08|| Jodoh Jimin🍁

2.4K 122 0
                                    

Kembali menghancurkan dan pergi dengan luka yang berhamburan, terima kasih untuk kali ini luka mu akan ku simpan dengan baik

-Natasha william mahesya"


Caca Pov.

Ingin tau yang ku rasakan sekarang? Pasti kalian sudah bisa menebaknya bukan? Aku jadi salut dengan mereka yang bisa berpura-pura tegar sedangkan Aku hanya menangisi seseorang yang mungkin tidak akan pernah kembali lagi.

Aku benar-benar tidak tau jika ucapan nyonya bramasta itu akan mengubah Rafa kembali seperti dulu.

Ini sungguh diluar pikiran ku, Aku pasrah, Aku lelah dengan semua ini jika memang seperti ini ada nya lebih baik kita tidak bertamu lagi bukan?

Aku menatap ponsel ku yang sedari tadi berdering. Ahh-- aku muak yang ku inginkan sekarang hanya lah ketenangan dan bebas dari rasa sakit ini.

Aku terduduk dikursi yang sudah disediakan dipinggir jalan. Mereka yang melihat ku pasti bisa menebak sedang apa aku sekarang, aku tidak peduli yang pasti aku benci hari ini sangat sangat benci terutama cowok bernama Rafa alexander bramasta itu.

Tapi hati ku tidak bisa berbohong jika aku masih mencintainya. Takdir ku sungguh lucu, dipertemukan lalu dijauhkan seperti itu sampai aku selalu menjadi korbannya.

Tak terasa ternyata air mata terus menetes hingga sebuah tangan membendung air mata ku. Aku mendongkak dan ternyata dia adalah---

____________♤____________

Suasana sarapan dimeja makan sangat menyengkram. Tidak ada ucapan yang terdengar dari bibir manusia biasanya hanya terdengar detingan sendok dan garpu yang saling beradu.

Semenjak pulangnya Mr. Mahesya dan Mrs. Nitta dari london kemarin suasana rumah sangatlah akward. Terlebih lagi caca tidak bersuara sama sekali ia hanya sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Ekhem!"

Deheman Mr. Mahesya membuat kedua anak dan istrinya menoleh tentu saja ada sesuatu yang ingin diucapkan jika mengode seperti ini.

"Sayang apa kamu tidak senang melihat papah dan mamah mu pulang?" Tanya Mr.Mahesya

"A-anu itu hmm caca seneng ko pah, bahkan aku kangen banget sama kalian" ucap Caca dengan nada dibuat sedih membuat mereka yang berada dimeja makan terkekeh geli melihatnya.

"Benarkah? Kau nampak terlihat murung?" Tanya Mr. Mahesya lagi.

"Pms mungkin pah" ujar nathan sambil memasukan nasi goreng ke mulutnya.

"Bener itu sayang?" Tanya Mrs. Nitta

"Hmm iya mah" jawab Caca.

Setelah sarapan selesai Nathan menyuruhnya menunggu didalam mobil ntah apa yang membuat kakaknya itu mengajaknya pergi ke kampus bersama, yang pasti perasaan caca tidak enak akan hal tersebut.

"Udah yuk berangkat" ucap nathan pada caca yang mengangguk dan menggunakan sabuk pengamannya.

Hening. Itulah suasana yang dapat digambarkan disituasi saat ini, tidak ada yang mau membuka suara terlebih dahulu keduanya sama-sama sibuk meskipun caca sebenarnya lebih asyik memandangi jalan raya.

"Soal Rafa lo bisa jelasin?" Pertanyaan Nathan reflek membuat caca menoleh.

Bagaimana kakaknya bisa tau. Atau jangan-jangan malven? Ahh-- yang pasti perasaan tidak enak itu ternyata ini nathan mengetahui hubungan nya dengan Rafa kembali kandas.

Caca menunduk tak berani menjawab. Ia masih takut ke marahan sang kakak, ia masih ingat jelas saat nathan tidak mengizinkannya bertemu dengan Rafa saat bangku sekola dulu.

"Natasha gue butuh jawaban lo bukan malah diem" ujar Nathan.

"Udahlah bang gak usah dibahas, lagian caca udah bosen juga" dusta Caca yang sebanarnya didalam hati berkata ia masih mencintai lelaki itu.

"Lo bisa bohongin orang lain, tapi gak buat gue natasha! Gue abang lo. Kalo lo lupa" ujar Nathan yang mulai terpancing emosi.

Caca tidak ingin melihat Nathan menghajar Rafa lagi cukup kemarin tidak untuk sekarang. Biar pun ia terluka asalkan orang yang ia cinta bahagia, toh jodoh tidak ada yang tau siapa tau ia akan berjodoh dengan Park jimin. Halu authoor~~

"Bukan jodoh bang" balas Caca melemas.

Nathan sebenarnya ingin adik nya itu jujur mengenai permasalahan ini. Tapi dilihat dari kondisi Caca ia kembali menurunkan emosinya yang sempat naik, lebih baik ia mencari tau sendiri.

Akhirnya mereka sampai dikampus. Dengan cepat Caca membuka pintu mobil dan meninggalkan Nathan yang masih memperhatikan gerak-geriknya. Caca ini tidak pernah berubah selalu saja menghindari luka nya sendiri.

"Woy Ca!!" Teriakan Agatha mampu membuatnya berhenti.

Agatha menghampiri Caca yang terlihat terburu-buru bahkan gadis itu sempat menubruk orang tadi. Ia memincingkan matanya menelusuri keadaan Caca yang sepertinya sedang mengalami broken heart.

"Lo putus sama Rafa?" Pertanyaan Agatha membuat Caca memutar bola matanya malas.

Lagi lagi pertanyaan mengenai Rafa. Tidak ada habis-habisnya orang sekitar menanyakan hal itu. Lebih baik menanyakan sepuran area balapan yang akan diadakan dua hari lagi. Caca jadi rindu Area menstrim dimalam hari.

"Ehh dua hari lagi start jadikan?" Tanya Caca mengalihkan pembicaraan.

"Ya ya ya lo mau ngalihin pembicaraan kan? Dua hari lagi dengan tawaran dua juta" kata Agatha.

"Gue ikut. Kangen gue hehe"

"Lo yakin mau ikutan lagi? Nanti kepergok Nathan mati digantung gue" ujar Agatha sambil membayangkan jika dirinya benar-benar digantung oleh Nathan.

"Yakin seratus persen" ucap Caca antusias.

"Kalo ketauan Nathan gue gak tanggung jawab" ujar Agatha.

Caca berdecak sahabat satunya ini sangat takut dengan Natha. Ia selalu menghayal yang tidak-tidak seperti contohnya beberapa minggu yang lalu ia membayangkan jika dirinya dibunuh hidup-hidup oleh Nathan karena membawa nya pergi tanpa seizin Nathan.

Benar-benar bodoh Agatha ini.

"Gue yang tanggung"

Mereka berjalan beriiringan menuju kelas. Masih setengah jam dosen akan masuk jadi mereka memilih untuk menceritakan hal-hal unfaedah atau sekedar menanyakan cogan dari fakultas lain.

"Gue denger dari ghibahan anak kelas ini, lo lagi deket sama chandra anak Arsitect itukan" ucap Caca.

"Ho'oh ganteng bonus manis banget melebihi gula" kata Agatha sambil menopang dagunya.

"Masih gantengan juga Rafa" gumam Caca.

"Ngomong apa lo tadi?" Tanya Agatha memastikan.

"Gantengan juga aziel anak semester satu" jawab Caca.

"Yaa itu mah laen lagi dongo! Gue juga demen mana bule lagi"

"Ya ya ya Caca lupa tadi ada yang melebihi ucapannya tentang doi"

"Eh si anjiir"


□▪■■▪□

Tbc.

Thanks for 1k reader tercintah❤
Btw maaf yaa updatenya suka lama, karena kadang" mentok atau nulis yang laen. Maklumin ya hehe

Jangan lupa vote. Btw authoor ngerasa ceritanya makin ga nyambung:(

Jadi next or unpublis?

JUNIOR 2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang