke lantai bawah. Sementara Rafa memilih pasrah meskipun hatinya gelisah.

"Meskipun mereka suka sama aku. Belum tentu aku suka sama mereka," ucap Natasha saat mereka sudah diluar.

Rafa masih diam membuat Natasha gemas ingin mencubit ginjalnya. Untung sayang:')

"Kamu kenapa jadi diemin aku gini si? Lagipula aku gak bakal tertarik sama mereka. Aku udah punya kamu, dan selamanya akan begitu." Jelas Natasha mengebu-ngebu.

Terdengar helaan nafas pelan. Natasha langsung mencubit pipi Rafa membuat sang pemilik meringis sambil menoleh.

"Jangan diemin aku kaya gini, aku takut." Cicit Natasha.

Rafa mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Natasha. Ia meraih pinggang sang istri dan merapatkan jarak antara keduanya.

"Maaf, aku gak bermaksut bikin kamu takut."

"Jangan gini, yaudah deh. Kalo kita gak jadi makan malam sama temen bisnis kamu juga gak papa, asalkan kamu gak diemin aku kaya tadi." Rafa mengusap pelan pipi lembut Natasha.

"Kita jadi makan malam, asal jangan jauh-jauh dari aku." Kata Rafa manja.

Natasha memukul kecil tangan Rafa yang berotot. Padahal pria itu juga sangat tampan, tidakkah ia berfikir jika nanti diacara itu para wanita karir akan memuja ketampanannya.

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang